25 Kejadian Dalam Hidup Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (Bag 1 - 7)



1. Kelahiran Nabi

Nabi dilahirkan pada tahun gajah

Dikenal dengan tahun gajah, karena pasukan bergajah yang hendak menyerang Ka'bah

  • Abrahah sebagai pemimpin pasukan gajah yang hendak menghancurkan Ka'bah

Kisah Ashabul Fiil

  • Abdul Muththalib

Pemimpin kota Mekah

Penemu Zam-zam

Nabi Muhammad adalah pengkabulan doa Nabi Ibrahim 'alaihis salam

Allah Ta'aala berfirman:

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

"Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Baqarah: 129)

Rasulullah ﷺ bersabda:

أنا دعوة أبي إبراهيم، وبُشْرَى أخي عيسى، ورأتْ أُمِّي حين حملت بي أَنّهُ خرج منها نورٌ أضاء لها قصورَ الشام

“Aku adalah doa ayahku, Ibrahim, dan kabar gembira dari saudaraku, ‘Isa. Dan ibuku melihat, ketika mengandungku, bahwa telah keluar darinya suatu cahaya yang menerangi istana-istana di Syam.” (Sirah Ibnu Hisyam 1/166)

Allah Ta'aala berfirman :

وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ۖ

"..dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)".  (QS. Ash Shaf: 6)

Bulannya khilaf

Ada yang berpendapat beliau lahir di bulan Ramadhan

Adapun mayoritas bahwa beliau lahir di bulan Rabi'ul Awwal

Hari apa beliau lahir?

Beliau dilahirkan pada hari senin dan ini kesepakatan

Rasulullah ﷺ ketika ditanya tentang puasa hari seni beliau bersabda:

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

“Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162)

3 sebab Nabi berpuasa senin & kamis

Pertama: hari senin merupakan hari beliau dilahirkan

Kedua : hari senin merupakan hari dimana beliau diutus

Ketiga : Senin & Kamis merupakan hari dimana amal shalih haba diangkat

Rasulullah ﷺ bersabda:

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747)

Adapun tanggalnya ada khilaf

12 Rabi'ul Awwal

8 Rabi'ul awwal

10 Rabi'ul awwal

Sebagaimana disampaikan Ibnu Abil Izz Al-Hanafi

مولده في عاشر الفضيل ... ربيعٍ الأول عام الفيل

لكنما المشهور ثاني عشره ... في يوم الاثنين طلوعَ فجره

"Lahirnya beliau di tanggal 10 Rabi'ul Awwal, akan tetapi yang masyhur pada 12 Rabi'ul Awwal pada hari senin, saat fajar terbit". (Urjuzah Mi'iyyah)

2 Rabi'ul awwal

17 Rabi'ul awwal

2. Wafat Ayahandanya

Ayahnya bernama Abdullah, kisahnya saat akan disembelih Abdul Muthalib

Abdul Muthalib bernadzar jika diberi 10 anak laki-kali, maka satu diantaranya akan disembelih

Ibnu Ishaq rahimahullah berkata:

وكان عبد المطلب بن هاشم فيما يذكرون، قد نذر حين لقي من قريش- عند حفر زمزم- ما لقي: لئن ولد له عشرة نفر، ثم بلغوا معه حتى يمنعوه، لينحرن أحدهم لله عز وجل عند الكعبة.

“Dan adalah Abdul Muththalib bin Hasyim — sebagaimana mereka ceritakan — telah bernazar, ketika ia menghadapi apa yang ia hadapi dari kaum Quraisy saat penggalian (sumur) Zamzam: Jika Allah memberinya sepuluh orang anak laki-laki, lalu mereka tumbuh besar bersamanya hingga mampu melindunginya, niscaya ia akan menyembelih salah seorang dari mereka sebagai kurban untuk Allah ‘azza wa jalla di dekat Ka‘bah.” (Sirah Ibnu Hisyam hlm.32)

Wafatnya ketika Nabi masih di kandungan Ibundanya inilah puncak keyatiman

Allah Ta'aala berfirman:

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ

"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?" (QS. Adh Dhuha : 6)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

وهذا أبلغ اليتمِ وأعلى مراتبه

“Dan ini adalah yatim yang paling berat (keadaannya) dan yang paling tinggi tingkatannya.” (Al Bidayah Wan Nihayah 2/263)

3. Rasulullah disusui

Rasulullah disusui ibundanya 3-7 hari. lalu disusui oleh

Tsuwaibah Budaknya Abu Lahab (termasuk Hamzah, Abu Salamah juga disusui oleh tsuwaibah)

Rasulullah ﷺ bersabda:

أرضعتني وأبا سلمةَ ثُويبَةُ

"Aku dan Abu salamah disusui oleh Tsuwaibah" (HR. Bukhari)

Kemudian Nabi disusui oleh Halimah As Sa'diyyah dari bani Sa'd kota Thaif, antara Thaif dan Mekkah sekitar 80-90 km

Kenapa disusui di Bani Sa'd?

