Langsung ke konten utama

5 Pelajaran Aqidah dari puasa Ramadhan

 


5 Pelajaran Aqidah dari puasa Ramadhan

Perkara Aqidah adalah tujuan kita diciptakan oleh Allah

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

(Qs Adz Dzariyat: 56)

Para Nabi & Rasul ‘alaihimussalam mereka diutus untuk aqidah

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”

(Qs An Nahl: 36)

Pelajaran aqidah dari puasa Ramadhan

1. Ramadhan dan puasa ramadhan mengajarkan kita ke-Ikhlasan (Tauhid)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى

“Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.”

(HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

karena Ibadah puasanya ia ikhlaskan karena Allah, bukan karena perintah atasan, bukan karena ikut-ikutan, bukan karena malu sama tetangga tapi dia berpuasa ikhlas karena Allah Subhaanahu Wa Ta’aala.

Juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Ramadhan dan puasa ramadhan mengajarkan kita meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Termasuk prinsip Aqidah Ahlus sunnah wal Jama’ah, adalah mengikuti dan mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Maka dalam puasa ramadhan kita diajarkan untuk ikut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berpuasa, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

“Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka (ketika sudah masuk waktunya).” (Muttafaqun ‘alaih).

maka ini pelajaran yang hendaknya kita mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni dalam berbuka adalah dengan menyegerakannya ketika sudah masuk waktu berbuka

Bahkan makan sahur itu adalah sunnah yang menjadi pembeda antara puasanya kaum muslimin & puasanya Ahli Kitab

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

Perbedaan antara puasa kita (umat Islam) dan puasa ahlul kitab terletak pada makan sahur.”

(HR. Muslim no. 1096.)

3. Ramadhan dan puasa ramadhan mengajarkan kita bahwa: Iman itu bertambah dan berkurang

Termasuk Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah bahwasanya

Iman itu bertambah dan berkurang; bertambah dengan ketaatan, dan berkurang dengan kemaksiatan

Kita lihat saudara-saudara kita di Bulan Ramadhan ini. Kita dapati diantara mereka yang Allah berikan taufiq mengerjakan ketaatan, beramal shalih, ia berpindah dari satu amal shalih kepada amal shalih lainnya

Setelah berpuasa, dia memberi ifthor (buka puasa), lalu malamnya dia melakukan sholat tarawih, berpindah lagi membaca Al-Qur’an, berdzikir dan seterusnya sampai menjadi hamba Allah yang bertakwa

Ada kaedah disebutkan Para Ulama

من ثواب الحسنة الحسنة بعدها

“Diantara ganjaran suatu amal kebaikan adalah (dimudahkan mengerjakan) amal kebaikan setelahnya”

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala menjelaskan tentang iman bahwa iman itu bisa naik turun

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى

Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka

(Qs Muhammad: 17)

Demikian juga dengan saudara-saudara kita yang jatuh dalam maksiat, akhirnya keimanannya mulai menurun dan mulai malas beribadah.

4. Ramadhan dan puasa ramadhan mengajarkan keimanan terhadap takdir

Keimanan kepada takdir yang baik & yang buruk merupakan Rukun iman yang ke-6

dan di Bulan Ramadhan ini, terdapat malam yang dinamakan malam Lailatul Qodar disana dicatatkan takdir selama setahun

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah (maksudnya: takdir dalam setahun, -pen).” (QS. Ad Dukhon: 3-4).

Imam Nawawi rahimahullah berkata,

“Disebut lailatul qadar karena di malam tersebut dicatat untuk para malaikat catatan takdir, rezeki dan ajal yang terjadi pada tahun tersebut”

Diantaranya juga sebagai contoh keimanan kita terhadap takdir, bahwa disana ada kaum muslimin yang dengan takdir Allah tidak sampai memasuki bulan ramadhan, ada juga yang memasuki bulan ramadhan tapi tertimpa musibah sakit dan sebagainya

Bahkan diantara takdir yang tidak mengenakkan, seorang yang berpuasa dia tertimpa lapar, dahaga, letih ini semua takdir yang buruk, namun kita bersabar karenanya.

5. Ramadhan dan puasa ramadhan mengajarkan kita untuk mengimani Allah diatas langit

Hal ini bisa kita ambil dari:

  • Peristiwa turunnya Al-Qur’an

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ

Bulan ramadhan yang disana diturunkan Al-Qur’an (Qs Al Baqarah: 185)

Al-Quran turun dari Allah kepada Muhammad lewat perantara Jibril, turun itu dari mana kemana?

Anak-anak yang masih dalam fitrahnya ketika ditanya: Dimana Allah? maka dia akan menunjuk ke langit.

