Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

“MEMPERBAIKI DIRI SEBELUM RAMADHAN”




 إصلاح النفس قبل رمضان

“MEMPERBAIKI DIRI SEBELUM RAMADHAN”

 

Al Ishlaah : perbaikan

Memperbaiki diri adalah tujuan yang mulia, dan tidak ada taufiq kecuali dari Allah semata

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman tentang Nabi Syu’aib:

إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ

“Aku tidak menginginkan kecuali perbaikan selama aku masih sanggup”

Asy Syaikh As Se’di rahimahulloh menfasirkan:

“Tidak ada maksud yang aku inginkan kecuali keadaan kalian (kaumku) menjadi baik, aku tidak punya tujuan khusus bagiku,, dan ketika ungkapan ini merupakan tazkiyah diri maka dilawan dengan …

وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. (Qs Hud: 88)

Bukan berarti yang berbicara sudah lebih baik, namun kita semua memohon taufiq dari Allah,

أن يصلح لنا شأننا كله ولايكلنا إلى أنفسنا طرفة عين

“Agar Allah memperbaiki keadaan kita semua, dan tidak menyerahkan urusan kita kepada kita (yang lemah ini, yang sering mengeluh, yang sering mengatakan tidak mampu) sendiri walaupun sekejap mata (tanpa petolongan dan taufiq Allah)”

Ini di antara dzikir pagi petang kita sekaligus doa, meminta perbaikan

Dan disana juga ada Doa yang hendaknya kita selalu memohon kepada Allah dengan doa agar diperbaiki urusan agama dan dunia

اللَّهُمَّ أصْلِحْ لِي دِيْنِيَ الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي ، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي ، وَأَصْلِحْ لِي آخِرتِي الَّتي فِيهَا مَعَادِي ، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ ، وَاجْعَلِ المَوتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang menjadi pegangan urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku; serta jadikanlah kehidupanku mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan kematianku sebagai kebebasanku dari segala keburukan. (HR. Muslim, no. 2720)

Tentu memperbaiki diri itu selalu dan setiap waktu, bukan hanya sebelum ramadhan, apalagi an nafs (jiwa) selalu memerintahkan pada keburukan, jadi harus senantiasa di perbaiki

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (Qs Yusuf: 53)

Tapi maksudnya disini adalah penekanan, yakni penekanan bahwa memperbaiki diri sebelum ramadhan sangat penting karena kita akan mengadapi bulan yang mulia, yang benar-benar Allah obral pahala pada bulan tersebut

Ramadhan: adalah bulan Hijriyah yang ke 9, dinamakan ramadhan karena kewajiban puasa di bulan ini bertepatan dengan musim panas yang sangat terik.

Memperbaiki diri sebelum ramadhan, berarti mempersiapkan diri untuk bisa menjalankan ibadah dengan maksimal, dan mengurangi dan menipiskan kemungkinan merugi karena setelah Ramadhan berlalu dan kita belum diampuni dosa-dosanya.

شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ. فَقُلْتُ: آمِينَ

Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadan berlalu akan tetapi dosanya belum diampuni, maka aku ucapkan Aamiin. (HR. Bukhari No. 281 dalam Shahih al-Adab al-Mufrad.)

Diantara petunjuk para orang shalih terdahulu bahkan berdoa 6 bulan sebelum datangnya Ramadhan agar disampaikan pada bulan ramadhan: “Allohumma Ballighnaa Romadhoon”

BERUNTUNGLAH BAGI ORANG YANG MEMPERBAIKI DIRINYA SEBELUM RAMADHAN

" طوبى لمن أصلح نفسه قبل رمضان " .

“Beruntunglah orang yang memperbaiki dirinya sebelum ramadhan”

Perkataan ini mengutip dari ucapan Amr bin Qois rahimahullah dalam kitab “Lathoiful Ma’arif” hal. 138 menyatakan bahwa orang yang memperbaiki dirinya sebelum Ramadhan akan beruntung. Nasehat beliau ini membahas pentingnya mempersiapkan diri dengan ilmu dan amalan sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Disana ada kaedah sangat penting di sampaikan oleh Asy Syaikh Ushaimi hafidzahullah

من استعد لشيء قدر عليه، ومن غفل عنه عجز عنه

“Siapa yang bersiap-siap untuk suatu hal, maka ia akan mampu melakukannya, tapi siapa yang lalai maka ia akan lemah (tidak mampu)”

Dalam ucapan beliau ini dijelaskan pentingnya mempersiapkan diri dengan ilmu dan amalan sebelum memasuki bulan Ramadhan.

  • Isti’dad (persiapan) untuk sesuatu yang penting apalagi terkait dengan amalan yang agung seperti berperang, berdakwah atau amalan wajib lainnya ini diperintahkan dalam syariat kita

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi (Qs Al Anfal: 60)

Banyak tafsiran para ulama, kekuatan disini ada yang menafsirkan senjata, atau kemampuan fisik dan juga kendaraan untuk berperang

Contoh dalam kehidupan nyata kita sehari-hari menunjukkan pentingnya mempersiapkan segala sesuatu

Seorang Ayah mempersiapkan biaya pendidikan dan kebutuhan keluarga nya

Seorang Ibu menyiapkan sarapan anaknya

Seorang santri menyiapkan hafalan untuk disetorkan,, bersiap belajar sebelum ujian

Seorang guru menyiapkan materi yang diajarkan

Seorang pedagang menyiapkan dagangannya untuk dijual dll

Semuanya butuh persiapan agar maksimal

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala mengingatkan apa bekal yang sudah kita persiapkan di hari esok?

