Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TAFSIR SURAH AL MASAD

 



Tafsir Surah Al Masad

(Oleh : Aditya Bahari)

 

Surat Al Masad / Al Lahab surah ke 111

Surat ini terdiri atas 5 ayat, termasuk surat makkiyyah

Al Masad ini diturunkan pada masa awal dakwah Nabi di Mekkah. Saat itu, dakwah beliau ditentang oleh pamannya dan bibinya sendiri, Abu Lahab dan Ummu Jamil

 

Muqadimah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdakwah, beliau tidak mengharapkan imbalan ataupun ada keinginan duniawi yang beliau harapkan, beliau berdakwah murni karena Allah Azza Wa Jalla, akan tetapi setulus itu dakwah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetap saja ada yang menentang dakwah beliau, meskipun banyak juga yang menerima dan mendukung dakwah beliau.

Diantara yang menentang dakwah beliau justru datang dari pamannya beliau, maka secara garis besar kita bisa membagi paman Nabi shallallalhu ‘alaihi wa sallam menjadi 3 macam:

1.       Paman Nabi yang mendukung sekaligus masuk Islam, seperti Hamzah, Al Abbas

2.       Paman Nabi yang mendukung tapi tidak masuk Islam, seperti Abu Thalib

3.       Paman Nabi yang menolak bahkan memusuhi dakwah Nabi, seperti Abu Lahab

 

Penyebab turunnya surah Al Lahab

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى الْبَطْحَاءِ فَصَعِدَ إِلَى الْجَبَلِ فَنَادَى يَا صَبَاحَاهْ فَاجْتَمَعَتْ إِلَيْهِ قُرَيْشٌ فَقَالَ أَرَأَيْتُمْ إِنْ حَدَّثْتُكُمْ أَنَّ الْعَدُوَّ مُصَبِّحُكُمْ أَوْ مُمَسِّيكُمْ أَكُنْتُمْ تُصَدِّقُونِي قَالُوا نَعَمْ قَالَ فَإِنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ فَقَالَ أَبُو لَهَبٍ أَلِهَذَا جَمَعْتَنَا تَبًّا لَكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ إِلَى آخِرِهَا

“Dari Ibnu Abbas bahwa suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju Bathha`, kemudian beliau naik ke bukit seraya berseru, “Wahai sekalian manusia.” Maka orang-orang Quraisy pun berkumpul. Kemudian beliau bertanya, “Bagaimana, sekiranya aku mengabarkan kepada kalian, bahwa musuh (di balik bukit ini) akan segera menyergap kalian, apakah kalian akan membenarkanku?” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda lagi, “Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan bagi kalian. Sesungguhnya di hadapanku akan ada adzab yang pedih.” Akhirnya Abu Lahab pun berkata, “Apakah hanya karena itu kamu mengumpulkan kami? Sungguh kecelakanlah bagimu.” Maka Allah menurunkan firman-Nya: “TABBAT YADAA ABII LAHAB..” Hingga akhir ayat.” (HR. Bukhari no. 4972 dan Muslim no. 208)

 

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

“(1) Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.

Imam Jalaluddin Al-Mahalli rahimahullah berkata,

لَمَّا دَعَا النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْمه وَقَالَ إِنِّي نَذِير لَكُمْ بَيْن يَدَيْ عَذَاب شَدِيد فَقَالَ عَمّه أَبُو لَهَب تَبًّا لك ألهذا دعوتنا نزل {تَبَّتْ} خَسِرَتْ {يَدَا أَبِي لَهَب} أَيْ جُمْلَته وَعَبَّرَ عَنْهَا بِالْيَدَيْنِ مَجَازًا لِأَنَّ أَكْثَر الْأَفْعَال تُزَاوَل بِهِمَا وَهَذِهِ الْجُمْلَة دُعَاء {وَتَبَّ} خَسِرَ هُوَ وَهَذِهِ خَبَر كَقَوْلِهِمْ أَهْلَكَهُ اللَّه وَقَدْ هَلَكَ وَلَمَّا خَوَّفَهُ النَّبِيّ بِالْعَذَابِ فَقَالَ إِنْ كان ما يقول بن أَخِي حَقًّا فَإِنِّي أَفْتَدِي مِنْهُ بِمَالِي وَوَلَدِي نزل

