DENGAN BERDZIKIR HATI MENJADI TENANG
أَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوب
DENGAN BERDZIKIR HATI MENJADI TENANG
Oleh
Aditya Bahari
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على
إمام المرسلين نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين وسلم تسليماً كثيرا ، أما بعد أيها
الإخوة ؛ السلام عليكم ورحمة الله وبركاته .
Muqadimah
Tema Kajian kita pada kesempatan yang mulia ini adalah tentang
firman Allah Subhaanahu Wa Ta’aala
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ
الْقُلُوبُ
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs Ar Ra’d:
28)
Dengan berdzikir
kepada Allah akan tercapai tuma’ninah hati, ketenangan dan juga rasa nyaman,
saat kita merenungi ayat ini bersama maka yang nyata terjadi pada kebanyakan
manusia, juga nyatanya yang terjadi pada hati. Maka kita temukan banyak sekali
perkara-perkara yang masuk ke dalam hati seperti hawa nafsu yang diikuti,
banyaknya syubhat dan syahwat juga fitnah.
Maka hati ini tidak akan tetap, tidak akan merasa
tenang ini merupakan kondisi hati, yang kesemua yang kita sebutkan dicakup
dalam satu kata yaitu tidak adanya tenteram hati, dan kesemua yang kita
sebutkan dari hati gundah, gelisah, galau, ragu, semua in adalah penyakit hati
Syaikh
Abdur Razzaq hafidzahullah berkata:
والقلب
لا يحصل له سكونه ولا تتحقق له طمأنينته إلا بذكر الله لا بشيءٍ آخر ؛ فإذا عمَر
القلب بذكر الله اطمأن ، وإذا غفَل القلب عن ذكر الله تبارك وتعالى داخلته تلك
الأمور ، والناس في ذلك بين مقلٍّ ومستكثر
“Dan hati itu, tidak akan tenang tidak
tercapai ketenteramannya kecuali dengan dzikrullah tidak dengan selainnya; maka
apabila hati seorang dimakmurkan dengan dzikrullah hatinya akan tenteram, jika hati
lalai dari dzikrullah akan masuk ke dalamnya penyakit-penyakit hati. Dan manusia
dalam hal ini antara yang banyak (lalainya) atau sedikit (lalainya).”
Oleh
karenanya Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا
وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ
الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram. (Qs Ar Ra’d: 28)
Allah sebutkan hanya dengan
dzikrullah, bukan dengan selainnya, maka ketenteraman hati: yaitu rehatnya
hati, tenangnya hati, istiqamahnya hati, hilangnya dari segala kegalauan,
kegundahan, ini semua tidak terjadi kecuali dengan dzikrullah Tabaroka Wa Ta’aala
Dzikrullah sebab hidupnya hati, dan
tanpa dzikrullah hati akan mati, oleh karenanya di dalam hadits
وَعَنْ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ،
عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( مَثَلُ الَّذِي
يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُهُ مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ )) .
رَوَاهُ البُخَارِيُّ .
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang
berdzikir (mengingat) Rabbnya dan yang tidak bagaikan orang yang hidup dan
orang yang mati.” [HR. Bukhari, no. 6407 dan Muslim, no. 779]
Rasulullah menyerupakan orang yang
berdzikir kepada Allah seperti orang yang hidup, dan menyerupakan orang yang lalai
dari dzikrullah dengan mayyit. Dalam lafadz yang lain
وَرَوَاهُ مُسْلِمٌ فَقَالَ : (( مَثَلُ البَيْتِ الَّذِي
يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ ، وَالبَيْتِ الَّذِي لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ ، مَثَلُ
الحَيِّ والمَيِّتِ )) .
Diriwayatkan oleh Muslim, “Perumpamaan
rumah yang disebutkan nama Allah di dalamnya dengan yang tidak, bagaikan orang
yang hidup dan orang yang mati.” [HR. Muslim, no. 779]
Diperumpamakan rumah yang didalamnya
ada dzikrullah dengan rumah yang hidup, dan memperumpamakan rumah yang kosong
dari dzikrullah dengan rumah orang mati (kuburan)
Kalau kita gabungkan dua hadits ini
maka kita dapat mengambil faedah :
1. Orang yang berdzikir kepada Allah, dia makmurkan hatinya dengan dzikrullah
maka permisalannya seperti seorang yang masih hidup di rumah
2. Orang yang lalai dari dzikrullah maka permisalannya seperti mayyit
yang berada di dalam kuburan
Maka jangan jadikan hatimu seperti
kuburan, jangan sampai menjadi rumah yang paling kosong
Abdullah bin Mas’ud radhiyAllahu ‘anhu
berkata:
«إن أصفر البيوت الذي أصفر من كتاب الله» مصنف ابن
أبي شيبة (30024).
