DOA YANG TAK TERTOLAK
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وأشهد أن لا إله إلا الله
وحده لا شريك له
وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
صلى الله وسلامه عليه وعلى آله وأصحابه أجمعين
اللهم لا علم لنا إلا ما علمتنا
اللهم علمنا ما ينفعنا وزدنا علما
Pembahasan kita hari ini tentang Doa Yang Tak Tertolak
ALLAH MENGABULKAN DOA
ALLAH MENGABULKAN DOA
Allah memerintahkan
hamba-Nya untuk berdoa dan menjanjikan dengan dikabulkan doanya
وَقَالَ رَبُّكُمُ
ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي
سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Rabbmu berfirman,
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam
keadaan hina dina.”
( Qs. Ghafir 60 ).
Allah Azza Wa Jalla
berfirman :
إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ
ٱلدُّعَآءِ
Sungguh, Rabbku
benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.
(QS. Ibrahim 39).
dan Allah Subhaanahu Wa
Ta'aala berfirman :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ
دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي
لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ
Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku
dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.
Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka
memperoleh kebenaran.
(QS. Al-Baqarah, 186).
Allah berfirman :
ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ تَضَرُّعٗا وَخُفۡيَةًۚ
إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ
Berdoalah kepada Tuhanmu
dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas.
(Qs. Al-A'raf, 55).
Dan ayat dengan makna
seperti ini banyak.
Allah memerintahkan
hamba-Nya untuk berdoa tidak butuh pada hamba-Nya sebagaimana Allah jelaskan di
dalam hadits Qudsi
Wahai para hambaKu!
Sesungguhnya kalian tidak akan mampu mencapai tingkat yang dapat
membahayakanKu, dan tidak pula akan mampu mencapai tingkat yang dapat memberi
manfaat kepadaKu. Wahai para hambaKu! Sesungguhnya jika makhluk pertama hingga
makhluk terakhir dari kalian, baik jin maupun manusia, semuanya menjadi satu
hati yang paling bertakwa di antara kalian, tidaklah yang demikian itu akan
menambahkan kekuasaanKu sedikitpun. Wahai para hambaKu! Sesungguhnya jika
makhluk pertama hingga makhluk terakhir dari kalian, baik jin maupun manusia,
semuanya menjadi satu hati yang paling jahat di antara kalian, tidaklah yang
demikian itu akan mengurangi kekuasaanKu sedikitpun”.(Hadits Qudsi Shahîh Riwayat Imam Muslim).
ALLAH CINTA PADA HAMBA YANG MEMINTA KEPADA-NYA
ALLAH CINTA PADA HAMBA YANG MEMINTA KEPADA-NYA
Akan tetapi Allah
mencintai hamba-Nya yang berdoa meminta kepada-Nya
وكلما عظمت عناية العبد
بالدعاء، عظم حظه ونصيبه من محبة الله له
"Setiap kali
bertambah besar perhatian hamba dengan berdoa kepada Allah, semakin besar pula
bagian yang akan dia dapat dari kecintaan Allah terhadapnya".
Syaikh Abdur Razzaq
al-Badr hafidzahullah
Bahkan Rasulullah
shallallahu'alaihi bersabda
ليس شيء أكرم على الله من
الدعاء
Tidak ada sesuatu yang
lebih mulia disisi Allah dibanding doa
(dihasankan oleh Albani dalam sunan at Tirmidzi)
Dan Rasulullah
shallallahu'alaihi bersabda :
إِنَّهُ مَنْ لَمْ
يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ
Barangsiapa yang tidak
meminta kepada Allah, maka Allah marah padanya (Sunan At
Tirmidzi)
SYARAT & ADAB DOA YANG TAK TERTOLAK
Doa yang tidak tertolak
memiliki Syarat dan Adab yang dijelaskan di dalam Al-Quran dan Sunnah
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.
Perkara ini sangat
penting, selayaknya orang yang berdoa bersungguh-sungguh dalam memperhatikan
syarat dan adab berdoa ini agar supaya doanya terkabulkan.