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendakwahi kaumnya berkata: “Sesungguhnya aku pemberi peringatan bagi kalian didepan adzab yang keras, maka pamannya Abu Lahab menimpali ucapan beliau: “Celakalah kamu, hanya karena ini kamu mengumpulkan kami? Maka turunlah (Tabbat) yakni Merugilah (kedua tangan Abu Lahab) yakni seluruh tubuhnya, adapun di ungkapkan dengan kedua tangan karena kebanyakan perbuatan itu karena tangan, dan ini merupakan doa (wa Tabb) kerugian baginya dan ini merupakan khobar seperti ungkapan “Semoga Allah membinasakanmu, dan sungguh benar dia telah binasa,

Ketika Nabi peringatkan dengan Adzab dia (Abu Lahab) berkata: “Jika yang dikatakan anak saudara laki-lakiku benar, maka akan aku tebus diriku dari adzab dengan harta dan anakku

 

Kenapa dijuluki Abu Lahab:

1.       Karena akan dimasukan di dalam Api Neraka

2.       Karena ketampanan wajahnya

 

Nama Asli beliau Abdul Uzza

“Hambanya berhala Al Uzza”. Akan tetapi Allah tidak menyebutkan namanya dalam ayat ini karena arti namanya mengandung kesyirikan (Tafsir As Sam’aani)

Faedah : larangan memberi nama dengan penghambaan selain Allah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِنَّ أَحَبَّ أَسمَائِكُمْ إِلَى اللَّهِ عَبدُاللَّهِ وَ عَبدُ الرَّحْمَنِ

“Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (HR. Muslim no. 2132)

Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata:

“Oleh karena itu hendaknya seorang Ayah memilihkan bagi anak-anaknya nama-nama yang paling baiknya” agar memperoleh pahala, dan menjadi kebaikan bagi sang anak, adapun jika kamu menamainya dengan nama-nama yang asing (aneh) di tengah masyarakat bisa jadi membuat anakmu sempit (tidak menyukainya)…..

Dan diharamkan juga menamai anaknya dengan nama-nama khusus orang-orang kafir, seperti george, atau semisal dengannya karena ini termasuk tasyabuh” (Syarah Riyadhus shalihin)

Nabi mengganti sebagian nama shahabat yang mengandung arti yang jelek

Ibnu Umar menceritakan,

أَنَّ ابْنَةً لِعُمَرَ كَانَتْ يُقَالُ لَهَا عَاصِيَةُ فَسَمَّاهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- جَمِيلَةَ

Salah satu putri Umar bin Khattab ada yang diberi nama Ashiyah (wanita pembangkang). Kemudian diganti oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan nama Jamilah. (HR. Ahmad 4785 dan Muslim 5727)

 

Dalam Ensiklopedi Fiqh Islam dinyatakan,

وقد غيَّر النبي صلى الله عليه وسلم الأسماء الممنوعة، فغير اسم عاصية فسماها جميلة، وحَزْن باسم سهل، وبرّة بزينب، وجثّامة إلى حسّانة، وشهاباً إلى هشام، وحرباً إلى سلم.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengubah nama-nama yang dilarang. Beliau mengganti nama Ashiyah dengan Jamilah, Hazn (sedih) dengan Sahl (mudah), Barrah dengan Zainab, Jatssamah dengan Hassanah, Syihab diganti dengan Hisyam, dan Harb diganti dengan Salam. (Mausu’ah al-Fiqh al-Islami)

 

مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

“(2) Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.

Imam Jalaluddin Al-Mahalli rahimahullah berkata,

{مَا أَغْنَى عَنْهُ مَاله وَمَا كَسَبَ} أَيْ وَكَسَبَهُ أَيْ وَلَده مَا أَغْنَى بِمَعْنَى يُغْنِي

Yakni, apa yang beliau kumpulkan yaitu anaknya, tidak bermanfaat baginya

 

خَرَّجَهُ أَبُو دَاوُدَ. وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: لَمَّا أَنْذَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشِيرَتَهُ بِالنَّارِ، قَالَ أَبُو لَهَبٍ: إِنْ كَانَ مَا يَقُولُ ابْنُ أَخِي حَقًّا فَإِنِّي أَفْدِي نَفْسِي بِمَالِي وَوَلَدِي، فَنَزَلَ: مَا أَغْنى عَنْهُ مالُهُ وَما كَسَبَ

 

Harta dan anak apakah tidak berguna dihari kiamat?

