TAFSIR SURAH AN NASHR
Tafsir Surah An
Nashr
(Oleh : Aditya Bahari)
Surah An Nashr surah ke 110
Surah ini terdiri atas 3 ayat, termasuk surat Madaniyah
An Nashr artinya: “Pertolongan”
Nama Lain Surah An Nashr adalah Surah At Taudii’ (Surah
Perpisahan),
وَتُسَمَّى سُورَةَ (التَّوْدِيعِ). وَهِيَ ثَلَاثُ آيَاتٍ.
وَهِيَ آخِرُ سُورَةٍ نزَلَتْ جَمِيعًا قَالَهُ ابْنُ عُبَّاسٍ فِي صحيح مسلم
“Dinamakan juga surah At Taudhi’, 3 ayat dan merupakan surat
terakhir yang turun secara penuh”(Lihat Tafsir Al Qurthubi)
Muqadimah:
Dalam
menyebarkan agama Islam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapi ujian
yang enak dan tidak enak, ujian yang enak, beliau ditawari wanita tercantik
ditawari harta kedudukan, akan tetapi knsekwensinya Nabi berhenti berdakwah,
maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menolaknya, kemudian mereka (orang kafir
qurays) menempuh jalan kekerasan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
dilempari kotoran, dilempari batu, di boikot bahkan sampai pada tingkatan untuk
bisa membunuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi beliau tetap
istiqamah dalam berdakwah sampai datang pertolongan Allah Subhaanahu Wa Ta’aala
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
“(1) Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{إِذَا جَاءَ نَصْر اللَّه} نَبِيّه صَلَّى
اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَعْدَائِهِ {وَالْفَتْح} فَتْح مَكَّة
“Jika datang pertolongan Allah kepada Nabi-Nya atas musush-musuhnya
dan juga al fath (fathu makkah)
وإِذا بِمَعْنَى قَدْ، أَيْ قَدْ جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ
“Maksud dari idza adalah qod : Sungguh
telah datang pertolongan Allah”(Lihat Tafsir Al Qurthubi)
الْمُرَادُ بِهَذَا النَّصْرِ نَصْرُ الرَّسُولِ عَلَى قُرَيْشٍ
“Maksud dari An Nasr: adalah :
Pertolongan Allah kepada Nabi-Nya (idem)
Al Fath termasuk dari Nashrulloh
(pertolongan Allah), disebutkan sebagai penegasan dan agar bisa diambil
pelajaran karena besarnya kemenangan ini
Seperti contohnya Firman Allah Ta’aala:
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat
dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (Qs
Al-Qodar: 4)
Diantara pertolongan Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نُصِرْتُ بالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ
“Kami ditolong oleh Allah dengan
ditanamkan ketakutan pada musuh kami perjalanan sebulan”
Sejarah Ringkas Fathu Makkah (Penaklukan kota Makkah)
Kapan terjadinya: 20 Ramadhan
tahun 8 Hijriyah
Sebab peperangan:
karena kaum musyrikin mengkhianati perjanjian yang dilaksanakan di tahun ke 6
Hijriyah yaitu Perjanjian Hudaibiyyah, singkat cerita kaum musyrikin ingin
memperbarui perjanjian diutuslah Abu sufyan akan tetapi tidak ditanggapi sama
sekali oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam masuk Ka’bah dan beliau thawaf ditangan beliau ada busur untuk
menghancurkan berhala-berhala yang kala itu berjumlah 360 berhala kemudian
membaca ayat:
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ
الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Dan katakanlah: "Yang
benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil
itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (Qs Al Israa: 81)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkhutbah :
يا معشر قريش، ما تَرَونَ أنِّي فَاعِلٌ بِكُم ؟
“Wahai kaum Qurays, menurut kalian: akan
Aku apakan kalian?
Dahulu mereka menyiksa para Shahabat, menyiksa Sumayyah, menyiksa
Bilal dan Shahabat-sahabat laiannya
قَالُوا: خَيرًا، أَخٌ كَرِيمٌ وَابنُ أَخٍ كَرِيمٍ،
Mereka menjawab: “Kamu kan orang yang baik, anaknya seorang yang
baik
قَال: فإنِّي أقولُ لَكمْ كما قال يوسف لإخوته:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Aku berkata
sebagaimana ucapan Yusuf kepada saudaranya
لَا تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ ۖ
“Tidak ada celaan bagi kalian” (Qs
اذهبوا فأنتم الطلقاء
“Pergilah kalian, kalian telah bebas”
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Nabi rahmah
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ
عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ
رَحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang
Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap orang-orang mukmin. (Qs At Taubah: 128)
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي
دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
“(2) dan kamu lihat manusia masuk
agama Allah dengan berbondong-bondong,
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{وَرَأَيْت النَّاس يَدْخُلُونَ فِي دِين
اللَّه} أَيْ الإسلام {أفواجا} جماعات بعد ما كَانَ يَدْخُل فِيهِ وَاحِد وَاحِد
وَذَلِكَ بَعْد فَتْح مَكَّة جَاءَهُ الْعَرَب مِنْ أَقْطَار الْأَرْض طائعين
“Dan kamu lihat manusia masuk ke dalam Agama Allah, yakni Islam,
secara berbondong bondong, setelah dahulunya mereka masuk satu, satu adapun
setelah fathu Makkah, Arab
Dari ‘Amr bin Salamah, ia mengatakan,
وَكَانَتْ الْعَرَبُ تَلَوَّمُ بِإِسْلَامِهِمْ الْفَتْحَ
فَيَقُولُونَ اتْرُكُوهُ وَقَوْمَهُ فَإِنَّهُ إِنْ ظَهَرَ عَلَيْهِمْ فَهُوَ
نَبِيٌّ صَادِقٌ فَلَمَّا كَانَتْ وَقْعَةُ أَهْلِ الْفَتْحِ بَادَرَ كُلُّ قَوْمٍ
بِإِسْلَامِهِمْ وَبَدَرَ أَبِي قَوْمِي بِإِسْلَامِهِمْ
Masuknya Islam seseorang adalah
karunia, nikmat maka kita harus bergembira, maka kalau ada orang banyak yang ngaji
kok ada yang tidak suka berarti ada masalah dalam keimanannya
Cara mensyukuri nikmat Islam ini setelah
banyak belajar dengan Islam yang benar, dan ini bentuk syukur kita
ليكن أمرك بالمعروف معروفا ونهيك عن المنكر بغير منكر
“Hendaknya ajakanmu pada
kebaikan itu dengan cara yang baik, dan mencegah dari kemungkaran dengan cara
yang tidak mungkar” (Ibnu Taimiyyah)
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ
وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
“(3) maka bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Penerima taubat.
