Tafsir Surah Al Qoriah
Tafsir Surah Al Qoriah
(Oleh : Aditya
Bahari)
Surah Al Qoriah surah ke 102
Surah ini terdiri atas 5 ayat,
termasuk surat Makkiyah
Al Qori’ah artinya: “Suara yang mengagetkan, mencekam
membuat hati menjadi ketakutan”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
الْقَارِعَةُ
“(1) Hari Kiamat,
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{الْقَارِعَة} الْقِيَامَة الَّتِي تَقْرَع
الْقُلُوب بِأَهْوَالِهَا
”(Hari kiamat) dinamakan Al-Qaari'ah karena
kengerian-kengerian yang terjadi di dalamnya sangat menggetarkan hati”
قوله: {الْقَارِعَةُ} هي في الأصل الصوت الشديد، سميت القيامة
بذلك، لأنها تقرع القلوب بالفزع والشدائد، وعليه درج المفسر، وقيل: لأن إسرافيل
يقرع الصور بالنفخ، فإذا نفخ النفخة الأولى مات جميع الخلائق، وبالثانية يحيون.
Dalam Haasyiyah Ash Showi dijelaskan:
Asal kata Qoriah adalah: (Suara yang
keras), dinamakan hari kiamat dengan al qoriah karena menggetarkan hati dengan
kengerian yang dahsyat, ini pendapat kebanyakan ahli tafsir, ada juga yang
mengatakan “Bahwa Isrofil meniup buuq tiupan pertama mati seluruh makhluk, tiupan
kedua dibangkitkan kembali” (Lihat Hasyiyah Ash Showi)
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي
الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ
Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup
sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, (Qs An
Naml: 87)
Al-Qur’an berbicara tentang hari kiamat
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ يَوْمَ
تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ
حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىٰ وَمَا هُمْ بِسُكَارَىٰ وَلَٰكِنَّ
عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ
Hai manusia, bertakwalah kepada
Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang
sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat
kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang
disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi
azab Allah itu sangat kerasnya, (Qs An Naml: 87)
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
مَا الْقَارِعَةُ
“(2) apakah hari Kiamat itu?
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{مَا الْقَارِعَة} تَهْوِيل ( أي تأكيد )
لِشَأْنِهَا وَهُمَا مُبْتَدَأ وَخَبَر خَبَر القارعة
“(Apakah hari kiamat itu?)
Tahwil yakni Ta’kid wa Ta’dzim
ungkapan ini menggambarkan tentang
kengeriannya; ayat yang pertama dan ayat yang kedua merupakan Mubtada dan
Khabarnya.”
القارعة
ما القارعة
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ
“(3) Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{وَمَا أَدْرَاك} أَعْلَمَك {مَا
الْقَارِعَة} زِيَادَة تَهْوِيل لَهَا وَمَا الْأُولَى مُبْتَدَأ وَمَا بَعْدهَا
خَبَره وَمَا الثَّانِيَة وَخَبَرهَا فِي مَحَلّ الْمَفْعُول الثَّانِي لأدرى
“(Tahukah kamu) atau apakah kamu
tahu (apakah hari kiamat itu?) ungkapan ayat ini menambah kengerian yang
terdapat di hari kiamat. Lafal Maa yang pertama adalah Mubtada sedangkan lafal
sesudahnya yaitu lafal Adraaka merupakan Khabarnya; dan Maa yang kedua berikut
Khabarnya berkedudukan sebagai Maf'ul kedua dari lafal Adraa.”
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ
Contoh:
الأستاذ أعلمك الخبرَ
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ
الْمَبْثُوثِ
“(4) Pada hari itu manusia adalah seperti laron yang
bertebaran,
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{يَوْم} نَاصِبه دَلَّ عَلَيْهِ الْقَارِعَة
أَيْ تَقْرَع {يَكُون النَّاس كَالْفِرَاشِ الْمَبْثُوث} كَغَوْغَاء الْجَرَاد
الْمُنْتَشِر يَمُوج بَعْضهمْ فِي بَعْض لِلْحِيرَةِ إِلَى أَنْ يدعوا للحساب
“Manusia seperti laron yang bergelombang satu dengan yang
lainnya karena kebingungan dipanggil untuk di hisab”
Di ayat lain Allah permisalkan manusia dengan belalang
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala:
خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ
مِنَ الْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُنْتَشِرٌ
sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari
kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan (Qs Al Qomar 7)
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ
الْمَنْفُوشِ
“(5) dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang
dihambur-hamburkan.
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{وَتَكُون الْجِبَال كَالْعِهْنِ
الْمَنْفُوش} كَالصُّوفِ الْمَنْدُوف فِي خِفَّة سَيْرهَا حَتَّى تَسْتَوِي مَعَ
الْأَرْض
“Gunung menjadi wol yang
beterbangan karena saking ringannya hingga menyatu bersama bumi”
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala
berfirman:
وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ
فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً
dan diangkatlah bumi dan
gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. (Qs Al Haqqah: 14)
Manusia pada hari kiamat terbagi menjadi 2 golongan
Pertama: orang yang mengerjakan amal shaleh, sehingga
memberatkan timbangan kebaikannya pada akhirnya meraih ridho Allah Subhaanahu
Wa Ta’aala
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ
“(6) Dan adapun orang-orang yang berat timbangan
(kebaikan)nya,
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينه} بِأَنْ
رَجَحَتْ حَسَنَاته على سيئاته
“Siapa yang berat timbangan kebaikannya yaitu dengan terangkat
timbangan kabikan diatas keburukan”
Allah akan menegakkan Mizan (timbangan) pada hari kiamat
kelak, dan tidak ada satupun yang didzalimi
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ
لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ
حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan
yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang
sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.