“Sesungguhnya rumah paling kosong,
adalah yang paling kosong dari (bacaan) Al-Qur’an.”
Yaitu sedikit sekali kebaikannya,
sedikit keberkahannya adalah rumah yang sepi dari Al-Qur’an yang dibaca di
dalam rumah, dan ini menghilangkan keberkahan rumah, serta mengundang setan
kerumahnya
MACAM HATI
Dari sini kita bisa memetik faedah bahwasanya hati terbagi menjadi
3:
1.
Qolbun Salim (Hati yang
selamat)
Inilah yang Allah sebutkan dalam firman-Nya
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ
سَلِيمٍ
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang
bersih, (Qs Asy Syu’araa: 89)
Diantara hati ada hati yang
selamat, selamat dari tujuan-tujuan selain Allah, dan ikhlas hati hanya untuk
Allah, jernih pula amalannya tidak ada amalan kecuali ditujukan kepada Allah,
tidak kembali kecuali kepada Allah, tidak bersandar kecuali kepada Allah, tidak
bertawakal kecuali kepada Allah, dan tidak memalingkan ibadah sedikitpun kepada
selain Allah
2.
Qolbun Mayyit (Hati yang
mati)
Ia adalah
hati yang berpaling dari Allah Yang Menciptakannya, Yang mengadakannya di dunia
ini, berpaling kepada selainnya
Tidak mengarahkan
hatinya pada ketaatan kepada Allah, hatinya tidak lapang untuk berdzikir, tidak
perhatian dengan perintah-perintah Allah, kemudian mulai takutnya kepada selain
Allah, harapnya kepada selain Allah pada akhirnya amalan-amalannya dia berikan
kepada selain Allah
Inilah hati
yang mati di dada seseorang
3.
Hati yang hidup tapi bersamaan
dengannya memiliki penyakit
Disana ada
macam ketiga dari hati: yaitu hati yang hidup tapi disisi lain dia hati yang
sakit, dan inilah fokus pembahasan kita.
Hatinya hidup dari sisi ikhlasnya
kepada Allah, tapi hatinya sakit dari sisi adanya syubhat ataupun syahwat yang
menjangkitnya, jika hamba menghadap hatinya kepada Allah lisannya berdzikir
kepada-Nya, jika hatinya lalai dari dzikrullah maka akan masuk pada hati itu
dari penyakit-penyakit hati
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ
الْقُلُوبُ
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs Ar Ra’d:
28)
Tenteram dengan apa? Dengan hubungannya
dengan Allah, penyandarannya kepada Allah, kembalinya dia kepada Allah bukan
kepada seain Allah
Jika demikian kondisi hati
seorang hamba, maka tidak akan ada jalan bagi ham, wal gam, wal hazan masuk
kedalam hati
Makna-makna :
Al huzn: terkait dengan kesedihan yang sudah
berlalu
Al Ghom: terkait dengan kesedihan pada hari itu,
menemukan pada dirinya beberapa hal yang membuatnya sedih
Al Hamm: terkait dengan masa depan, seorang
memikirkan masa depan apa yang akan menimpanya maka dia khawatir
Yang mengkhawatirkan adalah kebanyakan manusia
ketika hatinya terjangkit 13 hal ini, atau salah satu darinya, maka tidak
berobat, tidak mencari penyembuh dengan kembali kepada Allah, tidak mengingat
Allah, tidak bersandar kepada-Nya.
Kemudian mencari-cari obat, kesembuhan dari
kesedihan ini dengan perkara yang tidak menambah kecuali kesedihan dan kepiluan
PENJELASAN DOA AGUNG MENGHILANGKAN
GUNDAH, GELISAH, & KESEDIHAN
الهموم
والغموم والأحزان تنتاب الناس بكثرة لكن كيف تعالج ؟! انظروا إلى كلام النبي صلوات
الله وسلامه عليه في كيفية معالجة الإنسان للهم والغم والحزن ؛ قال عليه الصلاة
والسلام ((مَا أَصَابَ أَحَدًا قَطُّ هَمٌّ وَلَا حَزَنٌ فَقَالَ : اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ
نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ
بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ
خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ
الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ صَدْرِي
وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي إِلَّا أَذْهَبَ اللَّهُ
هَمَّهُ وَحُزْنَهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَهُ فَرَجًا ))
Gundah gulana, dan kesedihan banyak menimpa manusia, apa obatnya? Lihatlah
dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
اللَّهُمَّ
إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ
Ya Allah, sesungguhnya aku adalah
hamba-Mu, anak hamba-Mu (Adam) dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa).
