Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menghadirkan Nikmat Allah

 Dalam Sayyidul Istighfar kita mengakui nikmat Allah Ta’aala kepada kita

أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ

Abuu-u laka bini’matika ‘alayya

“Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku ya Allah”

Banyak dari kita lalai, lupa bahwa nikmat Allah kepada kita sangat banyak sekali.

Diantaranya:

  1. Nikmat kita disampaikan di Bulan Ramadan

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala memanjangkan umur kita untuk sampai di bulan Ramadan ini.

Sulaiman At Tamiimi rahimahullah ketika memasuki bulan Ramadhan beliau berkata kepada keluarga:

قُومُوا فَلَعَلَّكُمْ لَا تُدْرِيكُوهُ بَعْدَ عَامِكُمْ هَذَا

“Bangkitlah (untuk menegakkan ibadah) bisa jadi kalian tidak mendapatinya (bulan Ramadhan) setelah tahun ini”

Menghadirkan nikmat ini akan memberikan dampak dalam kesungguhan kita untuk bisa memanfaatkan kesempatan yang Allah berikan, yaitu kesempatan hidup di bulan Ramadan.

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:

تَاللَّهِ لَوْ قِيلَ لأَهْلِ الْقُبُورِ تَمَنَّوْا لَتَمَنَّوْا يَوْمًا ‌مِنْ ‌رَمَضَانَ

“Demi Allah jika dikatakan kepada penghuni kubur: “Berangan-anganlah!” maka mereka akan mendambakan bisa hidup sehari saja di bulan Ramadan”[1]

Diantara karunia dan nikmat Allah adalah:

2.      2. Pertolongan Allah untuk kita dalam menegakkan Ibadah

Yaitu dengan menghadirkan, mengingat bahwa ibadah yang kita lakukan tidak lain karena pertolongan Allah.

Bukankah setiap hari tidak kurang dari 17 kali kita memohon pertolongan kepada Allah?

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” [2]

Di dalam ayat ini Allah menyandingkan antara Ibadah dan meminta pertolongan, karena pada hakekatnya, tidaklah kita mampu menegakkan Ibadah seperti sholat, berdzikir, membaca Al-Qur’an, berjalan menuju Masjid dan ibadah-ibadah lainnya, kecuali karena bantuan Allah, Allah yang menggerakkan kita, Allah yang memberi taufik kepada kita.

واللَّهِ لَوْلَا اللَّهُ ما اهْتَدَيْنَا، ولَا صُمْنَا ولَا صَلَّيْنَا

“Sekiranya bukan karena Allah, kita tidak dapat hidayah, tidak mampu berpuasa, dan tidak menunaikan shalat”[3]

Hendaknya lisan kita selalu berdoa dengan doa ini, doa yang diajarkan Nabi untuk kita baca dipenghujung sholat sebelum salam

اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu”

Jika kita ingin mengetahui karunia Allah pada diri kita, maka tengoklah orang yang sedang sakit yang tidak bisa menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

Mereka terbaring lemas padahal semangatnya untuk ibadah bisa jadi melebihi kita yang sehat hari ini, namun qodarullah mereka sedang diuji dengan sakit.

3.      3.  Diantara nikmat Allah yang terbesar kita memasuki bulan ini, sedang kita diatas agama Islam.

Allah memilih kita diantara seluruh penduduk bumi, dan menjadikan kita dari orang-orang yang beriman yang berpuasa.

Ini juga mengingatkan kita besarnya dan berharganya nikmat hidayah.

4.     4.  Diantara nikmat Allah adalah karunia Allah berupa kelapangan riski

Kita berpuasa dalam keadaan yang baik. Bisa berbuka, bisa sahur. Alhamdulillah

Disana ada kaum muslimin yang memasuki bulan Ramadhan tidak memiliki kecukupan untuk sahur, tidak mampu berbuka puasa, akan tetapi seorang yang beriman tidak boleh berputus asa, apa lagi khawatir terhadap riskinya.

Allah sudah menjamin setiap makhluk riski mereka

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya .[4]

5.      5.  Diantara karunia Allah kepada kita di bulan Ramadhan ini, dibelenggunya syaitan, sehingga memudahkan kita untuk beribadah kepada Allah

Rasulullah bersabda:

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ

Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” [5]

6.      6. Diantara nikmat Allah kepada kita di bulan Ramadhan, bahwa Allah siapkan pahala yang besar, bagi yang berpuasa

عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu’alai wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” [6]

Banyak diluar sana orang-orang yang tidak berpuasa, kita wa lillahil hamdu menunaikan perintah Allah, berpuasa di Bulan Ramadhan.

Ada diantara kita yang berpuasa meski dalam kondisi bekerja, berdagang, sekolah, kuliah tapi tetap bisa berpuasa.

Maka Allah tidak akan sia-siakan, bahkan Allah akan membalas dengan pahala yang besar.

Semoga Allah memberikan kita semua taufiq-Nya



[1] At Tabshiroh 2/78

[2] Qs Al Fatihah: 5

[3] HR. Bukhari

[4] Qs Hud: 6

[5] (HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385). Dinilai shahih oleh Al-Arna’uth dalam Takhrijul Musnad (8991))

[6] (H.R Bukhari, 1761 dan Muslim, 1946)

Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Posting Komentar untuk "Menghadirkan Nikmat Allah"