Imam Ibnul Qayyim
rahimahullah mengumpulkan dalam paragraf singkat akan tetapi mengandung banyak
kebaikan dan faedah yang agung untuk direnungi di dalam kitab beliau "Al
Jawaabul Kaafi Liman sa'ala an Dawaa asy Syaafii"
Beliau rahimahullah
berkata : "Jika doa terkumpul perkara ini (maka beliau menyebutkan
beberapa hal) kemudian diakhirnya beliau berkata : "hampir-hampir doanya
tidak tertolak"
- Hadirnya Hati
Berdoa dengan hadirnya
hati, bukan sebatas gerakan lisan namun, gerakan lisan serta hadirnya hati. Datang dalam hadits Rasulullah shallallahu'alaihi bersabda :
ادْعُوا اللَّهَ
وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا
يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
Berdoalah kepada Allah
sedang kamu yakin dengan terkabulnya doa, dan ketahuilah bahwa Allah tidak
menerima doa dari seorang yang lalai hatinya.(Hadits
Shahih At-Tirmidzi Dihasankan Albani).
Lalai hatinya, adalah seorang berdoa dengan
lisannya namun hatinya jauh dari doa tersebut
Disebutkan bahwa As Salaf
terdahulu pernah melihat seorang berdoa sedang ia bermain dengan batu di
tangannya maka beliau berkata :
ألق الحصى وأخلص لله
الدعاء
Buang batu dan
menghadapkan kepada Allah dengan hatimu dalam berdoa.
2. Dan mengumpulkannya
(hati) dengan sepenuhnya pada apa yang ia pinta.
Berkata Ibnul Qayyim
rahimahullah : Dan bertepatan dengan waktu-waktu mustajab doa yang 6. Kemudian
beliau sebutkan satu persatu.
Pertama : satu pertiga malam terakhir.
Dan ini merupakan waktu
yang paling ditekankan doa dikabulkan
Rasulullah
shallallahu'alaihi bersabda :
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى
السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ
يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ
يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
”Rabb kita turun ke
langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah
berfirman, ’Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan.
Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku penuhi. Dan barangsiapa yang
memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.” (HR.
Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 1808).
Kedua : Saat Adzan
Saat Adzan maksudnya
setelah adzan langsung. Dan ini waktu yang mulia dalam seorang berdoa
Dalilnya hadits Abdullah
bin Amr radhiyAllahu'anhu di dalam Sunan Abi Dawud bahwa ada seorang lelaki
berkata kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam : "Wahai Rasulullah
sesungguhnya para Mu'adzin telah mendahului kami (amal kebaikan)
Maka Nabi shalallahu
alaihi wasallam bersabda :
إذا سمعت المؤذن فقل مثل
ما يقول، فإذا انتهيت سل تعطه
Jika kamu mendengar
mu'adzin, ucapkanlah seperti apa yang mu'adzin ucapkan jika telah selesai
mintalah (berdoalah) maka kau akan diberi
Ketiga : Antara Adzan dan iqomah
Datang dalam hadits Rasulullah
shallallahu'alaihi bersabda :
الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
“Doa tidak tertolak
adalah ketika antara adzan dan iqamah” (H.R. At-Tirmidzi,
hadits hasan shahih).
Keempat : Adbaar Sholawat Almaktubah (Akhir shalat)
yaitu sebelum salam
Ini juga merupakan waktu
yang mulia. Kau berdiri (sholat) dalam keadaan suci, menghadap kiblat, kau
mengagungkan Allah, kau Rukuk Sujud pasrah dan menghinakan diri kepada Rabbmu
Setelah seluruh amal
yang luar biasa mulia ini kau bersholawat terhadap Nabi shalallahu alaihi wa
sallam maka kau ada pada waktu yang doa itu sangat mustajab pada saat itu
Kelima : Saat imam Jumat naik mimbar sampai sholat dan
waktu akhir di hari Jumat
Rasulullah
shallallahu'alaihi bersabda :
وعَن أبي هريرة
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ ذَكَرَ يَوْمَ الجُمُعَةِ، فَقَالَ: فِيه سَاعَةٌ لا
يُوَافِقها عَبْدٌ مُسلِمٌ، وَهُو قَائِمٌ يُصَلِّي يسأَلُ اللَّه شَيْئًا، إِلاَّ
أَعْطَاهُ إِيَّاه وَأَشَارَ بِيدِهِ يُقَلِّلُهَا، متفقٌ عليه.
