Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

DENGAN BERDZIKIR HATI MENJADI TENANG



أَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوب

DENGAN BERDZIKIR HATI MENJADI TENANG

Oleh Aditya Bahari

 

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على إمام المرسلين نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين وسلم تسليماً كثيرا ، أما بعد أيها الإخوة ؛ السلام عليكم ورحمة الله وبركاته .

 

Muqadimah

Tema Kajian kita pada kesempatan yang mulia ini adalah tentang firman Allah Subhaanahu Wa Ta’aala

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Ingatlah, hanya dengan mengingat  Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs Ar Ra’d: 28)

Dengan berdzikir kepada Allah akan tercapai tuma’ninah hati, ketenangan dan juga rasa nyaman, saat kita merenungi ayat ini bersama maka yang nyata terjadi pada kebanyakan manusia, juga nyatanya yang terjadi pada hati. Maka kita temukan banyak sekali perkara-perkara yang masuk ke dalam hati seperti hawa nafsu yang diikuti, banyaknya syubhat dan syahwat juga fitnah.

Maka hati ini tidak akan tetap, tidak akan merasa tenang ini merupakan kondisi hati, yang kesemua yang kita sebutkan dicakup dalam satu kata yaitu tidak adanya tenteram hati, dan kesemua yang kita sebutkan dari hati gundah, gelisah, galau, ragu, semua in adalah penyakit hati

Syaikh Abdur Razzaq hafidzahullah berkata:

والقلب لا يحصل له سكونه ولا تتحقق له طمأنينته إلا بذكر الله لا بشيءٍ آخر ؛ فإذا عمَر القلب بذكر الله اطمأن ، وإذا غفَل القلب عن ذكر الله تبارك وتعالى داخلته تلك الأمور ، والناس في ذلك بين مقلٍّ ومستكثر

“Dan hati itu, tidak akan tenang tidak tercapai ketenteramannya kecuali dengan dzikrullah tidak dengan selainnya; maka apabila hati seorang dimakmurkan dengan dzikrullah hatinya akan tenteram, jika hati lalai dari dzikrullah akan masuk ke dalamnya penyakit-penyakit hati. Dan manusia dalam hal ini antara yang banyak (lalainya) atau sedikit (lalainya).”

Oleh karenanya Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs Ar Ra’d: 28)

Allah sebutkan hanya dengan dzikrullah, bukan dengan selainnya, maka ketenteraman hati: yaitu rehatnya hati, tenangnya hati, istiqamahnya hati, hilangnya dari segala kegalauan, kegundahan, ini semua tidak terjadi kecuali dengan dzikrullah Tabaroka Wa Ta’aala

Dzikrullah sebab hidupnya hati, dan tanpa dzikrullah hati akan mati, oleh karenanya di dalam hadits

وَعَنْ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُهُ مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ )) . رَوَاهُ البُخَارِيُّ .

Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang berdzikir (mengingat) Rabbnya dan yang tidak bagaikan orang yang hidup dan orang yang mati.” [HR. Bukhari, no. 6407 dan Muslim, no. 779]

Rasulullah menyerupakan orang yang berdzikir kepada Allah seperti orang yang hidup, dan menyerupakan orang yang lalai dari dzikrullah dengan mayyit. Dalam lafadz yang lain

وَرَوَاهُ مُسْلِمٌ فَقَالَ : (( مَثَلُ البَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ ، وَالبَيْتِ الَّذِي لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ ، مَثَلُ الحَيِّ والمَيِّتِ )) .

