TAFSIR JALALAIN QS AL FALAQ
تفسير سورة الفلق
Tafsir Surah Al Falaq
(Oleh : Aditya
Bahari)
Tafsir Surah Al Falaq
Surat Al-Falaq merupakan surah ke
113, terdiri dari 5 ayat, Al-Falaq artinya “waktu Subuh”. Surah ini termasuk
surah madaniyah, surah ini dan surah setelahnya ( An Naas) diturunkan secara
bersamaan. Oleh karena itu dinamakan, Al-Mu’awwidzatain (dua pelindung)[1]
Penyebab turunnya surah
Al-Falaq
Surah ini turun dan yang
setelahnya, ketika Labid Al Yahudi menyihir Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada sebuat watar (tali busur panah), padanya terdapat 11 ikatan,
maka Allah memberitahu Nabi-Nya tentang hal tersebut (sihir) dan juga
tempatnya, maka dihadirkan dihadapan beliau dan beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam diperintahkan agar berlindung dengan dua surah ini, maka tiap
kali beliau membaca ayat dari dua surat ini (Al Falaq & An Naas) maka ikatannya
terlepas dan beliaupun merasa ringan sampai semua ikatan lepas , beliau bangkit
berdiri seakan-akan bangkit dari ikatan pengekang.[2]
Kabar tentang Nabi tersihir shahih
disebutkan oleh Imam Bukhari & Muslim, akan tetapi dikaitkan dengan surat
Al-Falaq dan An Naas sebagai Asbaabun Nuzul maka ini pendapat yang lemah. Bahkan
Imam Ibnu Katsir berkata:
وَفِيهِ غَرَابَةٌ، وَفِي بَعْضِهِ نَكَارَةٌ شَدِيدَةٌ،
وَلِبَعْضِهِ شواهد مما تقدم، والله أعلم
“Dalam cerita tersihirnya Nabi (dikaitkan)
sebagai asbabun nuzul terdapat keanehan dan pada selainnya terdapat
kemungkaran, dan dalam riwayat lain ada penguat Wallahu A’lam”.[3]
Para pembaca yang dirahmati Allah Ta’aala, sebagaimana
pada tafsir An Naas yang lalu di surah ini juga mengandung dua hal
1.
Berlindung kepada
2.
Dan berlindung dari apa
Kita berlindung kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’aala
dari apa yang akan disebutkan dalam ayat kedua dan saterusnya
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
“(1)
Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh
Tafsiir Jalalain:
{قُلْ أَعُوذ بِرَبِّ الْفَلَق} الصُّبْح
Katakanlah, “Aku berlindung kepada
Tuhan yang menguasai subuh; yakni waktu shubuh
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“(2)
dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan
Tafsiir Jalalain:
{مِنْ شَرّ مَا خَلَقَ} مِنْ حَيَوَان
مُكَلَّف وَغَيْر مُكَلَّف وَجَمَاد كَالسُّمِّ وَغَيْر ذَلِكَ
dari kejahatan (makhluk yang) Dia
ciptakan yakni; Dari manusia yang berakal (dibebani) beban syariat, maupun yang
tidak berakal seperti hewan, juga benda mati seperti racun dan yang lainnya
Pembaca yang dirahmati Allah, dalam kehidupan
ini ada 3 hal yang Allah Subhaanahu Wa Ta’aala ciptakan yang perlu kita ketahui
1. Kebaikan mutlak
2. Keburukan mutlak
3. Kecendurang pada kebaikan ataupun kebaikan
Contoh dari kebaikan yang mutlak:
Surga, contoh dari keburukan yang mutlak: Neraka, adpaun kita manusia termasuk yang
ketiga. Karena manusia memiliki kecenderungan pada keburukan
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ
لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang.[4]
Dan juga Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam setiap khutbah hajah beliau berkata:
وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا
Kami berlindung kepada Allah dari
kejahatan diri-diri kami[5]
Khalwah binti Hakim As-Sulamiyyah radhiyallahu
‘anha berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ نَزَلَ مَنْزِلاً ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ
التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. لَمْ يَضُرَّهُ شَىْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ
مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ
“Barangsiapa yang singgah di suatu
tempat lantas ia mengucapkan ‘A’UDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMAATI MIN SYARRI
MAA KHOLAQ (artinya: Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang Maha
sempurna dari kejahatan setiap makhluk)’, maka tidak ada sama sekali yang dapat
memudaratkannya sampai ia berpindah dari tempat tersebut.”[6]
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
“(3)
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
Tafsiir Jalalain:
{وَمِنْ شَرّ غَاسِق إِذَا وَقَبَ} أَيْ
اللَّيْل إِذَا أَظْلَمَ وَالْقَمَر إِذَا غَابَ
dan dari kejahatan malam apabila telah
gelap gulita, yakni; dari malam jika gelap gulita, dan purnama yang hilang
Kenapa dikhususkan malam? Karena
seringnya terjadinya kejahatan adalah pada waktu malam, baik itu gangguan setan
sebagaimana pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita semua
لَا تُرْسِلُوا فَوَاشِيَكُمْ – أي كل ما ينتشر من ماشية وغيرها
- وَصِبْيَانَكُمْ إِذَا غَابَتْ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ ،
فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْبَعِثُ إِذَا غَابَتْ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ
فَحْمَةُ الْعِشَاءِ
"Jangan lepaskan hewan ternak
kalian dan anak-anak kalian apabila matahari terbenam hingga berlalunya awal
waktu Isya. Karena setan bertebaran jika matahari terbenam hingga berlalunya
awal waktu Isya."[7]
Ini menjadi perhatian pada para Ayah,
orang tua sekalian agar jangan sampai membiarkan anak-anak keluar diwaktu malam
setelah matahari terbenam, agar tidak terkena gangguan setan, begitu juga
kejahatan dan kriminal terjadi biasanya dimalam hari, seperti pencurian
perampokan dan selainnya.