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…” (Qs Al Hasyr: 18)

Memperbaiki diri sebelum Ramadhan dengan 3 perkara

  • Bertaubat kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’aala

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Qs An Nur: 31)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

طُوْبَى ِلمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيْفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيْرًا.

“Sungguh beruntung seseorang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak” (HR Ibnu Maajah no 3818, dan dishahihkan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah)

istighfar amalan yang mudah , namun banyak kaum muslimin meninggalkannya

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ

dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya (Qs Hud: 3)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحاً

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). (Qs At Tahrim: 8)

Kita termasuk orang-orang yang beriman atau tidak? kita beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari akhir dan Takdir baik buruk

Allah panggil kita, dan memerintahkan kita semua untuk bertaubat dengan taubat nashuha, taubatan shodiqoh

Syarat taubat ada 3:

  1. Terlepas dari maksiat itu
  2. Menyesal melakukannya
  3. Bertekad tidak mengulanginya

Ditambah satu jika berkaitan dengan hak manusia agar memberikan haknya, atau meminta dihalalkan dll

dengan taubatnya kita kepada Allah, akan memudahkan kita dalam menegakkan kebaikan-kebaikan, mengerjakan amal shalih, karena dosa-dosa itu memberatkan seorang dari berbuat baik

  • Berniat dan memiliki azam untuk beramal shalih pada bulan Ramadhan

فإن نية الخير خير

“Niat baik adalah kebaikan”

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setiap amalan pasti ada niatnya

dan seseorang akan dibalas sesuai niatnya”

وعن أبي عبد الله جابر بن عبد الله الأنصاري - رضي الله عنهما - قال: كنا مع النبي صلي الله عليه وسلم في غزاة فقال: ((إن بالمدينة لرجالاً ما سرتم مسيراً ولا قطعتم وادياً إلا كانوا معكم؛ حبسهم المرض)) وفي رواية: ((إلا شركوكم في الأجر)) رواه مسلم

Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah radhiyAllahu ‘anhuma berkata: “Dahulu kami bersama Rasulullah dalam suatu peperangan, maka beliau bersabda: “Sesungguhnya di Madinah ada orang-orang yang tidak berjalan bersama kalian, tidak melewati lembah bersama kalian, mereka (tidak berangkat) karena udzur sakit, dalam riwayat lain : kecuali mereka bersama kalian dalam pahala”

Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata:

فمعني الحديث أن الإنسان إذا نوي العمل الصالح، ولكنه حبسه عنه حابس فإنه يكتب له أجر ما نوي

Makna hadits bahwa “seorang jika dia berniat untuk beramal shalih, akan tetapi terhalang dengan sesuatu maka ditulis baginya pahala apa yang dia niatkan”

Maka niatkanlah dari sekarang untuk beramal shalih di bulan ramadhan sehingga jika seorang terhalang seperti sakit, atau bahkan kematian maka Allah catatn niatan kita ini

  • Mempersiapkan amalan yang ada pada bulan Ramadhan

ما وجب العمل به وجب تقديم تعلمه عليه

“Apa yang menjadi wajib beramal dengannya wajib dikedepankan mempelajarinya”

Seorang muslim wajib mempelajari amalan yang terkait dengan Bulan Ramadhan,

  • agar mempelajari hukum-hukum terkait salah satu rukun Islam ini
  • sebagai pengingat agar siap saat berada dibulan Ramadhan
  • Mengulangi lagi pelajaran yang diistilahkan para ulama (fiqh munasabaat)

diantara yang perlu kita latih, dan persiapkan dari amalan adalah yaitu Puasa, dan Membaca Al-Qur’an

وكان حبيب بن أبي ثابت إذا دخل شعبان قال: هذا ‌شهر ‌القراء

Habib bin Abi Tsabit rahimahullah, jika memasuki bulan Sya’ban beliau berkata

Ini adalah bulan membaca Al Qur’an.

وكان عمرو بن قيس الملائي إذا دخل شعبان أغلق حانوته وتفرغ لقراءة القرآن

Imam Amr bin Qais rahimahullah bila memasuki bulan Sya’ban, beliau menutup toko beliau (cuti dagang), kemudian beliau banyak mengisi hari-hari beliau dengan membaca Al-Qur’an.

Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah:

ولما كان شعبان كالمقدمة لرمضان ‌شرع ‌فيه ما يشرع في رمضان من الصيام وقراءة القرآن ليحصل التأهب لتلقي رمضان وترتاض النفوس بذلك على طاعة الرحمن

“Ketika bulan sya’ban seperti muqadimah ramadhan, disyariatkan amal ibadah yang disyariatkan di bulan ramadhan yakni puasa dan membaca Al-Qur’an, supaya bersiap untuk bertemu ramadhan, dan jiwanya sudah terlatih dengan ketaatan kepada Allah” (Lathoiful Ma’aarif


Peringatan penting di bulan sya’ban

  1. Memperbanyak puasa

فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

Dan saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban.” (HR Al-Bukhari no. 1969 dan Muslim 1156/2721)

2.      Segera mengqodho puasa sebelum masuk ramadhan

 

Aditya Bahari

Ditulis Ahad 5 Sya’ban 1444 H

Di Pondok Pesantren Masyarakat Darut Taqwa Sawit

Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Posting Komentar untuk "“MEMPERBAIKI DIRI SEBELUM RAMADHAN”"