Agar terhaga dari peyakit di kota, terjaga bahasanya yang masih fasih, juga terjaga cuacanya yang baik untuk pertumbuhan anak. Dan ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Arab kala itu

Selama 2 th disusui di kampung bani Sa'd

ditambah 2 th lagi

4. Kisah terbelahnya dada Rasulullah

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ didatangi oleh Jibril ‘alaihissalam ketika beliau sedang bermain bersama anak-anak (sebayanya). Lalu Jibril menangkap beliau, membaringkannya, kemudian membelah dadanya dan mengeluarkan hati beliau.

Jibril mengeluarkan segumpal darah dari hati itu, lalu berkata:

“Ini adalah bagian (bisikan) setan darimu.”

Kemudian Jibril mencucinya di dalam sebuah bejana yang terbuat dari emas dengan menggunakan air Zamzam, lalu mengembalikannya ke tempatnya.

Setelah itu, anak-anak tersebut berlari menuju ibu susu beliau (Halimah), lalu berkata:

“Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh!”

Maka mereka mendatanginya, dan ternyata beliau dalam keadaan berubah warna (wajah pucat).

Anas berkata:

“Sungguh aku melihat bekas jahitan itu di dada beliau.” (HR. Muslim no.261)

Berapa kali dibelah dadanya?

Nabi Muhammad dibelah dadanya sebanyak 2 kali

pertama saat di kampung bani sa'ad kedua sebelum diangkat ke langit

Apa hikmahnya?

  • Agar terpelihara sejak kecil

Ibnu Hajar rahimahullah berkata:

وكان هذا في زمن الطفولية، فنشأ على أكمل الأحوال من ‌العصمة ‌من ‌الشيطان

“Dan hal itu terjadi pada masa kecil beliau, lalu beliau tumbuh dengan keadaan paling sempurna dalam hal penjagaan dari godaan dan gangguan setan.”

  • Terjaga dari kerusakan dosa, & maksiat
  • Terlihat akhlak Nabi yang begitu luar biasa

ada seorang yang emminta kambing kepada Nabi

cerita Anas ketika menjadi pembantu Nabi

لَقَدْ خَدَمْتُ رَسُوْلَ اللهِ عَشَرَ سِنِيْنَ, فَمَا قَالَ لِي أُفٍّ وَلَا قَالَ لِشَيْئٍ فَعَلْتُهُ لِمَ فَعَلْتَهُ؟, وَلَا لِشَيْئٍ لَمْ أَفْعَلْهُ: أَلَا فَعَلْتَ كَذَا؟

“Sungguh aku telah melayani Rasulullah selama sepuluh tahun. Beliau tidak pernah berkata kepadaku sekalipun, “Aah”, tidak pernah berkomentar tentang apa yang aku lakukan, “Mengapa kamu lakukan (ini)”, dan tentang apa yang tidak aku lakukan, “Mengapa kamu tidak melakukan demikian (saja.)” (Muttafaqun ‘alaih)

5. Wafat Ibundanya

Aminah keluar bersama putranya, Muhammad ﷺ, dan pengasuhnya (Barakah, Ummu Aiman) menuju Madinah. Saat itu usia Rasulullah ﷺ enam tahun.

Ia bermaksud mengunjungi kubur suaminya, Abdullah, di Madinah. Ia tinggal di Madinah beberapa hari; baginya ada sejumlah kenangan dalam jiwa Muhammad ﷺ.

Dalam perjalanan pulang menuju Makkah, Aminah jatuh sakit, dan penyakitnya semakin parah hingga ia wafat di Al-Abwā’, lalu dimakamkan di sana. (Sirah Ibnu Hisyam)

Ketika perjanjian hudaibiyyah Nabi menziarahi makam ibunya, beliau duduk dan menangis, membuat Para Sahabat disekitarnya pun menangis, Para Sahabat bertanya, Apa yang membuatmu menangis Ya RasulAllah?

