Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ramadhan & Sedekah Terbaik

 Rasulullah bersabda:

أفضل الصدقة صدقة رمضان

Sedekah yang paling afdol adalah sedekah di bulan Ramadhan.” [1]

Nabi memberikan teladan yang terbaik dalam hal kedermawanan, dan lebih lagi nampak ketika Bulan Ramadhan

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَـكُوْنُ فِـيْ رَمَضَانَ

Nabi adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan

فَلَرَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْـخَيْـرِ مِنَ الِرّيْحِ الْـمُرْسَلَةِ

Rasûlullâh lebih dermawan daripada angin yang berhembus.”

Kenapa Sedekah Di Bulan Ramadhan salah satu dari sedekah terbaik?

Imam Ibnu Rajab rahimahullah menjelaskan: yaitu karena

شرف الزمان ومضاعفة أجر العمل فيه

“Kemuliaan waktu itu dan dilipat gandakan ganjaran amal di dalamnya.”

إعانة الصائمين والقائمين والذاكرين على طاعتهم فيستوجب المعين لهم مثل أجرهم

Membantu orang-orang yang berpuasa, shalat, dan orang-orang yang berdzikir dalam melaksanakan ketaatan mereka. Sehingga dengan demikian, beliau akan mendapatkan ganjaran seperti ganjaran pelakunya.

Rasulullah  bersabda,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa yang memberi bukaan puasa untuk orang yang berpuasa, dia akan mendapatkan pahala puasa tanpa mengurangi pahala puasa orang yang diberi bukaan sedikitpun.” [2]

فمن جاد على عباد الله جاد الله عليه بالعطاء والفضل، والجزاء من جنس العمل

Allah akan balas sesuai jenis amalannya, “Barangsiapa yang baik kepada hamba Allah, maka Allah akan baik kepadanya dengan pemberian, karunia, dan balasan sesuai dengan amalannya”

أن الجمع بين الصيام والصدقة من موجبات الجنة

Memadukan antara puasa dan sedekah merupakan amalan yang dapat memasukkan seseorang ke surga.

Sebagaimana sabda Nabi ,

إِنَّ فِيْ الْجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا ، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا ، أَعَدَّهَا الله لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ ، وَأَلاَنَ الْكَلاَمَ ، وَتَابَعَ الصِّيَامَ ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ

Sesungguhnya di surga ada kamar-kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalam, dan bagian dalamnya terlihat dari luarnya. Allâh  siapkan kamar-kamar tersebut bagi orang-orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, selalu berpuasa, dan shalat di tengah malam saat manusia tidur

أن الجمع بين الصيام والصدقة أبلغ في تكفير الخطايا واتقاء جهنم والمباعدة عنها وخصوصا إن ضم إلى ذلك قيام الليل

Mengumpulkan antara puasa dan sedekah lebih ampuh dalam menghapus dosa, melindungi serta menjauhkan diri dari neraka jahannam, terlebih lagi jika kedua perkara itu digabung dengan shalat malam

الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ

“… Sedekah akan menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam …

فالصدقة تجبر ما فيه من النقص والخلل ولهذا وجب في آخر شهر رمضان زكاة الفطر طهرة للصائم من اللغو والرفث

“Maka sedekah, menambal kekurangan, oleh karenanya di akhir ramadhan disyariatkan zakat fithri mencucikan bagi orang yang berpuasa dari ucapan sia-sia”.

أن الصائم يدع طعامه وشرابه لله فإذا أعان الصائمين على التقوي على طعامهم وشرابهم كان بمنزلة من ترك شهوة لله وآثر بها أو واسى منها

“Bahwa orang yang berpuasa dia meninggalkan makan dan minumnya karena Allah, jika dibantu untuk bertakwa kepada Allah, terhadap makan dan minumnya maka kedudukannya seperti orang yang meninggalkan syahwat dan keinginan darinya”

ويكون في ذلك شكر لله على نعمة إباحة الطعام والشراب له ورده عليه بعد منعه إياه

“Menghibur orang-orang miskin merupakan salah satu wujud seseorang mensyukuri nikmat Allâh. Seorang yang berpuasa, apabila ia merasakan kelaparan, maka ia tidak akan melupakan saudaranya yang fakir dan miskin.”[3]

قال الشافعي رضي الله عنه: أحب للرجل الزيادة في الجود في شهر رمضان اقتداء برسول الله صلى الله عليه وسلم ولحاجة الناس فيه إلى مصالحهم ولتشاغل كثير منهم بالصوم والصلاة عن مكاسبهم

Imam asy-Syâfi’i rahimahullah berkata, “Aku menyukai apabila seseorang menambah kedermawanannya di bulan Ramadhan, sebagai bentuk peneladanan dia terhadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dan juga karena kebutuhan manusia serta kesibukan sebagian mereka dengan puasa dan shalat sehingga mata pencaharian mereka terabaikan.



[1] (HR. Tirmidzi)

[2] (HR. Tirmidzi)

[3] Lathoiful Ma’aarif hal. 167-168

Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Post a Comment for "Ramadhan & Sedekah Terbaik"