Dia memulai dengan pengakuan bahwa
Allah adalah Rabbnya, Penciptanya, Yang Memberinya riski, sesungguhnya aku
adalah hambamu, dan ayah seluruh kakek moyangku juga ibu sampai Nabi Adam
adalah hamba-Mu
نَاصِيَتِي
بِيَدِكَ
Ubun-ubunku di tangan-Mu,
(An Nashiyah) Muqoddamur ro’si
Nashiyati ditangan-Mu ya Allah, aku
tidak kuasa atas diriku sama sekali kecuali yang Engkau kehendaki
مَاضٍ
فِيَّ حُكْمُكَ
keputusan-Mu berlaku padaku,
عَدْلٌ
فِيَّ قَضَاؤُكَ
ketentuan-Mu kepadaku pasti adil. (Engkau
tidak pernah mendzalimi siapapun walau sebesar biji sawi)
(kemudian bertawasul dengan Nama-Nama
Allah, dan ini sebesar-besar tawasul)
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ
فَادْعُوهُ بِهَا
ۖ
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka
bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu (Qs Al A’raf:
180)
أَسْأَلُكَ
بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ
خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ
الْغَيْبِ عِنْدَكَ
Aku mohon kepada-Mu dengan setiap nama
(baik) yang telah Engkau gunakan untuk diri-Mu,(yakni dengan seluruh Nama-Nama
Mu Ya Allah) yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, Engkau ajarkan kepada
seseorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu
gaib di sisi-Mu.
أَنْ
تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي
Mohon jadikan Alquran sebagai
penenteram hatiku,(sebelumnya penuh dengan gundah, gulana, kesedihan)
Agar Al-Quran bersemi, memakmurkan
hatiku, menyibukkan dengan Al-Qur’an, selalu menghadap kepada Al-Qur’an
Asy Syaikh Abdur Razzaq hafidzahullah
mengatakan:
فإذا
عمَر القلب بالقرآن وانشغل بالقرآن لا يبقى فيه هم ولا غم ولا حزن لأنه لم يصبح في
القلب مكانٌ للهم ولا للغم ولا للحزن ، لو أراد الهم والغم والحزَن أن يدخل إلى
قلبه ويُذهب عنه الطمأنينة لا يجد مكاناً لأنه عمر امتلأ بالقرآن بالذكر لله
“Jika seorag hamba memakmurkan hatinya
dengan Al-Qur’an, menyibukkan diri dengan Al-Qur’an, maka tidak tersisa tempat untuk
gundah, gulananya serta kesedihannya dihati, karena hatinya sudah penuh dengan
Al-Quran dan dzikrullah”
Hatinya hidup dengan Al-Quran, oleh
karenanya Allah namakan wahyu adalah ruh di beberapa ayat dalam Al-Qur’an.
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
أَتَىٰ أَمْرُ اللَّهِ فَلَا
تَسْتَعْجِلُوهُ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Telah pasti datangnya ketetapan Allah
maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya. Maha Suci Allah dan
Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.
يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ
مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنْذِرُوا أَنَّهُ لَا
إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ
Dia menurunkan para malaikat dengan
(membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak
ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa
kepada-Ku".(Qs An Nahl: 1-2)
Juga firman Allah Ta’aala:
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ
رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ
وَلَٰكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ
وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu
wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui
apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi
Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang
kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Qs Asy Syuro: 52)
وَنُورَ
صَدْرِي وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي
cahaya di dadaku, pelenyap duka, dan
penghilang kesedihanku (yakni menghilangkan kesedihanku dan menjauhkannya dari
hatiku, tanpa tersisa)
Jika seorang hamba berdoa dengan doa
ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِلَّا
أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَحُزْنَهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَهُ فَرَجًا
Kecuali Allah akan hilangkan kesedihannya dan
menggantikannya dengan kesenangan
Para Shahabat radhiyAllahu ‘anhum ketika mendengar
hadits ini mereka bertanya:
يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَلَا نَتَعَلَّمُهَا ؟ -
Wahai RasulAllah: “tidakkah kita mempelajarina?”