Nabi ﷺ menjawab:

اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لِأُمِّي فَلَمْ يَأْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأَذِنَ لِي

"Aku mohon izin kepada Rabb-ku untuk memohonkan ampun bagi ibuku, tetapi tidak diperkenankan. Kemudian aku meminta izin untuk menziarahi kuburnya, maka diperkenankan.” (HR. Muslim)

Nabi kala itu masih di usia 6 th, melihat ibunya sekarat dan akhirnya meninggal, jauh dari Paman-pamannya di Mekkah, maupun yang di Madinah sehingga ini memberi kesan sedih yang mendalam, dan semakin berat dalam kondisi yatim

Maka Nabi ﷺ bersabda:

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هكَذَ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئاً

“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya. (HR al-Bukhari no. 4998 dan 5659)

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺷَﻜَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺴْﻮَﺓَ ﻗَﻠْﺒِﻪِ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ: ﺇِﻥْ ﺃَﺭَﺩْﺕَ ﺗَﻠْﻴِﻴْﻦَ ﻗَﻠْﺒِﻚَ ﻓَﺄَﻃْﻌِﻢِ ﺍﻟْﻤِﺴْﻜِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻣْﺴَﺢْ ﺭَﺃْﺱَ ﺍﻟْﻴَﺘِﻴْﻢِ

Dari Abu Hurairah, bahwasanya ada seseorang yang mengeluhkan kerasnya hati kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau berkata kepadanya:

“Jika engkau ingin melembutkan hatimu, maka berilah makan kepada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.” (HR. Ahmad)

6. Wafat kakeknya

Kemudian Muhammad diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib

Abdul Muthalib yang memberi nama Muhammad

قال: سميته محمدا. قالوا: فلم رغبت به عن أسماء أهل بيته؟ قال: ‌أردت ‌أن يحمده الله في السماء، وخلقه في الأرض.

Ia (Abdul Muthalib) berkata, “Aku menamainya Muhammad.” Mereka bertanya, “Mengapa engkau memilihkan untuknya nama yang tidak biasa bagi keluarga kalian?” Ia menjawab, “Aku menginginkan agar Allah memuji dirinya di langit, dan makhluk-Nya memuji dirinya di bumi.” (Al-Bidayah Wan Nihayah 3/389)

Bagaimana Abdul Muthalib mengistimewakan Nabi?

كان يوضع لعبد المطلب جد رسول الله صلى الله عليه وسلم فراش في ظل الكعبة، فكان لا يجلس عليه أحد من بنيه إجلالا له، وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يأتي حتى يجلس عليه، فيذهب أعمامه يؤخرونه،

“Untuk Abdul Muthalib, kakek Rasulullah ﷺ, biasanya disediakan sebuah tempat duduk (alas/firas) di dekat Ka’bah, di bawah naungannya. Tidak seorang pun dari anak-anaknya (yaitu paman-paman Nabi) berani duduk di atasnya sebagai bentuk penghormatan kepadanya. Namun Rasulullah ﷺ —ketika masih kecil— datang dan duduk di atasnya. Maka paman-pamannya hendak menariknya menjauh,

فيقول جده عبد المطلب: دعوا ابني، فيمسح على ظهره، ويقول: إن لبني هذا شأنا

tetapi Abdul Muthalib berkata, ‘Biarkan anakku.’ Lalu ia mengusap punggung beliau dan berkata, ‘Sesungguhnya cucuku ini memiliki kedudukan besar (urusan yang agung).’” (Sirah Ibnu Hisyam hlm 66)

Ibnu Hisyam rahimahullah berkata:

‌فَلَمَّا ‌بَلَغَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ثَمَانِي سِنِينَ هَلَكَ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ بْنُ هَاشِمٍ. وَذَلِكَ بَعْدَ الْفِيلِ بِثَمَانِي سِنِينَ

“Ketika Rasulullah ﷺ mencapai usia delapan tahun, wafatlah Abdul Muththalib bin Hasyim. Dan itu terjadi delapan tahun setelah peristiwa gajah.” (Sirah Ibnu Hisyam: 1/129)

7. Diasuh oleh pamanya Abu Thalib

Abu Thalib adalah saudara seibu bapaknya Abdullah. Meskipun nasabnya tinggi, namun Abu Thalib ini miskin, sehingga Nabi tatkala diasuh oleh pamanya Abu Thalib, beliau ikut membantu berdagang

وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم ‌بعد ‌جده عبد المطلب، مع عمه أبي طالب لوصية عبد المطلب له به، ولأنه كان شقيق أبيه عبد الله أمهما فاطمة بنت عمرو بن عائذ بن عمران بن مخزوم قال: فكان أبو طالب هو الذي يلي أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم وكان إليه، ومعه

“Dan Rasulullah ﷺ setelah (wafat) kakeknya, Abdul Muththalib, berada dalam pengasuhan pamannya, Abu Thalib, karena wasiat Abdul Muththalib kepadanya tentang beliau, dan juga karena Abu Thalib adalah saudara kandung ayahnya, Abdullah — ibu keduanya adalah Fāṭimah binti ‘Amr bin ‘Āyidz bin ‘Imrān bin Makhzūm. Maka Abu Thalib-lah yang mengurus urusan Rasulullah ﷺ, dan beliau berada di bawah pengasuhannya dan bersamanya.” (Al-Bidayah Wan Nihayah: 3/432)