Diriwayatkan oleh Muslim, “Perumpamaan rumah yang disebutkan nama Allah di dalamnya dengan yang tidak, bagaikan orang yang hidup dan orang yang mati.” [HR. Muslim, no. 779]

Diperumpamakan rumah yang didalamnya ada dzikrullah dengan rumah yang hidup, dan memperumpamakan rumah yang kosong dari dzikrullah dengan rumah orang mati (kuburan)

Kalau kita gabungkan dua hadits ini maka kita dapat mengambil faedah :

1.       Orang yang berdzikir kepada Allah, dia makmurkan hatinya dengan dzikrullah maka permisalannya seperti seorang yang masih hidup di rumah

2.       Orang yang lalai dari dzikrullah maka permisalannya seperti mayyit yang berada di dalam kuburan

Maka jangan jadikan hatimu seperti kuburan, jangan sampai menjadi rumah yang paling kosong

Abdullah bin Mas’ud radhiyAllahu ‘anhu berkata:

«إن أصفر البيوت الذي أصفر من كتاب الله» مصنف ابن أبي شيبة (30024).

“Sesungguhnya rumah paling kosong, adalah yang paling kosong dari (bacaan) Al-Qur’an.”

Yaitu sedikit sekali kebaikannya, sedikit keberkahannya adalah rumah yang sepi dari Al-Qur’an yang dibaca di dalam rumah, dan ini menghilangkan keberkahan rumah, serta mengundang setan kerumahnya

 

MACAM HATI

Dari sini kita bisa memetik faedah bahwasanya hati terbagi menjadi 3:

1.       Qolbun Salim (Hati yang selamat)

Inilah yang Allah sebutkan dalam firman-Nya

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (Qs Asy Syu’araa: 89)

Diantara hati ada hati yang selamat, selamat dari tujuan-tujuan selain Allah, dan ikhlas hati hanya untuk Allah, jernih pula amalannya tidak ada amalan kecuali ditujukan kepada Allah, tidak kembali kecuali kepada Allah, tidak bersandar kecuali kepada Allah, tidak bertawakal kecuali kepada Allah, dan tidak memalingkan ibadah sedikitpun kepada selain Allah

2.       Qolbun Mayyit (Hati yang mati)

Ia adalah hati yang berpaling dari Allah Yang Menciptakannya, Yang mengadakannya di dunia ini, berpaling kepada selainnya

Tidak mengarahkan hatinya pada ketaatan kepada Allah, hatinya tidak lapang untuk berdzikir, tidak perhatian dengan perintah-perintah Allah, kemudian mulai takutnya kepada selain Allah, harapnya kepada selain Allah pada akhirnya amalan-amalannya dia berikan kepada selain Allah

Inilah hati yang mati di dada seseorang

3.       Hati yang hidup tapi bersamaan dengannya memiliki penyakit

Disana ada macam ketiga dari hati: yaitu hati yang hidup tapi disisi lain dia hati yang sakit, dan inilah fokus pembahasan kita.

Hatinya hidup dari sisi ikhlasnya kepada Allah, tapi hatinya sakit dari sisi adanya syubhat ataupun syahwat yang menjangkitnya, jika hamba menghadap hatinya kepada Allah lisannya berdzikir kepada-Nya, jika hatinya lalai dari dzikrullah maka akan masuk pada hati itu dari penyakit-penyakit hati

 

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs Ar Ra’d: 28)

Tenteram dengan apa? Dengan hubungannya dengan Allah, penyandarannya kepada Allah, kembalinya dia kepada Allah bukan kepada seain Allah

Jika demikian kondisi hati seorang hamba, maka tidak akan ada jalan bagi ham, wal gam, wal hazan masuk kedalam hati

Makna-makna :

Al huzn: terkait dengan kesedihan yang sudah berlalu

Al Ghom: terkait dengan kesedihan pada hari itu, menemukan pada dirinya beberapa hal yang membuatnya sedih

Al Hamm: terkait dengan masa depan, seorang memikirkan masa depan apa yang akan menimpanya maka dia khawatir

 

Yang mengkhawatirkan adalah kebanyakan manusia ketika hatinya terjangkit 13 hal ini, atau salah satu darinya, maka tidak berobat, tidak mencari penyembuh dengan kembali kepada Allah, tidak mengingat Allah, tidak bersandar kepada-Nya.

