Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

AQIDAH AHLIS SUNNAH TERHADAP SAHABAT

 


عقيدة أهل السنة في الصحابة

AQIDAH AHLIS SUNNAH TERHADAP SAHABAT

(Oleh : Aditya Bahari)

 

Keutamaan Para Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (Qs At Taubah: 100)

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil. (Qs Al Fath: 29)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ

“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3651, dan Muslim, no. 2533)

TINGKATAN SHAHABAT NABI DALAM KHILAFAH & DALAM KEUTAMAAN

Berkata Asy Syaikh Abdullah bin Abi Dawud rahimahullah:

وقل: إن خير الناس بعد محمد … وزيراه قدماً ثم عثمان الأرجح

Dan katakanlah: Seseungguhnya sebaik-baik manusia setelah Muhammad

dan dua penolongnya (yaiitu Abu Bakar dan Umar) yang lebih dulu, kemudian ‘Utsman menurut pendapat yang lebih kuat

(Qul) Katakanlah: wahai ahlis sunnah, dan juga bagi orang yang ingin mengetahui keyakinan yang benar, keyakinan Ahlis sunnah, dan Ath Thoifah Al Manshuroh, dan jalannya orang yang selamat, katakanlah dalam kondisi kelapangan dada tanpa ada keraguaan

Sebaik-baik manusia setelah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yakni yang paling afdhol setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Abu Bakar dan Umar radhiyAllahu ‘anhuma

روى البخاري ومسلم من حديث عمرو بن العاص ـ رضي الله تعالى عنه ـ: "أنه سأل النبي صلى الله عليه وسلم فقال: أي الناس أحب إليك؟ قال: عائشة. فقلت: من الرجال؟ قال: أبوها، فقلت: ثم من؟ فقال عمر بن الخطاب" البخاري برقم (3662) ، ومسلم برقم (2348)

Diriwayatkan Imam Bukhari Muslim, dari hadits Amr bin Al Ash, radhiyAllahu ‘anhu: beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Siapakah manusia yang paling engkau cintai? Beliau menjawab: ‘Aisyah, maka aku bertanya lagi: dari laki-laki? Beliau menjawab: Abuuha : Ayahnya, aku bertanya lagi: kemudian siapa? Beliau menjawab: “’Umar bin Al Khaththab. (HR Bukhari Muslim)

Bahkan mereka (Abu Bakar & Umar) yang paling afdhol dari umat ini bahkan, mereka paling afdhol setelah para Nabi & Rasul

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"أبو بكر وعمر سيدا كهول أهل الجنة من الأولين والآخرين إلا النبيين والمرسلين"

“Abu Bakar & ‘Umar pemimpin kuhuul ahli surga dari kalangan terdahulu dan akan datang kecuali para Nabi & Rasul” (Lihat Silsilah As Shahihah: 824)

Berkata Asy Syaikh Abdullah bin Abi Dawud rahimahullah:

(ثم عثمان) أي ثم يأتي بعد هذين الوزيرين عثمان بن عفان ـ رضي الله تعالى عنه ـ ذو النورين وثالث الخلفاء الراشدين

(Kemudian) setelah mereka dua shahabat itu yang paling afdhol adalah ‘Utsman’ radhiyAllahu ‘anhu

Dzunnurain yakni yang memiliki dua cahaya: karena menikahi 2 putri Rasulullah yakni Ruqoyyah, setelah ruqoyyah wafat Utsaman menikah dengan putri Rasulullah Ummu Kultsum

Khalifah ketiga setelah Abu Bakar & ‘Umar radhiyAllahu ‘anhum

(Al Arjahu) yang paling kuat, maksudnya bahwa ‘Utsman menurut pendapat yang lebih kuat beliau menempati kedudukan ke tiga dalam keutamaan.

Perbedaan pendapat tentang siapa yang lebih utama ; Utsman atau ‘Ali?

Pendapat 1: Mereka yang mengedepankan ‘Utsman dari ‘Ali radhiyAllahu ‘anhuma dalam keutamaan

Pendapat 2: Mereka yang mengedepankan ‘Ali

Pendapat 3: Mereka tidak berkomentar

Adapun yang menjadi suatu ketetapan antara Ahlis sunnah :

ترتيبهم في الفضل هو كترتيبهم في الخلافة

“Urutan mereka dalam keutamaan sama dengan urutan mereka dalam khilafah”

 

Berkata Asy Syaikh Abdullah bin Abi Dawud rahimahullah:

ورابعهم خير البرية بعدهم … عليٌ حليف الخير بالخير منجح

Dan yang ke empat adalah sebaik-baik manusia setelah mereka

iaitu ‘Ali sekutu kebaikan, dengan kebaikan akan menyelamatkan

 

Penjelasan:

Keempat dari shahabat dalam keutamaan adalah ‘Ali bin Abi thalib, (khoirul barriyyah) sebaik-baik manusia setelah Abu bakar, Umar & ‘Utsman

‘Ali beliau adalah anak paman dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menikahi putri Nabi yaitu fathimah dan ayah dari dua cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Hasan & Husain

(Haliif) yakni Al muhaalif lil khoi: melazimi perbuatan baik

(Bil khoiri Munjihu) mendapatkan kebaikan

(وإنهم والرهط لا ريب فيهم … على نجب الفردوس في الخلد تسرح)

أي هؤلاء المذكورين من الصحابة الخلفاء الأربعة، وكذلك الذين سرد أسماءهم في البيت الآتي، (للرهط) وهم عشيرة الرجل، ويطلق على ما دون العشرة، وقيل ما بين الثلاثة إلى العشرة.