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
“(4)
dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)
Tafsiir Jalalain:
{وَمِنْ شَرّ النَّفَّاثَات} السَّوَاحِر
تَنْفُث {فِي الْعُقَد} الَّتِي تَعْقِدهَا فِي الْخَيْط تَنْفُخ فِيهَا بِشَيْءٍ
تَقُولهُ مِنْ غَيْر رِيق وَقَالَ الزَّمَخْشَرِيّ مَعَهُ كَبَنَاتِ لَبِيد
الْمَذْكُور
dan dari kejahatan (perempuan-perempuan)
penyihir yang meniup yakni; para penyihir perempuan yang meniup pada
buhul-buhul (talinya), yang dia ikatkan (buhul) itu pada benang lalu
meniuokannya dengan sesuatu yang ia ucapkan tanpa ada liur, dan berkata Zamakhsyari
rahimahullah, dengan liur seperti Labid al yahudi yang telah disebutkan
Kenapa penyihir banyak dari wanita?
Karena pada zaman itu, wanita paling sering
melakukan sihir dikalangan bangsa Arab[8].
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“(5)
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki
Tafsiir Jalalain:
{وَمِنْ شَرّ حَاسِد إِذَا حَسَدَ} أَظْهَر
حَسَدَهُ وَعَمِلَ بِمُقْتَضَاهُ كَلَبِيد الْمَذْكُور مِنْ الْيَهُود
الْحَاسِدِينَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذِكْر الثَّلَاثَة
الشَّامِل لَهَا مَا خَلَقَ بَعْده لِشِدَّةِ شَرّهَا
dan dari kejahatan orang yang dengki
apabila ia dengki yakni; dia tampakkan hasadnya dan melakukan tindakan seperti
Labid yang disebutkan tadi, yang mana mereka hasad kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, adapun penyebutan 3 ini (Malam apabila gelap gulita, penyihir yang
meniupkan sesuatu pada buhul-buul & orang hasad apabila dia hasad) padahal
ini termasuk dari keumuman di ayat kedua dari
kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, karena dahsyatnya keburukannya.
Pengertian hasad
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah
mendefinisikan dengki atau hasad :
البغض والكراهة لما يراه من حسن حال المحسود
“Hasad adalah benci dan
tidak suka terhadap kebaikan yang ada pada orang lain yang dia hasad
terhadapnya”[9]
Adapun orang yang hasad adalah?
Syaikh As Se’di rahimahullah dalam
tafsirnya:
والحاسد، هو الذي يحب زوال النعمة عن المحسود فيسعى في زوالها
بما يقدر عليه من الأسباب
dan Orang hasad, dia yang senang
nikmat orang yang dia hasadkan itu sirna, maka dia berupaya, berusaha dalam
menghilangkan nikmat tersebut dengan segala upaya yang dia mampu
Buruknya hasad, waspadalah!
- Hasadnya Iblis kepada Adam
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ
أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ
طِينٍ
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu
untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis
"Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia
Engkau ciptakan dari tanah".[10]
- Hasadnya Qobil terhadal Habil
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ
بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ
يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ
اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera
Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan
korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak
diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti
membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima
(korban) dari orang-orang yang bertakwa".[11]
- Ada juga hasad kepada sesama
penuntut ilmu, antara ustadz satu dengan yang lainnya
Maka hasad ini merupakan kejelekan
yang sangat buruk, maka kita obati dengan ikhlas, dan bahwasanya semua
ketetapan Allah sesuai dengan hikmah dan keadilan Allah
[1] Lihat Tafsir Juz 30 Ustadz Firanda hafidzahullah, kami
banyak mengambil faedah dari tafsir beliau
[2]
Lihat Tafsir Jalalain
[3]
Lihat Tafsir Ibnu Katsir diakhir pada tafsir beliau surah Al Falaq
[4] Qs Yusuf 53
[5] lihat di kitab Al-Wajiz hal. 180, ditulis oleh ‘Abdul
‘Adzim bin Badawi, penerbit Daarul Fawaaid
[6] (HR.
Muslim no. 2708).
[7] (HR. Muslim no.2113)
[8]
Lihat At Tahriir wat tanwiir 30/628
[9] Majmu’ Fatawa
[10] Qs Al A’raf 12
[11] Qs Al Maidah 27
Posting Komentar untuk "TAFSIR JALALAIN QS AL FALAQ"