 

Kemudian mencari-cari obat, kesembuhan dari kesedihan ini dengan perkara yang tidak menambah kecuali kesedihan dan kepiluan

 

PENJELASAN DOA AGUNG MENGHILANGKAN

GUNDAH, GELISAH, & KESEDIHAN

الهموم والغموم والأحزان تنتاب الناس بكثرة لكن كيف تعالج ؟! انظروا إلى كلام النبي صلوات الله وسلامه عليه في كيفية معالجة الإنسان للهم والغم والحزن ؛ قال عليه الصلاة والسلام ((مَا أَصَابَ أَحَدًا قَطُّ هَمٌّ وَلَا حَزَنٌ فَقَالَ : اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ صَدْرِي وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي إِلَّا أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَحُزْنَهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَهُ فَرَجًا ))

Gundah gulana, dan kesedihan banyak menimpa manusia, apa obatnya? Lihatlah dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ

Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (Adam) dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa).

Dia memulai dengan pengakuan bahwa Allah adalah Rabbnya, Penciptanya, Yang Memberinya riski, sesungguhnya aku adalah hambamu, dan ayah seluruh kakek moyangku juga ibu sampai Nabi Adam adalah hamba-Mu

نَاصِيَتِي بِيَدِكَ

Ubun-ubunku di tangan-Mu,

(An Nashiyah) Muqoddamur ro’si

Nashiyati ditangan-Mu ya Allah, aku tidak kuasa atas diriku sama sekali kecuali yang Engkau kehendaki

 

مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ

keputusan-Mu berlaku padaku,

عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ

ketentuan-Mu kepadaku pasti adil. (Engkau tidak pernah mendzalimi siapapun walau sebesar biji sawi)

(kemudian bertawasul dengan Nama-Nama Allah, dan ini sebesar-besar tawasul)

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ

Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu (Qs Al A’raf: 180)

أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ

Aku mohon kepada-Mu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diri-Mu,(yakni dengan seluruh Nama-Nama Mu Ya Allah) yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu gaib di sisi-Mu.

أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي

Mohon jadikan Alquran sebagai penenteram hatiku,(sebelumnya penuh dengan gundah, gulana, kesedihan)

Agar Al-Quran bersemi, memakmurkan hatiku, menyibukkan dengan Al-Qur’an, selalu menghadap kepada Al-Qur’an

Asy Syaikh Abdur Razzaq hafidzahullah mengatakan:

فإذا عمَر القلب بالقرآن وانشغل بالقرآن لا يبقى فيه هم ولا غم ولا حزن لأنه لم يصبح في القلب مكانٌ للهم ولا للغم ولا للحزن ، لو أراد الهم والغم والحزَن أن يدخل إلى قلبه ويُذهب عنه الطمأنينة لا يجد مكاناً لأنه عمر امتلأ بالقرآن بالذكر لله

“Jika seorag hamba memakmurkan hatinya dengan Al-Qur’an, menyibukkan diri dengan Al-Qur’an, maka tidak tersisa tempat untuk gundah, gulananya serta kesedihannya dihati, karena hatinya sudah penuh dengan Al-Quran dan dzikrullah”

Hatinya hidup dengan Al-Quran, oleh karenanya Allah namakan wahyu adalah ruh di beberapa ayat dalam Al-Qur’an.

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

أَتَىٰ أَمْرُ اللَّهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوهُ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.

 

يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنْذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ

Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku".(Qs An Nahl: 1-2)

Juga firman Allah Ta’aala:

وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Qs Asy Syuro: 52)

وَنُورَ صَدْرِي وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي

cahaya di dadaku, pelenyap duka, dan penghilang kesedihanku (yakni menghilangkan kesedihanku dan menjauhkannya dari hatiku, tanpa tersisa)

Jika seorang hamba berdoa dengan doa ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِلَّا أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَحُزْنَهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَهُ فَرَجًا

Kecuali Allah akan hilangkan kesedihannya dan menggantikannya dengan kesenangan

 

Para Shahabat radhiyAllahu ‘anhum ketika mendengar hadits ini mereka bertanya:

 

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا نَتَعَلَّمُهَا ؟ -

Wahai RasulAllah: “tidakkah kita mempelajarina?”