Mereka semua dan juga para shahabat yang akan kami sebutkan setelah bait ini, tidak ada keraguan padanya mereka akan mendapatkan (nujub) jama’ dari najiib artinya sesuatu paling berharga akan tetapi maksudnya adalah mereka mengelilingi surga dengan menunggangi unta atau kuda yang mulia  di dalam surga firdaus mereka pergi sesuai kehendak mereka

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Dari Abu Mas’ud al-Anshari radhiyallahu ‘anhu berkata: “Seorang laki-laki datang dengan membawa seekor unta yang hidungnya telah diberi tali kekang. Laki-laki itu berkata (kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam), “Unta ini saya sedekahkan di jalan Allah.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam:

«لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَبْعُ مِائَةِ نَاقَةٍ كُلُّهَا مَخْطُومَةٌ»

“Dengan sedekahmu ini maka pada hari kiamat engkau akan mendapatkan balasan 700 ekor unta, semuanya telah diberi tali kekang pada hidungnya.” (HR. Muslim no. 1892, An-Nasai no. 3187 dan Ahmad no. 17094)

يا رسول الله هل في الجنة من خيل؟

Wahai Rasulullah, apakah di surga ada kuda? Beliau menjawab:

"إن أدخلك الله الجنة فلا تشاء أن تحمل فيها على فرس من ياقوتة حمراء يطير بك في الجنة حيث شئت

Bila Allah memasukkanmu ke surga, kau akan dibawa di atas kuda dari permata merah di surga yang membawamu terbang di surga semaumu.”

Orang lain bertanya pada beliau:

يا رسول الله هل في الجنة من إبل؟

Wahai Rasulullah, apakah di surga ada unta?

Beliau tidak menjawab seperti yang dikatakan kepada temannya, beliau bersabda:

"إن يدخلك الله الجنة يكن لك فيها ما اشتهت نفسك ولذت عينك"

“Bila Allah memasukkanmu ke surga, didalamnya ada segala yang diinginkan oleh jiwamu dan dipandang nikmat oleh matamu.” (HR At Tirmidzi dan sanadnya lemah, akan tetapi dikuatkan dengan hadits-hadits yang lain sehingga naik derajatnya menjadi hasan lihat Silsilah As Shahihah al Albani 3001)

(Al Firdaus) nama dari nama-nama surga yaitu surga yang paling tinggi dan yang paling tengahnya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

إنَّ فِي الجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ ، أَعَدَّهَا اللهُ لِلمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِهِ ، كلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَينَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ، فَإذَا سَأَلْتمُ اللهَ فَسْأَلُوهُ الفِرْدَوْسَ ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الجَنَّةِ ، وَأَعْلَى الَجنَّةِ ، وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحمنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنهارُ الجَنَّةِ

“Surga itu ada 100 tingkatan, yang dipersiapkan oleh Allah untuk para Mujahid di jalan Allah. Jarak antara dua surga yang berdekatan sejauh jarak langit dan bumi. Dan jika kalian meminta kepada Allah, mintalah surga Firdaus, karena itulah surga yang paling tengah dan paling tinggi yang di atasnya terdapat ‘Arsy milik Ar-Rahman, darinya pula (Firdaus) bercabang sungai-sungai surga.” (HR. Al-Bukhari no.2790)

(Fil Khuldi) di Surga yang kekal (Tashroohu) mereka pergi sekehendak mereka

Berkata Asy Syaikh Abdullah bin Abi Dawud rahimahullah:

سعيد وسعد وابن عوف وطلحة … وعامر فهر والزبير الممدح

Sa’iid, Sa’ad Ibnu ‘Auf dan Tholhah…..’Amiru Fihr (Abu Ubaidah bin Jarrah), Zubair yang terpuji

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

أَبُو بَكْرٍ فِى الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِى الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِى الْجَنَّةِ وَعَلِىٌّ فِى الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِى الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِى الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِى الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِى الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِى الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِى الْجَنَّةِ

“Abu Bakar di surga, ‘Umar di surga, ‘Utsman di surga, ‘Ali di surga, Thalhah di surga, Az-Zubair di surga, ‘Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) di surga, Sa’id (bin Zaid) di surga, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah di surga.” (HR. Tirmidzi, no. 3747 dan Ahmad, 1:193. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

 

Seorang Nadzim mengumpulkan 10 Shahabat yang dijamin masuk Surga

للمصطفى خير صحب نص أنهم … فيجنة الخلد نصاً زادهم شرفاً

هم طلحة وابن عوف والزبير مع … أبي عبيدة والسعدان والخلفاء

 

والمكثرون في رواية الأثر *** أبو هريرة يليه ابن عمر

وأنس والبحر كالخدري **** وجابر وزوجة النبي

 

“Lihat kedudukan para Shahabat ini dalam kitab: Ar Riyadhun Naadzroh fi manaqibish shohaabah”

Dalam hadits shahih, Rasûlullâh  bersabda :

لَا تَسُبُّوْا أَصْحَابِـيْ فَوَالَّذِيْ نَفْسِـيْ بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيْفَهُ.

Janganlah kamu mencaci-maki Sahabatku, demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, jika seandainya salah seorang dari kalian infaq sebesar gunung Uhud berupa emas, maka belum mencapai nilai infaq mereka meskipun (mereka infaq hanya) satu mud (yaitu sepenuh dua telapak tangan) dan tidak juga separuhnya.” (HR. Bukhari Muslim)

 

 

 

Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Posting Komentar untuk "AQIDAH AHLIS SUNNAH TERHADAP SAHABAT"