Pada Hari Jumat ada satu
waktu tidaklah seorang hamba muslim berdoa meminta sesuatu pada waktu tersebut
kecuali akan dikabulkan baginya, beliau mengisyaratkan dengan tangannya (Muttafaqun Alaih).
Para Ulama dalam hal ini
ada dua pendapat yang paling kuat
- Saat Imam naik keatas mimbar
sampai sholat selesai
هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ
يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ
Waktunya adalah antara
duduknya imam sampai selesai waktu sholat (HR Muslim dalam
Shahihnya dari Abu Burdah bin Abi Musa Al Asy'ari)
Yang benarnya haditsnya
mauquf (pada Abu Musa Al-Asyari).
2. Setelah Ashar sampai
terbenamnya matahari
وَهِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ
Waktunya adalah setelah
Ashar.
Dan Ibnul Qoyyim
rahimahullah menguatkan pendapat ini dalam Zaadul Ma'aad.
Syaikh Abdur Razzaq
berkata : pada hal ini perlu diperhatikan untuk mengaminkan doa khatib dan
perhatian dengannya dan ia bersungguh-sungguh dalam doa dalam sholat yaitu saat
sujud atau sebelum salam karena haditsnya menjelaskan sampai sholat selesai.
Dahulu para As Salaf
ketika setelah selesai sholat maka menetap di musholla sampai Maghrib mencari
waktu yang mustajab ini dan tidak sibuk dengan yang lain sehingga tidak
terlewatkan kesempatan yang berharga yang diharapkan diijabahnya doa.
Berkata Ibnul Qoyyim
setelahnya : Lalu ia bertepatan dengan khusyu' pada Hatinya Tadhoru' penuh
kehinaan
Didalam QS Al Anbiya
kisah-kisah para Nabi ditutup dengan firman Allah Ta'aala :
إِنَّهُمۡ كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ
وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ
Sungguh, mereka (para
Nabi) selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa
kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk
kepada Kami.
(Qs. Al-Anbiya', 90).
Tadhoru' : Al Ilhaah
(mengeluh merengek) dan mengulang-ulang doa)
Rasulullah
shallallahu'alaihi bersabda :
يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ
“Doa salah seorang di
antara kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa.”
Para sahabat bertanya,
“Apa maksud tergesa-gesa itu, wahai Rasulullah?”
Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
دَعَوْتُ و دَعَوْتُ و دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ
لِي
“Yaitu ketika seseorang
berkata, “Aku berdoa, aku berdoa, aku berdoa, namun belum juga dikabulkan.” (HR. Bukhari no. 6340 dan Muslim no. 2735).
Maka diantara adab
berdoa adalah At Tadhoru' (mengulang-ulang doa dengan tunduk dan perendahan
diri)
Lihatlah di akhir Surat
Ali Imran Allah sebutkan doa Ulil Albab disebutkan Rabbana, Rabbana, Rabbanaa
kurang lebih tujuh kali maka diakhirnya firman Allah
فاستجاب لهم ربهم
Maka Rabb mereka
mengabulkan doa mereka
جدوا بالدعاء فإنه من يكثر قرع الباب يوشك أن يفتح
له
مصنف ابن أبي شيبة 6/2
Bersungguh-sungguh lah
dalam berdoa seorang yang selalu mengetuk pintu hampir-hampir pintu itu terbuka
baginya
(Mushannaf Ibnu Abi
Syaibah 2/6). Ucapan Fudhail bin Iyyadh rahimahullah.