Jawabannya: tergantung, Istri & anak bisa jadi akan menjadi musuh dalam selimut sebagaimana Allah Subhaanahu Wa Ta’aala kabarkan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs At Taghabun: 14)

Akan tetapi bisa juga istri dan anak akan bermanfaat pada hari kiamat kelak

Contoh istri yang menguatkan yaitu Khadijah :

“Tetap mendukung Suaminya dalam kebenaran”

Harta sedekah akan bermanfaat pada hari kiamat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ

“Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma.” (HR. Bukhari no. 1413, 3595 dan Muslim no. 1016)

Anak bisa juga bermanfaat di akherat kelak anak adalah investasi termahal, anak yang kita didik dengan agama, diajarkan tentang akhlak mulia, itulah sebaik-baik anak, yang akan mendoakan kita, maka jangan alasan kamu lagi sibuk dengan ibadah sekalipun karena mendidik keluarga dan amak adalah kewajiban, apalagi jika alasan sibuknya karena teman akhirnya saat dimintai tolong anak kamu bilang lagi sibuk. Hati-hati.

 

سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ

“(3) Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

Imam Jalaluddin Al-Mahalli rahimahullah berkata,

{سَيَصْلَى نَارًا ذَات لَهَب} أَيْ تُلَهَّب وَتُوقَد فَهِيَ مَآل تَكْنِيَته لِتَلَهُّبِ وَجْهه إِشْرَاقًا وَحُمْرَة

Mereka akan dipanggang di api neraka yang menyala-nyala, yakni dinyalakan sesuai dengan kunyahnya yatu wajahnya yang merah menyala-nyala

أنه ذكره بكنيته لموافقة حاله لها، فإن مصيره إلى النار ذات اللهب،

“Disebutkan dengan kun-yahnya, sesuai dengan keadaannya, karena tempat kembalinya adalah neraka yang menyala-nyala” (Hasyiyah Ash Showii)

 

Penduduk neraka menangis

Dari Abdullah bin Qais radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata :

 

إِنَّ أَهْلَ النَّارِ لَيَبْكُونَ فِي النَّارِ حَتَّى لَوْ أُجْرِيَتِ السُّفُنُ فِي دُمُوعِهِمْ لَجَرَتْ، ثُمَّ إِنَّهُمْ لَيَبْكُونَ الدَّمَ بَعْدَ الدُّمُوعِ وَبِمِثْلِ مَا هُمْ فِيهِ

“Sungguh, penduduk neraka akan menangis di neraka. Seandainya perahu dijalankan di genangan air mata mereka, niscaya perahu tersebut akan berjalan. Kemudian mereka akan menangis darah sebagai ganti air mata mereka.” (HR. Ibnu Majah, lihat ash-Shahihah no. 1679)

 

وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

“(4) Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.

Imam Jalaluddin Al-Mahalli rahimahullah berkata,

{وَامْرَأَته} عَطْف عَلَى ضَمِير يَصْلَى سَوَّغَهُ الْفَصْل المفعول وَصِفَته وَهِيَ أُمّ جَمِيل {حَمَّالَة} بِالرَّفْعِ وَالنَّصْب {الْحَطَب} الشَّوْك وَالسَّعْدَان تُلْقِيه فِي طَرِيق النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Julukannya Ummu jamil, (hammaalah) boleh dibaca dengan dhommah atau fathah (Al hathob) duri-duri yang diletakkan di jalannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Ada Sebagian Ulama menafsirkan: Di akhirat nanti, suaminya Abu Lahab akan dibakar oleh kayu bakar yang justru dibawa Ummu Jamil, istrinya sendiri (Lihat Tafsir Al Qurthubi)

Siksaannya dobel, siksaan psikis mental dan siksaan badan

 

فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ

“(5) Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Imam Jalaluddin Al-Mahalli rahimahullah berkata,

{فِي جِيدهَا} عُنُقهَا {حَبْل مِنْ مَسَد} أَيْ لِيف وَهَذِهِ الْجُمْلَة حَال مِنْ حَمَّالَة الْحَطَب الَّذِي هُوَ نَعْت لِامْرَأَتِهِ أَوْ خَبَر مُبْتَدَأ

Di lehernya: tali dari api, yakni tali dan kalimat ini kedudukan sebagai haal dari (hammalatal hathob) yang mana dia adalah na’at (limroatihi) atau khobar dari mubtada’

Tali:

1.       Tali yang dahulu dipakai mengikat kayu bakar

2.       Kalung yang mewah yang dijual, dan dipakai untuk modal permusuhan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

 

 

%%%%

 


Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Posting Komentar untuk "TAFSIR SURAH AL MASAD"