قال ((بَلَى
يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهَا أَنْ يَتَعَلَّمَهَا ))
Iya hendaknya siapapun yang mendengarnya agar
mempelajarinya
(HR. Ahmad I/391, 452, al-Hakim I/509, Ibnu Hibban
no. 2372 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Kalimuth Thayyib hal.
119 no. 124 dan Silsilah Ahaadits ash-Shahiihah no. 199).
SUMBER PERUSAK HATI
Syaithan Mengincar Hati Agar Lalai Dari Dzikrullah
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala mengingatkan kita bahwa syaithan itu
musuh yang nyata
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ
عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ
أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu
hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala (Qs Fathir: 6)
Kemudian Syaithan akan mendatangi anak
Adam dari segala arah
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ
بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ
ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
kemudian saya akan mendatangi mereka
dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau
tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (Qs Al A’raf:
17)
Syaithan menjadi pendamping orang yang lalai dari dzikrullah
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ
نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah
(Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah
yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (Qs Az Zukhruf: 36)
Syaithan menyertai hati manusia,
memasuki hati mereka jika mereka lalai dari dzikrullah, tiap kali bertambah
lalainya bertambah leluasa syaithan masuk ke dalam hati manusia, maka tdak ada
jalan keluar bagi manusia untuk mencari perlindungan dari musuh yang nyata ini kecuali
dengan dzikrullah
KIAT TERLEPAS DARI JERATAN SYAITHAN
Seorang hamba ketika berdzikir kepada
Allah maka tidak ada jalan bagi syaithan untuk masuk ke hatinya
Setan lari dari rumah yang dibacakan
Surah Al Baqarah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ
الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Jangan jadikan rumah-rumah kalian sebagai
kuburan. Sesungguhnya setan itu akan lari dari rumah yang dibacakan surat
Al-Baqarah di dalamnya.” (HR. Muslim no. 780, dari Abu Hurairah
–radhiyallahu’anhu-)
Seorang hamba dijaga sampai fajar saat
membaca dimalam harinya ayat kursi
من قرأ آية الكرسي في ليلة لم يزل عليه من الله حافظ ولا يقربه
شيطان حتى يصبح
“Barangsiapa membaca
ayat kursi di malam hari, maka ia senantiasa dijaga oleh Allah, dan tidak akan
didekati syaithan sampai shubuh” (HR. Bukhari)
Seorang suami yang mendatangi istrinya
dan berdoa
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ
فَقَالَ بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ
الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا . فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى
ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
“Jika salah seorang dari kalian (yaitu
suami) ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a: [Bismillah
Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa], “Dengan
(menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan
jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika
Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan
tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya” (HR.
Bukhari no. 6388 dan Muslim no. 1434).
Ini semua adalah dzikir, dan doa
seorang hamba meminta perlindungan kepada Allah dari musuh
{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ
النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ
الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ
وَالنَّاسِ (6 ) } [سورة
الناس] .
Ibnu Abbas radhiyAllahu ‘anhumaa
berkata:
الشَّيطانُ جاثمٌ على قلبِ ابنِ آدمَ ؛ فإذا ذَكَرَ اللَّهَ
خنسَ وإذا غفلَ وَسوَسَ
“Setan itu
duduk di hati anak Adam; jikalau hamba mengingat Allah (berdzikir kepada-Nya)
setan bersembunyi, dan jika si hamba lalai (dari berdzikir) setan akan
membisiki keburukan”
(Lihat Tafsir At Thobari)
Oleh karenanya seorang hamba
senantiasa dia berdzikir kepada Allah, sehingga syaithan akan bersembunyi dan
tidak mendekati hati kita, adapun jika manusia terus dalam kelalaian terus
berada dalam pembangkangan kepada Allah sementara dia tidak bergantung dan berlindung
kepada Allah, lalu ia berharap syaithan tidak mendatanginya? Ini tidak mungkin
Mari senantiasa kita memohon perlindungan
kepada Allah
وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ
هُدِيَ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Barangsiapa yang berpegang teguh
kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan
yang lurus. (Qs Ali Imran: 101)
Tidak ada jalan syaithan untuk
mengganggunya
Inilah pelajaran dari tadabbur Firman
Allah Ta’aala
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ
الْقُلُوبُ
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs Ar Ra’d:
28)
Posting Komentar untuk "DENGAN BERDZIKIR HATI MENJADI TENANG"