Berkata Ibnul Qayyim
rahimahullah lalu seorang yang berdoa ia menghadap kiblat saat berdoa. Dan ini
Adab dan bukan Syarat. Lalu seorang yang berdoa dalam keadaan bersuci. Ini juga
merupakan sebab-sebab terkabulnya doa
Rasulullah
shallallahu'alaihi bersabda:
إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي من
عبده إِذَا رَفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا
“Sesungguhnya Allah
Ta’ala itu Maha Pemalu dan Maha Pemurah. Allah Ta’ala malu kepada hamba-Nya
yang mengangkat dua tangannya kepada-Nya, namun kembali dalam keadaan kosong
(yaitu, tidak dikabulkan).” (HR. Tirmidzi no. 3556,
Abu Dawud no. 1488, Ibnu Majah no. 3865)
Mengangkat tangan baik
itu dihadapkan keatas
atau ke wajah maka ini
bentuk kerendahan hati dan rasa butuh kepada Allah.
Berkata Ibnul Qayyim
rahimahullah : kemudian ia memulai dengan memuji Allah dan bersholawat kepada
Rasulullah shallallahu'alaihi
Datang sebuah hadits
bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam mendengar seorang yang berdoa dan tidak
mengagungkan Allah juga tidak bershalawat kepada Rasulullah shallallahu'alaihi
wa sallam.
Maka Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam mengatakan : ia terlalu terburu-buru. Lalu
dipanggilkan orang tersebut, maka Nabi berkata padanya juga pada para sahabat
yang lainnya
إذا صلى أحدكم فليبدأ
بتمجيد ربه جل وعز والثناء عليه ، ثم يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم ، ثم يدعو
بعد بما شاء ". والحديث صححه الألباني في صحيح أبي داود (1314).
Jika salah seorang
diantara kalian berdoa hendaknya ia memulainya dengan mengagungkan Allah dan
menyanjung-Nya, kemudian ia bershalawat kepada nabi Muhammad shalallahu alaihi
wa sallam, baru setelah itu ia berdoa dengan apa yang dia mau. (Hadits dishahihkan Albani dalam Shahih Abi Dawud / 1314).
Berkata Ibnul Qoyyim
rahimahullah : sebelum memulai berdoa ia bertaubat dan beristighfar
Sebagaimana As Salaf
berkata :
كيف ترجوا الإجابة وقد
سددت طرقها بالمعاصي
"Bagaimana kau
berharap dikabulkan doa sedangkan kau jadikan penghalang doamu dengan
terkabulnya dengan maksiat".
Rasulullah
shallallahu'alaihi bersabda :
seseorang yang melakukan
perjalanan jauh, rambutnya kusut (acak-acakan) dan berdebu, dia menengadahkan
kedua tangannya ke atas (sambil mengatakan), “Ya Rabb, Ya Rabb”, namun
makanannya berasal dari yang haram, pakaiannya berasal dari yang haram, dan
tumbuh dari yang haram. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
“Bagaimana mungkin doanya tersebut dikabulkan?” (HR. Muslim no. 1015).
Berkata Ibnul Qayyim
rahimahullah
Lalu seorang yang berdoa
berdoa dengan lemah lembut dan menggabungkan antara raghbah war rahbah . Raghbah adalah berharap apa yang
ada disisi Allah dari berbagai nikmat dan karunia-Nya. Rahbah adalah rasa takut.
Perhatikan dalam hal ini
ada perkara menakjubkan Nabi Ibrahim Al Khaliil membangun Baitullah atas
perintah Allah
Allah berfirman :
وَإِذۡ يَرۡفَعُ إِبۡرَٰهِـۧمُ ٱلۡقَوَاعِدَ مِنَ
ٱلۡبَيۡتِ وَإِسۡمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ
ٱلۡعَلِيمُ
Dan (ingatlah) ketika
Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya
Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar,
Maha Mengetahui.(Qs. Al-Baqarah 127).
