KHUTBAH JUM'AH: WASPADA DARI TEMAN DUDUK YANG BURUK
التحذير من جلساء السوء
Berhati-hati dari teman duduk yang buruk
( Oleh Kak
Aditya Bahari )
Jum’at, 12 Agustus 2022 / 14 Muharam 1444H
Khutbah Pertama.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه
ونستغفره ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله
فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا
شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
فإنّ أصدق الحديث كتاب الله، وخير
الهدى، هدى محمد صلى الله عليه وسلم، وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثة بدعة وكل
بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار
Amma ba’du:
Ma’asyiral muslimin jama’ah
Jum’ah rahimakumullah,
Mengawali khutbah pada siang hari
yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada
diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan
dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan melakukan semua
kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Ma’asyiral muslimin jama’ah
Jum’ah rahimakumullah,
Tema Khutbah pada kesempatan hari
ini adalah “Berhati-hati dari teman duduk yang buruk”
Sesungguhnya
diantara perkara yang berbahaya bagi manusia dalam kehidupannya dan agamanya
adalah pergaulannya dengan teman, sahabat yang tidak baik, karena sahabat itu
sangat besar pengaruhnya terhadap sahabatnya yang lain dan itu pasti, teman
dekat yang shalih akan berpengaruh pada kebaikan temannya, adapun teman dekat
yang buruk akan mempengaruhi perilaku buruk temannya
Teman dekat yang baik adalah
nikmat
Syaikh Abdurrahman As Se’di
rahimahullah berkata:
من أعظم نعم الله على العبد المؤمن : أن يوفقه لصحبة الأخيار،
ومن عقوبته لعبد: أن يبتليه بصحبة الأشرار. صحبة الأخيار توصل العبد إلى أعلى عليين،
وصحبة الأشرار توصله إلى أسفل سافلين.
صحبة الأخيار توجب له العلوم النافعة، والأخلاق الفاضلة،
والأعمال الصالحة، وصحبة الأشرار تحرمه ذلك أجمع.
“Diantara nikmat Allah
yang paling besar bagi hamba yang beriman: Allah berikan taufiq baginya
bersahabat dengan orang-orang baik, dan diantara hukuman Allah bagi seorang
hamba, Allah mengujinya dengan sahabat yang buruk, bersahabat dengan orang baik
akan membawa seorang hamba kepada derajat yang paling tinggi, sedangkan persahabatan
dengan orang buruk hanya akan mengantarkannya kepada derajat paling rendah….
Bersahabat dengan orang baik mengharuskannya
mendapatkan ilmu yang bermanfaat, mendapati akhlak yang utama, serta amalan
sholih, sementara bersahabat dengan orang buruk menghalanginya dari semuanya
itu”
Akibat salah memilih teman dekat
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ
يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ
أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا لَقَدْ
أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ
لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit
dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan
bersama-sama Rasul Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak
menjadikan sifulan itu teman akrab(ku) Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku
dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu
tidak mau menolong manusia.”(Q.S
Al Furqan: 26-29)[1]
Maka hendaklah seorang hamba memandang
pada dirinya di waktu yang memungkinkan, dan mengambil jalan yang mungkin
sebelum datang ketidak mungkinan, dan hendaknya dia bangun loyalitasnya
kecintaannya kepada seorang yang dengan (bersahabat, berteman dengannya ia
meraih kebahagiaan,) dan memusuhi seorang yang memang pantas untuk dimusuhi dan
dijauhi tidak dijadikan teman[2]
Dalam Shahihain dari Shahabat Abu
Musa Al Asy’ari radhiyAllahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ
وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ
تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ
الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Permisalan
teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan
seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi,
atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan
apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau
asapnya yang tak sedap.” [3]
Perhatikanlah dari sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam “Imma & Amma” sebagai perhatian dari beliau ‘Alaihishsholaatu
was salaam bahwasanya teman duduk itu sangat berpengaruh pada temannya, dan itu
pasti, oleh karenanya telah shahih dalam hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam pentingnya memilih teman dekat dan memahami dalam mencari teman dekat
Dari Abu Hurairah radhiyAllahu ‘anhu
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Agama Seseorang sesuai dengan agama
teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.”[4]
