Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENDIDIK ANAK MELALUI SHOLAT

 


MENDIDIK ANAK MELALUI SHOLAT

Oleh Aditya Bahari

 

MUQADIMAH

Sudah sepatutnya kita menjaga shalat lima waktu. Barangsiapa yang selalu menjaganya, berarti telah menjaga agamanya. Barangsiapa yang sering menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi.

Amirul Mukminin, Umar bin Al Khoththob –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,

“Sesungguhnya di antara perkara terpenting bagi kalian adalah shalat. Barangsiapa menjaga shalat, berarti dia telah menjaga agamanya. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam, bagi orang yang meninggalkan shalat.“

Dan tidak akan istiqamah agama seorang hamba tidak akan baik seluruh amalannya sampai dia menegakkan sholat.

Dan sholat adalah penyejuk pandangan mata, kelezatan hamba-hamba Allah yang khusyu’, penyingkap keadaan dari hamba-hamba Allah yang jujur, timbangan keadaan hamba-hamba yang berjalan menuju Allah Subhaanahu Wa Ta’aala.

 

URGENSI SHOLAT DALAM ISLAM

Kewajiban pertama setelah perintah untuk ikhlas dalam ibadah

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Qs Al Bayyinah: 5)

Sholat sumber ketenangan dan tempat saat mendapati perkara yang sulit

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Qs Thaha: 14)

Hudzaifah bin Al-Yaman berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendapati kesulitan dalam suatu urusan, beliau segera mengerjakan shalat. (HR. Ibnu Jarir dalam kitab tafsirnya, dishahihkan oleh Ahmad Syakir dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir)

يا بلال أرحنا بالصلاة

Ya Bilal buatlah kami beristirahat dengan sholat (artinya Rasulullah memerintahkan Bilal untuk adzan)

(HR Ahmad, dan Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Albani rahimahullah di dalam shahihul jami’)

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi tahu kepada kita bahwa rehatnya beliau ‘alaihish sholatu was salaam adalam di dalam sholat

Adapun kita maka apa yang kita ucapkan dari sholat? :Yuk gek ndak sholat terus rehat (mari segera sholat, cepat-cepat habis itu kita rehat; makan, kumpul-kumpul ngobrol) SubhaanAllah

Sholat adalah barometer baik-tidaknya seseorang

عن أبي العالية رحمه الله قال: «كُنْتُ أَرْحَلُ إِلَى الرَّجُلِ مَسِيْرَةَ أَيَّامٍ لأَسْمَعَ مِنْهُ، فَأَتَفَقَّدُ صَلاَتَهُ، فَإِنْ وَجَدْتُهُ يُحْسِنُهَا، أَقَمْتُ عَلَيْهِ، وَإِنْ أَجِدْهُ يُضِيِّعُهَا، رَحَلْتُ وَلَمْ أَسْمَعْ مِنْهُ، وَقُلْتُ: هُوَ لِمَا سِوَاهَا أَضْيَعُ» سير أعلام النبلاء للذهبي (4/209).

Dari Abul ‘Aliyah rahimahullah berkata: “Dahulu aku menempuh perjalanan berhari-hari untuk bisa mendengar hadits darinya, maka aku memeriksa sholatnya, jika aku dapati dia baik sholatnya maka aku akan menetap disana, jika aku dapati dia seorang yang meremehkan sholat, menelantarkan sholat maka aku berkata: orang seperti dia dalam perkara lain pasti lebih meremehkan” (Siyar A’laam an-Nubalaa’ 4/209)

Sholat akan menjadi cahaya bagi orang yang menjaganya

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma , diriwayatkan bahwa suatu hari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membicarakan tentang shalat lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ

Barangsiapa yang menjaga shalat lima waktu, maka shalat itu akan menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Dan pada hari kiamat, orang yang tidak menjaga shalatnya itu akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.

Di dalam hadits yang mulai ini terdapat faedah: “Bahwasanya seorang yang meninggalkan penjagaannya terhadap sholat itu bisa karena disibukkan dengan harta (sebagaimana Qorun), atau disibukkan dengan kekuasaannya (seperti Fir’aun), atau jabatannya (seperti Haaman0, atau perdagangan (seperti Umayyah bin kholaf)”.

 

ANCAMAN BAGI YANG MENELANTARKAN SHOLAT

Akan datang pengganti yang jelek yang menelantarkan sholat

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam: 59).

{فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا} [مريم: 59] قَالَ: نَهَرٌ فِي جَهَنَّمَ خَبِيثُ الطَّعْمِ، بَعِيدُ الْقَعْرِ "

(Ghoyya) : “sungai di Jahannam buruk makanannya, dan sangat dalam sekali”

عَنْ شُفَيِّ بْنِ مَاتِعٍ الْأَصْبَحِيِّ، قَالَ: " إِنَّ فِي جَهَنَّمَ وَادِيًا يُسَمَّى غَيًّا، يَسِيلُ دَمًا وَقَيْحًا

Dari Syufayy bin Mati’ al Ashbahi :“Sesungguhnya Jahannam itu memiliki lembah bernama goyyan, mengalir ke lembah tersebut darah dan juga nanah”

Celakalah bagi orang yang meninggalkan sholat

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ

“(4) Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

Makna Wail

وروى أبو سعيد الخُدْرِي أن الويل وادٍ في جهنم بين جبلين يهوي فيه الهاوي أربعين خريفاً.

