Merenungi Ayat Kewajiban Puasa
Merenungi
Ayat Kewajiban Puasa
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala
berfirman:
﴿
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ
عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣ ﴾
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”[1]
Allah memulai ayat ini dengan panggilan “Wahai
orang-orang yang beriman” dengan pensifatan keimanan, karena dengan keimanan
inilah yang membawa seseorang untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan.
Setiap manusia cinta dipanggil dengan sifat keimanan, bahkan
dia berharap Allah sempurnakan imannya.
Maka tatkala Allah memanggil dengan sifat yang mereka cintai
ini lebih akan diterima.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa”
Ibnu
Mas’ud radhiyAllahu berkata:
إذا
سمعت
الله
يقول
: (يا
أيها
الذين
ءامنوا)
فأَرعِها
سمعك،
فإما
خيرٌ
تؤمر
به
أو
شر
تنهى
عنه
“Jika
kamu mendengarkan firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman” maka pasang
pendengaranmu, hanya ada dua kemungkinan setelahnya, apakah itu kebaikan kamu
diperintahkan atau keburukan yang kamu dilarang”[2]
Adapun
dalam pembahasan ayat ini adalah kebaikan
Siapa
yang mewajibkan?
Allah
subhaanahu wa ta’aala, bahkan datang dalam hadits puasa ini adalah salah
satu dari rukun islam yang lima.
Kapan
diwajibkan puasa ramadhan?
Imam
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
وكان
فرضه [صيام رمضان] في السنة الثانية من الهجرة ، فتوفِّي رسول الله صلى الله عليه
وسلم وقد صام تسع رمضانات
“Kewajiban
puasa ramadhan pada tahun kedua Hijriyah, dan Nabi ﷺ wafat
sedangkan beliau telah berpuasa 9 kali Ramadhan”[3]
كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ
“Sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu”
Mengisyaratkan
dua faedah:
- Hiburan untuk
umat Islam karena puasa ini juga telah diwajibkan kepada umat-umat sebelum
kita
- Menjelaskan
sempurnanya umat ini dengan banyak sekali keutamaan, melampaui umat-umat
sebelumnya.
Rasulullah
ﷺ
adalah penutup para Nabi,
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –
قَالَ « إِنَّ مَثَلِى وَمَثَلَ الأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِى كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى
بَيْتًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ ، إِلاَّ مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ ،
فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِهِ وَيَعْجَبُونَ لَهُ ، وَيَقُولُونَ هَلاَّ
وُضِعَتْ هَذِهِ اللَّبِنَةُ قَالَ فَأَنَا اللَّبِنَةُ ، وَأَنَا خَاتِمُ
النَّبِيِّينَ »
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Perumpamaan aku dengan Nabi sebelumku ialah seperti seorang lelaki yang
membangun sebuah bangunan kemudian ia memperindah dan mempercantik bangunan
tersebut kecuali satu tempat batu bata di salah satu sudutnya. Orang-orang
ketika itu mengitarinya, mereka kagum dan berkata, “Duhai, jika batu bata ini
diletakkan, akulah batu bata itu dan aku adalah penutup para nabi.” [4]
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“agar
kamu bertakwa”
Allah tidak mengatakan agar kalian semua kelaparan, atau
agar semua kalian kehausan, akan tetapi Allah mengatakan agar supaya kalian bertakwa.
Inilah
hikmah dari kewajiban puasa
yaitu
merealisasikan takwa kepada Allah, dan tidaklah terealisasi kecuali dengan
meninggalkan maksiat dan mengerjakan ketaatan.
Buah
takwa
Banyak dari kaum mu’minin yang Allah beri taufiq yang
keadaannya berubah setelah Ramadhan, sehingga lebih baik lagi dan semangat ke masjid
dan semangat dalam beribadah.
Apa
itu takwa?
أن
تجعل بينك وبين عذاب الله وقاية، ولا وقاية من عذاب الله إلا بامتثال أوامره
واجتناب نواهيه
“Kamu
jadikan antara dirimu dan Adzab Allah wiqoyah (tameng) dan tidak ada pelindung
dari adzab kubur kecuali dengan menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan”
Ketakwaan
Paling Utama
Ketakwaan
yang paling utama adalah tauhid, maka seyogyanya kaum muslimin meraih derajat
takwa yang utama ini, yaitu menjadi hamba yang bertauhid, mengikhlaskan ibadah
hanya untuk Allah.
Rasulullah
ﷺ bersabda:
كلمة
التقوى هي لا إله إلا الله
"Kalimat
takwa adalah laa ilaaha illallah" [5]
[1] Qs Al Baqarah: 183
[2] Lihat Tafsir Ibnu Katsir
[3] Zaadul Ma’aad 2/29
[4] (HR. Bukhari, no. 3535 dan Muslim, no.
2286)
[5] HR. At Tirmidzi no.3265,
dishahihkan Syaikh Syu'aib Al Arnauth dan Syaikh Ahmad Syakir
Posting Komentar untuk "Merenungi Ayat Kewajiban Puasa"