Barangsiapa berteman dengan Thullab ‘ilm
(Penuntut Ilmu) maka akan memotivasinya untuk menuntut ilmu, barangsiapa
berteman dekat degan ahli ibadah mereka akan menariknya untuk semangat
beribadah, barangsiapa berteman dengan orang fasik mereka akan menariknya
kepada kefasikan, barangsiapa berteman dekat dengan ahli bid’ah akan
menjeratnya dalam kebid’ahan Teman itu menarik (As Shohib Saahib)
Ucapan Para As Salaf Tentang
Pertemanan
Abdullah bin Mas’ud radhiyAllahu ‘anhu
berkata:
اعتبروا الناس بأخدانهم فإن المرء لا يصاحب إلا من يعجبه
“Nilailah manusia dengan sahabat dekatnya. Karena seseorang
tidaklah bersahabat kecuali dengan orang yang dikaguminya.“[5]
Abu Darda radhiyAllahu ‘anhu berkata:
من فقه الرجل مدخله وممشاه وإلفه من الناس
“Diantara fikihnya (kecerdasan)
seseorang adalah bagaimana adab dia masuk rumah dan diluar rumah dan sahabatnya
(berteman dengan siapa)”
Al A’masy rahimahullah berkata:
لا تسأل عن الرجل بعد ثلاث: مدخله ممشاه وإلفه من الناس
“Jangan bertanya tentang seseorang
setelah mengetahui 3 hal: bagaimana adab
dia masuk rumah dan diluar rumah dan sahabatnya (berteman dengan siapa)”
Al Fudhail bin Iyyadh rahimahullah berkata:
ليس للمرء أن يقعد مع من شاء
“Tidak layak bagi seseorang untuk
duduk semaunya dengan siapa saja”
Sufyan At Tsauri rahimahullah berkata:
ليس شيء أبلغ في فساد رجل أو صلاحه من صاحب
“Tidak ada sesuatu yang lebih banyak
pengaruhnya dalam merusak seorang atau
menjadikannya baik dibandingkan teman dekat”
Jika mendapatkan teman duduk yang
shalih
Jika seorang telah mendapatkan teman
duduk yang baik, sahabat yang shalih hendaknya ia pegang erat-erat
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ
رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا تَعْدُ
عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ
أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ
فُرُطًا
Dan bersabarlah kamu bersama-sama
dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan
mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang
yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya
dan adalah keadaannya itu tercerai berai. (Q.S Al Kahfi: 28)
Syaikh As Se’di dalam tafsirnya:
“Ayat ini menunjukkan perintah
agar berteman dengan orang-orang baik (shalih) dan bermujahadah dalam berteman
dengan mereka, walupun mereka (sahabt-shahabat) yang baik itu dari orang-orang
miskin akan tetapi berteman dengan mereka itu akan mendapatkan banyak sekali
manfaat yang tidak berbilang”
Kita memohon kepada Allah dengan
Nama-nama-Nya yang paling indah dan Sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi agar Allah
menjadikan kita orang baik dan memiliki teman-teman dekat yang baik, dan Agar
Allah memperbaiki segala urusan kita
Aquulu hadzal qoul wa astaghfirullooha
lii wa lakum wa li saa iril muslimiina min kulli dzanbin fastaghfiruuh innahu
huwal Ghofuurur Rohiim
Khutbah Kedua
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه وأشهد أن
لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي
إلى رضوانه، أللهم صلي عليه وعل أله وأصحابه وإخوانه
Ma’asyarol Muslimiin jama’ah sholat jum’at
yang dirahmati Allah Ta’aala, Di zaman yang semakin maju
Kini teman dekat tidak hanya yang
nyata kita bisa memantaunya anak kita contohnya berteman dengan teman yang baik
atau buruk, namun disana ada sarana komunikasi atau gadget yang sudah masuk ke
rumah-rumah kaum muslimin dengan segala bahayanya, dan nyatanya kita sebagai
orang tua tidak mampu memantaunya selama 24 jam,
Syaikh Abdul Aziz As Syayyi’
hafidzahullah pernah mengatakan:
وسائل التواصل:
-حَسَناتُها
كالجِبال
-وسَيِّئاتها
كالجِبال
وبعد الموت .. تكون لِقَومٍ جِبالًا مِن الحَسَنات، ولآخَرِين
جِبالًا من السَّيِّئات..
Sarana komunikasi (gadget)
- kebaikannya bisa seperti gunung
- keburukannya bisa seperti gunung
Dan setelah kematian ...
Bagi satu kaum bisa menjadi gunung
kebaikan, dan bagi selainnya bisa menjadi gunung keburukan
Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta’aala
senantiasa memberika taufiq dan pertolongan bagi kita semua untuk senantiasa
bersabar diatas ketaatan dan istiqomah diatasnya, serta menjaga Anak-anak kaum
muslimin dari segala sumber keburukan dan kebinasaan Aamiin
Referensi:
Duror Bahiyyah fi Kuthob Minbariyyah Syaikh Abdur Rozzaq Jilid 1 hlm: 216
[1]
Bahjatu Quluubil Abroor hlm 189
[2]
Tafsir As Se’di ketika menafsirkan ayat diatas
[3] (HR.
Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
[4] (HR. Abu
Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah
Ash-Shahihah, no. 927)
[5] (Diriwayatkan
oleh Ibnu Baththah dalam Al-Ibaanah Al-Kubra no. 376)
Posting Komentar untuk "KHUTBAH JUM'AH: WASPADA DARI TEMAN DUDUK YANG BURUK"