Diriwayatkan Abu Sa’iid Al Khudri radhiyAllahu ‘anhu bahwasanya (Al Wail): “Lembah di neraka terletak antara dua gunung, yang seorang jika ingin mengetahui dasarnya harus menempuh 40 tahun”

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

“(5) (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

ابن عباس قال: الَّذِينَ يُؤَخِّرُونَهَا عَنْ أَوْقَاتِهَا

Ibnu Abbas juga menafsirkan: “yaitu orang-orang yang mengakhirkan sholat dari waktunya”(Lihat Tafsir Al Qurthubi)

Apa yang membuatmu diadzab di neraka saqor?

مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"

قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ

Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, (Qs Al Mudatsir 42-43)

Ini semua Ayat-ayat dan hadits yang kita sampaikan, agar supaya kita semua merenungi dan bertanya:

“Dimana kita dari sholat lima waktu?”,

Seberapa pentingkah sholat fardhu dalam list agenda harian kita?.

Dan Sudahkah kita menjadi contoh yang baik untuk keluarga dalam urusan sholat?”

Semua orang tua tidak menginginkan untuk anaknya kecuali kebaikan, akan tetapi apakah kebaikan akan diperoleh dengan angan-angan tanpa sebuah amalan, hanya berupa harapan tanpa ada perubahan dari diri orang tua itu sendiri?

Semoga Allah memberi taufiq kepada Bapak-Ibu sekalian yang dulunya sholat setahun dua kali, atau yang hanya 4 kali, atau yang masih bolong-boling, mari kita perbaiki sholat kita dan menjaganya sampai akhir hayat kita

 

KAITANNYA SHOLAT DENGAN PENDIDIKAN ANAK

Dalam membangun syakhsyhiyyah anak yang islami, membangun karakter, kepribadian anak

Disebutkan Para Ulama diantaranya mereka sebutkan yang awal-awalnya ada dua hal:

Binaa Al ‘Aqdi

Membangun karakter Iman

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman tentang Nasehat Luqman al-Hakim kepada anaknya

Wasiat pertama Luqman kepada anaknya adalah tentang larangan berbuat syirik. Allah Ta’ala berfirman :

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“ Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu berbuat syirik dengan mempersekutukan Allah. Sesungguhnya perbuatan syirik adalah benar-benar kezaliman yang besar. ” (Luqman : 13)

 

Binaa Al ‘Ibaadi

Dan yang pertama & utama setelah Tauhid setelah Aqidah adalah perkara sholat

Mendidik anak melalui sholat

Saat orang tua menegakkan sholat maka anak akan mencontoh orang tuanya

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Qs Al Furqan: 74)

Dan pemimpin harus mencontohkan yang baik, sebelum dikerjakan oleh bawahannya dan ini kaedah

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ،

“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Amir (kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.”

(HR. Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)

Kalau ingin anak-anak kita sholat jadilah pemimpin untuk yang pertama mengerjakan sholat dan mengajarinya sholat, kalau ibu ingin anak-anaknya mendengarkan perintahnya tidak membangkang maka dengarkanlah perintah Allah untuk ibu-ibu sholat, dan tampakkan tidak mengapa sholat ibu-ibu dirumah didepan anak-anaknya

Kalau ingin anak yang disiplin dan bersegera dalam kebaikan maka didiklah dia untuk disiplin dan bersegera dalam shalat

Sebagian orang tua merasa khawatir anaknya telat masuk sekolah, namun tidak merasa khawatir anaknya telat bangun sholat shubuh? Allahu Akbar

Sebagian orang tua merasa bahwa anaknya harus sukses maka aku akan memasukkannya ke sekolah yang favorit agar masa depannya cerah, cemerlang namun lalai bahwa kuburan anaknya kelak juga butuh cahaya dan cahaya dikuburan adalah sholat

Kalimat-kalimat yang kami sampaikan bukan sebagai tahakkum (menyalahkan) akan tetapi sebagai tafakkur (sebagai) perenungan

DUA KEDUDUKAN YANG HARUS TEREALISASI

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Qs Thaha: 132)

(LIHAT KITAB TA’DZIM ASH SHOLAH)

Wahai Orang tua sekalian waffaqokumulloh

Nasehat dari shahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud radhiyAllahu Ta’ala ‘anhu kepada orang tua semuanya Ayah dan Ibu Pendidik semuanya

حافظوا على أبنائكم في الصلاة، وعودوهم الخيرَ، فإن الخير عادة

“Awasilah anak-anak kalian jagalah mereka dalam perkara sholat, dan biasakanlah mereka dengan hal-hal kebaikan, KARENA SESUNGGUHNYA KEBAIKAN AKAN MENJADI KEBIASAAN

(Diriwayatkan oleh al Baihaqi dalam sunan al kubro 3/84)


Video Mendidik Anak Melalui Sholat

Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Posting Komentar untuk "MENDIDIK ANAK MELALUI SHOLAT"