قال ((بَلَى يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهَا أَنْ يَتَعَلَّمَهَا ))

Iya hendaknya siapapun yang mendengarnya agar mempelajarinya

 

(HR. Ahmad I/391, 452, al-Hakim I/509, Ibnu Hibban no. 2372 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Kalimuth Thayyib hal. 119 no. 124 dan Silsilah Ahaadits ash-Shahiihah no. 199).

 

SUMBER PERUSAK HATI

Syaithan Mengincar Hati Agar Lalai Dari Dzikrullah

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala mengingatkan kita bahwa syaithan itu musuh yang nyata

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (Qs Fathir: 6)

Kemudian Syaithan akan mendatangi anak Adam dari segala arah

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (Qs Al A’raf: 17)

 

Syaithan menjadi pendamping orang yang lalai dari dzikrullah

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (Qs Az Zukhruf: 36)

Syaithan menyertai hati manusia, memasuki hati mereka jika mereka lalai dari dzikrullah, tiap kali bertambah lalainya bertambah leluasa syaithan masuk ke dalam hati manusia, maka tdak ada jalan keluar bagi manusia untuk mencari perlindungan dari musuh yang nyata ini kecuali dengan dzikrullah

 

KIAT TERLEPAS DARI JERATAN SYAITHAN

Seorang hamba ketika berdzikir kepada Allah maka tidak ada jalan bagi syaithan untuk masuk ke hatinya

Setan lari dari rumah yang dibacakan Surah Al Baqarah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

 “Jangan jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan itu akan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.” (HR. Muslim no. 780, dari Abu Hurairah –radhiyallahu’anhu-)

 

Seorang hamba dijaga sampai fajar saat membaca dimalam harinya ayat kursi

من قرأ آية الكرسي في ليلة لم يزل عليه من الله حافظ ولا يقربه شيطان حتى يصبح

“Barangsiapa membaca ayat kursi di malam hari, maka ia senantiasa dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaithan sampai shubuh” (HR. Bukhari)

 

Seorang suami yang mendatangi istrinya dan berdoa

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا . فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا

“Jika salah seorang dari kalian (yaitu suami) ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a: [Bismillah Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa], “Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya” (HR. Bukhari no. 6388 dan Muslim no. 1434).

Ini semua adalah dzikir, dan doa seorang hamba meminta perlindungan kepada Allah dari musuh

{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6 ) } [سورة الناس] .

Ibnu Abbas radhiyAllahu ‘anhumaa berkata:

الشَّيطانُ جاثمٌ على قلبِ ابنِ آدمَ ؛ فإذا ذَكَرَ اللَّهَ خنسَ وإذا غفلَ وَسوَسَ

Setan itu duduk di hati anak Adam; jikalau hamba mengingat Allah (berdzikir kepada-Nya) setan bersembunyi, dan jika si hamba lalai (dari berdzikir) setan akan membisiki keburukan (Lihat Tafsir At Thobari)

Oleh karenanya seorang hamba senantiasa dia berdzikir kepada Allah, sehingga syaithan akan bersembunyi dan tidak mendekati hati kita, adapun jika manusia terus dalam kelalaian terus berada dalam pembangkangan kepada Allah sementara dia tidak bergantung dan berlindung kepada Allah, lalu ia berharap syaithan tidak mendatanginya? Ini tidak mungkin

Mari senantiasa kita memohon perlindungan kepada Allah

وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Qs Ali Imran: 101)

Tidak ada jalan syaithan untuk mengganggunya

 

Inilah pelajaran dari tadabbur Firman Allah Ta’aala

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs Ar Ra’d: 28)

 

 

 

Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Posting Komentar untuk "DENGAN BERDZIKIR HATI MENJADI TENANG"