Mengagungkan Perkara Shalat
Islam telah mengagungkan kedudukan shalat, menempatkannya dalam posisi yang mulia dan meninggikan derajatnya, dia adalah rukun Islam yang paling agung setelah dua kalimat syahadat.
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
﴿
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ
٢٣٨ ﴾
238. Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wusṭā.)
Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk.[1]
Jama’ah rahimakumulloh,
bagaimanakah kedudukan sholat dihati kita?
Apakah sholat wajib kita masih bolong-bolong? ataukah kita
masih memandang remeh perkara sholat wajib ini?
Padahal shalat adalah ibadah pertama yang akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Shubhanahu wa ta’alla pada hari
kiamat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أولُ ما يحاسبُ بهِ العبدُ يومَ القيامةِ الصَّلاةُ ، فإنْ صَلَحَتْ ، صَلَحَ سائِرُ عَمَلِه ، و إنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سائِرُ عَمَلِه
“Amal ibadah yang pertama yang akan
dihisab oleh Allah pada hari kiamat adalah shalatnya, jika shalatnya baik maka
baiklah seluruh amalannya yang lain dan jika shalatnya rusak maka rusaklah
seluruh amalannya yang lain”[2]
Jama’ah rahimakumulloh,
bagaimanakah kedudukan sholat dihati kita?
Apakah hati kita rindu bisa sholat berjamaah, dan gembira
berjalan menuju rumah Allah, dengan penuh semangat?
Ataukah hati kita biasa saja saat adzan berkumandang,
buka suatu perkara yang penting, bisa ditunda?
Diantara 7 Golongan yang Allah naungi pada hari kiamat,
salah satunya adalah:
وَرَجُلٌ قَلْبُهُ
مُعَلَّقٌ فِي
الْـمَسَاجِدِ
“Seorang yang hatinya terikat dengan masjid.” [3]
Jama’ah rahimakumulloh, tahukah kita, saat mati lampu,
hal yang pertama kita cari dan berusaha untuk mendapatkannya adalah cahaya?
Rasulullah ﷺ memberi kabar gembira kepada
orang-orang yang berjalan ke Masjid disaat kegelapan malam:
بَشِّرُوا المَشَّائِينَ في الظُّلَمِ إلى المَسَاجِدِ
بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ القِيَامَةِ
“Berikanlah kabar gembira kepada
orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan menuju masjid-masjid, bahwa ia
akan mendapatkan cahaya sempurna pada hari kiamat.”[4]
Jama’ah rahimakumulloh, sholat adalah cahaya nanti
dikubur kita
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
الصلاة نور
"Sholat adalah cahaya"[5]
Sholat itu bagi orang-orang yang beriman di dunia adalah
cahaya di hatinya, akan menyinari hatinya, juga cahaya bagi penglihatannya oleh
karena itu sholat adalah penyejuk pandangan orang yang bertakwa
Rasulullah ﷺ bersabda:
وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِـيْ فِـي الصَّلَاةِ
Dan dijadikan kesenangan hatiku terletak
di dalam shalat.[6]
Dan sholat juga cahaya bagi orang-orang beriman di kuburnya,
terlebih lagi sholat malam.
Shahabat Abu Darda radhiyAllahu'anhu pernah berkata:
صلوا ركعتين في ظلمة الليل
لظلمة القبور
"Sholatlah kalian 2 rokaat di
kegelapan malam untuk kegelapan kubur"
Dan sholat juga bagi orang-orang beriman adalah cahaya yang
menerangi pada hari kiamat, diatas Titian jembatan, cahayanya dibagi pada hari
itu sesuai dengan kadar amalannya....
Rasulullah ﷺ
bersabda:
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً
وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ
نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ
“Siapa yang
menjaga shalat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari
kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti,
dan juga tidak mendapat keselamatan.”[7]
Posting Komentar untuk " Mengagungkan Perkara Shalat"