  • Berdoa

Dalam ayat-ayat puasa di sela-sela pembahasan terdapat ayat

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, (Qs Al Baqarah: 186)

dan juga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terzalimi.”

(HR. Tirmidzi no. 2526 dan Ibnu Hibban 16: 396. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

dan kita ketahui bersama, seorang hamba yang berdoa, maka tangannya menengadah kemana? ke atas, dan hati seorang yang berdoa tertuju ke Dzat yang suci yang berada diatas langit.

Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua-Nya

Aditya Bahari

2 Ramadhan 1444H/24 Maret 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 Perkara dijamin syurga

Faedah Mudzakaroh shubuh Syaikh Abdur Rozzaq Bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahumallah. pejalan_sunnah Jaminan Surga dengan melaksanakan 6 perkara. ﺃَﺻْﺒَﺤْﻨَﺎ ﻭَﺃَﺻْﺒَﺢَ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻟِﻠَّﻪِ، ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ، ﻻَ ﺇِﻟَـﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ، ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳْﺮُ . Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. “Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu." ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﻋﻠِّﻤﻨﺎ ﻣَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻌُﻨﺎ ﻭَﺍﻧْﻔَﻌْﻨﺎ ﺑِﻤﺎ ﻋَﻠَّﻤﺘَﻨَﺎ ﻭﺯِﺩْﻧَﺎ ﻋِﻠﻤﺎ Allahumma 'allimna ma yanfa 'una, wa anfa 'na bima 'allamtana wa zidna 'ilma. "Ya Allah, tolong kami ajari apa yang ber...

Ringkasan faedah kajian buku 175 jalan menuju surga

Ustadz Ali Hasan Bawazier.MA Tingkatan surga Rasulullah _shallallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda : ﺇﻥَّ ﺃﻫﻞَ ﺍﻟﺠﻨَّﺔِ ﻳﺮَﻭْﻥَ ﺃﻫﻞَ ﺍﻟﻐُﺮَﻑِ ﻛﻤﺎ ﺗﺮَﻭْﻥَ ﺍﻟﻜﻮﻛﺐَ ﺍﻟﺪُّﺭِّﻱَّ ﺍﻟﻐﺎﺑﺮَ ﻓﻲ ﺍﻷﻓﻖِ ﻣِﻦ ﺍﻟﻤﺸﺮﻕِ ﻭﺍﻟﻤﻐﺮﺏِ ﻟﺘﻔﺎﺿُﻞِ ﻣﺎ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ‏) ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗﻠﻚ ﻣﻨﺎﺯﻝُ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀِ ﻻ ﻳﺒﻠُﻐُﻬﺎ ﻏﻴﺮُﻫﻢ ؟ ‏) ﻗﺎﻝ : ‏( ﺑﻠﻰ ﻭﺍﻟَّﺬﻱ ﻧﻔﺴﻲ ﺑﻴﺪِﻩ ﺭﺟﺎﻝٌ ﺁﻣَﻨﻮﺍ ﺑﺎﻟﻠﻪِ ﻭﺻﺪَّﻗﻮﺍ ﺍﻟﻤﺮﺳَﻠﻴﻦَ ‏ "Bahwa penduduk surga itu saling melihat orang yang berada dikamar di atas mereka, sebagaimana kamu melihat bintang-bintang yang ada diufuk timur maupun barat dikarenakan tingkatan amalan  diantara mereka.  sahabat bertanya, 'Ya Rasul, itu adalah tempat para Nabi, yang tidak akan dicapai kecuali mereka ?'. Nabi SAW menjawab 'tidak! demi Tuhan yang diriku dalam kekuasaan-Nya, mereka itu laki-laki yang beriman kepada ALLAH dan membenarkan para utusan". (HR Imam Bukhari-Muslim dari Abu Sa'id Al-Khudri ra) Maksudnya Surga tingkatannya banyak. Di dunia saja kita melihat perb...

Ketika Perkaranya Tak Sesuai Harapan Kita

Tatkala kita mendapati perkara yang tidak menyenangkan dalam hidup ini, maka itu bukti bahwa kita tidak kuasa. أنت تريد وأنا أريد ولكن الله يفعل ما يريد “Kamu punya keinginan, begitupun aku, tapi Allah melakukan apa yang Allah kehendaki” Niat bantu malah ditipu, hadir kajian dateng dari jauh eh mati lampu, udah stok barang banyak buat dijual eh nggak laku. Udah keluar duit banyak buat pendidikan anak, anaknya malah buat masalah terus di sekolah. Sobat takwa yang dirahmati Allah Ta’aala Ketika perkaranya tak sesuai harapan kita, maka yang kita lakukan adalah ber-SABAR, tidak ada amalan lain selain sabar. Lalu berprasangka baik kepada Allah Ta’aala Allah Ta’aala berfirman:  وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ  “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sed...