Ibnu Katsir menukil dalam tafsirnya dari ulama as salaf Wuhaib bin Ward dan beliau membaca ayat ini
beliau menangis dan berkata :
خليل الرحمن ، يبني بيت
الرحمن بأمر الرحمن ويخاف أن لا يقبل؟
Khalilur Rahmaan,
membangun Baitur Rahman atas perintah Allah Ar Rahman dalam keadaan itu
khawatir tidak diterima?.
Allah menyebutkan
diantara sifat hamba Allah yang beriman yang sempurna imannya
وَٱلَّذِينَ يُؤۡتُونَ مَآ ءَاتَواْ
وَّقُلُوبُهُمۡ وَجِلَةٌ أَنَّهُمۡ إِلَىٰ رَبِّهِمۡ رَٰجِعُونَ
dan mereka yang
memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut
(karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabbnya
(Qs. Al-Mu'minun 60).
Berkata Ibnul Qayyim
rahimahullah dan ia bertawasul dengan Nama-nama Allah yang Maha Baik
وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ
بِهَاۖ وَذَرُواْ ٱلَّذِينَ يُلۡحِدُونَ فِيٓ أَسۡمَٰٓئِهِۦۚ سَيُجۡزَوۡنَ مَا
كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
Dan Allah memiliki
Asma'ul-Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya
Asma'ul-Husna itu
(Qs. Al-A'raf, 180).
قُلِ ٱدۡعُواْ ٱللَّهَ أَوِ ٱدۡعُواْ
ٱلرَّحۡمَٰنَۖ أَيّٗا مَّا تَدۡعُواْ فَلَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ
Katakanlah (Muhammad),
“Serulah Allah atau serulah Ar-Raḥmān. Dengan nama yang mana saja kamu dapat
menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmā’ul Ḥusnā) dan
janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salat dan janganlah (pula)
merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.
(Qs. Al-Isra', Ayat 110).
Dan juga Tawassul dengan
Tauhid dan ini banyak disebutkan dalam Al-Quran
Lalu ia mulai sebelum
berdoa untuk bersedekah.
“Sesungguhnya sedekah
secara rahasia bisa meredam murka Rabb [Allah] tabaroka wa ta’ala.” (HR. ath-Thabrani dalam al-Kabir, lihat Shahih at-Targhib).
عَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ
كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- جَالِسًا وَرَجُلٌ يُصَلِّى
ثُمَّ دَعَا اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ
وَالإِكْرَامِ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ.
فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى
الله عليه وسلم- « لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِى إِذَا
دُعِىَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى »
Dari Anas, ia pernah
bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dalam keadaan duduk
lantas ada seseorang yang shalat, kemudian ia berdo’a,:
“Allahumma inni as-aluka
bi-anna lakal hamda, laa ilaha illa anta al-mannaan badii’us samaawaati wal
ardh, yaa dzal jalali wal ikram, yaa hayyu yaa qayyum
[artinya: Ya Allah, aku
meminta pada-Mu karena segala puji hanya untuk-Mu, tidak ada sesembahan yang
berhak disembah kecuali Engkau, Yang Banyak Memberi Karunia, Yang Menciptakan
langit dan bumi, Wahai Allah yang Maha Mulia dan Penuh Kemuliaan, Ya Hayyu Ya Qayyum
–Yang Maha Hidup dan Tidak Bergantung pada Makhluk-Nya-].”
Kemudian Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh ia telah berdo’a pada Allah
dengan nama yang agung di mana siapa yang berdo’a dengan nama tersebut, maka
akan diijabahi. Dan jika diminta dengan nama tersebut, maka Allah akan beri.” (HR. Abu Daud no. 1495 dan An-Nasa’i no. 1301. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Alih Bahasa : Aditya Bahari
Artikel
: Pejalansunnah
Posting Komentar untuk "DOA YANG TAK TERTOLAK"