(Qs Al Anbiya: 47)
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ
“(7) maka dia berada dalam kehidupan yang diridhoi
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{فَهُوَ فِي عِيشَة رَاضِيَة} فِي الْجَنَّة
أَيْ ذَات رِضًى بِأَنْ يَرْضَاهَا أَيْ مَرْضِيَّة لَهُ
“yakni di surga didalamnya Allah memberikan ridho-Nya kepada
hamba-hamba-Nya yang beriman” (lihat Hasyiyah Ash Showi)
Meraih keridhoan Allah ta’ala adalah tujuan tertinggi dan
teragung, bahkan ia merupakan tujuan para penghuni surga. Allah berfirman :
وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ
ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah
keberuntungan yang besar. (QS At-Taubah : 72)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّ الله – عز وجل – يَقُولُ لأَهْلِ الجَنَّةِ : يَا أهْلَ
الجَنَّةِ ، فَيقولُونَ : لَبَّيكَ رَبَّنَا وَسَعْدَيْكَ ، فَيقُولُ : هَلْ
رَضِيتُم ؟ فَيقُولُونَ : وَمَا لَنَا لاَ نَرْضَى يَا رَبَّنَا وَقَدْ
أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أحداً مِنْ خَلْقِكَ ، فَيقُولُ : ألاَ أُعْطِيكُمْ
أفْضَلَ مِنْ ذلِكَ ؟ فَيقُولُونَ : وَأيُّ شَيءٍ أفْضَلُ مِنْ ذلِكَ ؟ فَيقُولُ :
أُحِلُّ عَلَيكُمْ رِضْوَانِي فَلاَ أسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أبَداً
“Sesungguhnya Allah azza wa
jalla berkata kepada penghuni surga, “Wahai penghuni surga..”, mereka berkata,
“Kami memenuhi panggilanMu, kami menta’atiMu”. Allah berkata, “Apakah kalian
ridho (puas)?”, maka mereka berkata, “Kenapa kami tidak ridho (puas) sementara
Engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak Engkau berikan kepada
seorangpun dari ciptaanMu”. Maka Allah berkata, “Maukah Aku berikan kepada
kalian yang lebih baik dari ini?”. Mereka berkata, “Apakah yang lebih baik dari
ini?”. Allah berkata, “Aku telah menurunkan kepada kalian keridhoanKu, maka Aku
tidak akan marah kepada kalian setelah ini selama-lamanya” (HR Al-Bukhari
dan Muslim).
Diantara amalan yang membuat timbangan berat
Tauhid
لَوْ أَنَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعَ وَعَامِرَهُنَّ – غَيْرِي –
وَالأَرْضِيْنَ السَّبْعَ فِي كِفَّةٍ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ فِي كِفَّـةٍ،
مَالَتْ بِهِـنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
"Seandainya ketujuh langit serta seluruh
penghuninya–selain Aku–dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu timbangan dan
kalimat laa ilaha illallah diletakkan dalam timbangan yang lain, niscaya
kalimat laa ilaha illallah lebih berat timbangannya.” (HR. Ibnu Hibban, no.
6218. Al-Hakim
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ
خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا
مَغْفِرَةً
Dari Anas bin Malik , dia
berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman, Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau
menghadap-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian menemui-Ku, engkau tidak
menyekutukan sesuatupun dengan-Ku, niscaya Aku menemuimu dengan ampunan seperti
itu.” (Hadits shahih riwayat Tirmidzi, no. 3540. Dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani).
Ber-akhlak mulia
Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا شَىْءٌ أَثْقَلُ فِى مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَيَبْغَضُ الْفَاحِشَ
الْبَذِىءَ
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan
seorang mukmin selain akhlak yang baik. Sungguh, Allah membenci orang yang
berkata keji dan kotor.” (HR. Tirmidzi, no. 2002. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Dzikrullah
وَالحَمْدُ للهِ تَمْلأُ المِيْزَانَ
ucapan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) itu
memenuhi timbangan.
(HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 223]
Kemudian Allah kabarkan dalam firmannya golongan kedua
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ
“(8) Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya,
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينه} بِأَنْ
رَجَحَتْ سَيِّئَاته على حسناته
“Yaitu dengan timbangan keburukannya yang naik lebih berat
dari kebaikannya”
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ
“(9) maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{فأمه} فمسكنه {هاوية}
“Tempat kembalinya adalah neraka
hawiyah”
Allah menggunakan ungkapan Um yang artinya Ibu
Sebagian mengatakan maksudnya adalah Ummu Ro’sihi (kepalanya
dibawah) dilempar ke neraka
Sebagian mengatakan sebagaimana um
(ibu) adalah tempat naungan pertama seorang anak, tempat kembalinya, seperti
itulah neraka bagi orang kafir, ia merupakan tempatnya bernaung dan kembali, dan
tidak akan pernah bisa keluar darinya Wal Iyyadzubillah
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ
“(10) Tahukah kamu apakah
neraka Hawiyah itu?
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{وما أدراك ما هيه} أي ما هاوية
“Tahukah kamu apa dia?” yakni apa itu neraka Hawiyah?
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
نَارٌ حَامِيَةٌ
“(11) (Yaitu) api yang
sangat panas.
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
هي {نار حامية} شَدِيدَة الْحَرَارَة وَهَاء هِيَهْ لِلسَّكْتِ
تُثْبَت وَصْلًا ووقفا وفي قراءة تحذف وصلا
“sangat panas sekali, dan huruf ha’ pada hiyah dibaca saat
menyambung atau berhenti
Posting Komentar untuk "Tafsir Surah Al Qoriah"