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
rahimahullah berkata,
{فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبّك} أَيْ
مُتَلَبِّسًا بِحَمْدِهِ {وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا} وَكَانَ
صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْد نُزُول هَذِهِ السُّورَة يُكْثِر مِنْ
قَوْل سُبْحَان اللَّه وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِر اللَّه وَأَتُوب إِلَيْهِ
وَعَلِمَ بِهَا أَنَّهُ قَدْ اِقْتَرَبَ أَجَله وَكَانَ فَتْح مَكَّة فِي رَمَضَان
سَنَة ثَمَان وَتُوُفِّيَ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَبِيع الأول سنة
عشر
“Bertasbihlah, dengan
memuji Rabb kamu, yakni dibarengi dengan tahmid, dan beristighfarlah kepada-Nya
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah
turun surat ini, beliau memperbanyak dari ucapan: “SubhaanAllahi Wa Bihamdih,
Astaghfirullaha Wa Atuubu Ilaih” dan Nabi mengetahui bahwa telah dekat ajalnya
dan Fathu Makkah terjadi pada bulan Ramadhan di tahun 8 Hijriyah sementara Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat tahun 10 Hijriyah Bulan Rabi’ul Awwal”
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia
berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ
فِى رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ « سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى » يَتَأَوَّلُ الْقُرْآنَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallammemperbanyak membaca ketika rukuk dan sujud bacaan, “SUBHANAKALLAHUMMA
ROBBANAA WA BIHAMDIKA, ALLAHUMMAGHFIR-LII(artinya: Maha Suci Engkau Ya
Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku)”. Beliau menerangkan maksud
dari ayat Al-Quran dengan bacaan tersebut.” (HR. Bukhari, no. 817 dan Muslim, no.
484).
Tasbih:
“Mensucikan Allah dari hal yang tidak pantas bagi Allah”
Tahmid:
“Memuji Allah dengan kesempurnaan diiringi kecintaan dan pengagungan”
Istighfar:
“Meminta ampunan”
Ayat
ini berisi perintah:
Maka
Allah perintahkan Nabi-Nya dengan 2 hal: Tasbih berbarengan dengan Tahmid &
Istighfar
Tasbih kepada Allah merupakan
sebab meraih ampunan
Di dalam sebuah hadits,Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ
مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Barang siapa membaca
Subhanallahi Wabihamdihi (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya) seratus
kali dalam sehari, maka dosanya akan dihapus, meskipun sebanyak buih lautan.”
(HR. Muslim No. 4857)
Tasbih adalah ucapan yang paling
dicintai Allah
Dari Abu Hurairah, dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى
الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ،
سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Dua kalimat yang ringan di
lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi
hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha
Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)
Semua perkara
mulia dan amal shaleh ditutup dengan istighfar
Setelah
selesai sholat wajib, Sholat Tahajjud
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ
بِالْأَسْحَارِ
dan
yang memohon ampun di waktu sahur. (Qs Ali
Imran: 17)
Makanya
Ibnu Abbas ketika ditanya Umar RadhiyAllahu ‘anhu tentang tafsir Surat Ini
beliau berkata:
هو أجل رسول الله صلى الله
أعلمه الله له: إذا جاء نصر الله والفتح إلخ
Tafsirnya
adalah ajalnya RasulullahAllah beritahukan kepada-Nya: “Jika telah datang
pertolongan Allah” Qs An Nashr
قال عمر : ما أعلم منها إلا ما
تعلم
“Aku tidak mengetahui
tafsirnya kecuali seperti apa yang kamu tahu”
إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
“Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun”
Allah
mensifati Diri-Nya dengan At Tawwaab (Banyak memberi taubat) yakni banyaknya
hamba yang Allah berikan ampunan, dan berulang hal tersebut pada satu hamba
hingga habis usia hamba tersebut
Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يَبْسُطُ يَدَهُ
بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ ، وَبِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ
اللَّيْلِ
“Sungguh,
Allah meluaskan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat dari hamba
yang bermaksiat di siang hari. Dan Allah meluaskan tangan-Nya pada siang hari
untuk menerima taubat dari hamba yang bermaksiat di malam hari” (HR. Muslim no.7165)
Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ
الْعَبْدِ مَا لمَ ْيُغَرْغِرْ
“Sungguh
Allah menerima taubat hamba-Nya selama belum yu-ghor-ghir” (HR. At Tirmidzi, 3880. Ia berkata: “Hadits ini hasan
gharib”. Di-hasan-kan oleh Al Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi)
Yu-ghor-ghir
artinya ketika nyawa sudah sampai di kerongkongan. Itulah batas waktu terakhir
yang Allah tidak menerima lagi taubat hamba-Nya.
Posting Komentar untuk "TAFSIR SURAH AN NASHR"