Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

NIKMAT PEMBAWA PETAKA





Nikmat Pembawa Petaka

Oleh Ustadz Dr.Sufyan Fuad Baswedan.MA


MACAM NIKMAT 

Nikmat itu ada dua :

1. Nikmat Muthlaqoh
2. Nikmat Muqoyyadah

dijelaskan oleh Al Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyah rahimahullah dalam kitabnya



"اجتماع الجيوش الإسلامية على حرب المعطلة والجهمية"


فالنعمة المطلقة : هي المتصلة بسعادة الأبد،وهي نعمة الإسلام و السنة

"Nikmat Muthlaqoh adalah yang mengantarkan pada kebahagiaan yang langgeng,dia adalah nikmat Islam dan Sunnah".


Dan nikmat ini yang Allah perintahkan kita selalu memintanya di dalam shalat kita,agar di beri petunjuk kepada jalannya orang yang Allah beri nikmat ini,

siapa mereka itu?

Allah ta'aala berfirman :



ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝَ ﻓَﺄُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﻣَﻊَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﻧْﻌَﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻴِّﻴﻦَ ﻭَﺍﻟﺼِّﺪِّﻳﻘِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟﺸُّﻬَﺪَﺍﺀِ ﻭَﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴﻦَ ۚ ﻭَﺣَﺴُﻦَ ﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﺭَﻓِﻴﻘًﺎ

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.(Qs An Nisa 69).


Nikmat menjadi Ahlus sunnah wal jamaah,siapakah mereka itu?

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam jelaskan kriterianya ketika menjelaskan hadits perpecah umat :


ﺗﻔﺮﻗﺖ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻋﻠﻰ ﺇﺣﺪﻯ ﻭﺳﺒﻌﻴﻦ ﺃﻭ ﺍﺛﻨﺘﻴﻦ ﻭﺳﺒﻌﻴﻦ ﻓﺮﻗﺔ ﻭﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﻣﺜﻞ ﺫﻟﻚ ﻭﺗﻔﺘﺮﻕ ﺃﻣﺘﻲ ﻋﻠﻰ ﺛﻼﺙ ﻭﺳﺒﻌﻴﻦ ﻓﺮﻗﺔ .)

“Dari sahabat Abu Hurairah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Umat Yahudi telah berpecah belah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua golongan, dan umat nasrani berpecah belah seperti itu pula, sedangkan umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan.” (HR Ahmad, Abu Dawud, At Tirmizy, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al Hakim, Ibnu Abi ‘Ashim, dan dishohihkan oleh Al Albani)



ﻛﻠﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺇﻻ ﻣﻠﺔ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻭﻣﻦ ﻫﻲ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ؟ ﻗﺎﻝ : ﻣﺎ ﺃﻧﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻲ

seluruhnya akan masuk neraka, kecuali satu golongan. Para sahabat bertanya: Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: yang berpegang teguh dengan ajaran yang aku dan para sahabatku jalankan sekarang ini.” (Riwayat At Tirmizy dan Al Hakim).


Dan 73 bukan pembatasan,biasa orang arab menunjukkan suatu itu banyak dengan angka 70.


sebagaimana firman Allah ta'aala:



ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻬُﻢْ ﺃَﻭْ ﻟَﺎ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻬُﻢْ ﺇِﻥْ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻬُﻢْ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ ﻣَﺮَّﺓً ﻓَﻠَﻦْ ﻳَﻐْﻔِﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻬُﻢْ ۚ


Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka.(Qs At Taubah 80).

Dan dua nikmat ini yang Allah sebutkan dalam firmannya:


ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺃَﻛْﻤَﻠْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺗْﻤَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻧِﻌْﻤَﺘِﻲ ﻭَﺭَﺿِﻴﺖُ ﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡَ ﺩِﻳﻨًﺎ ۚ

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.(Qs Al Maidah 3).


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :



ﻗَﺪْ ﺗَﺮَﻛْﺘُﻜُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺒَﻴْﻀَﺎﺀِ ﻟَﻴْﻠُﻬَﺎ ﻛَﻨَﻬَﺎﺭِﻫَﺎ، ﻻَ ﻳَﺰِﻳْﻎُ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺑَﻌْﺪِﻱ ﺇِﻻَّ ﻫَﺎﻟِﻚ .

“Sungguh aku telah tinggalkan kalian diatas jalan yang sangat putih, malamnya seperti siangnya. Tidaklah menyimpang darinya sepeninggalku kecuali pasti binasa.[HR Ahmad dalam Musnadnya].


Ini adalah nikmat yang Allah khususkan untuk orang yang beriman saja.



والنعمة الثانية : النعمة المقيدة ،كنعمة الصحة والغنى وعافية الجسد وبسط الجاه وكثرة الولد والزوجة الحسنة وأمثالها

Nikmat yang kedua adalah nikmat muqoyyadah seperti Nikmat sehat,harta benda,sehat badan tidak ada cacat,lapangnya kedudukan,banyaknya anak,dan istri yang cantik dan yang semisal dengan ini.



فهذه النعمة مشتركة بين البر والفاجر والمؤمن والكافر

maka nikmat ini termasuk yang mendapatkannya adalah orang baik maupun orang durjana,orang mukmin maupun kafir.


Nikmat muqoyyadah ini kapan menjadi bermanfaat dan menjadi nikmat yang langgeng pula?yaitu ketika dengannya mengantarkan pemiliknya lebih dekat kepada Allah subhaanahu wa ta'aala.


Nikmat inilah yang setiap kita akan ditanya oleh Allah subhanahu wa ta'aala,Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :


ﻻَ ﺗَﺰُﻭْﻝُ ﻗَﺪَﻣَﺎ ﻋَﺒْﺪٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺴْﺄَﻝَ ﻋَﻦْ ﺃَﺭْﺑَﻊٍ : ﻋَﻦْ ﻋُﻤْﺮِﻩِ ﻓِﻴْﻢَ ﺃَﻓْﻨَﺎﻩُ , ﻭَﻋَﻦْ ﻋِﻠْﻤِﻪِ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﺑِﻪِ , ﻭَﻋَﻦْ ﻣَﺎﻟِﻪِ ﻣِﻦْ ﺃَﻳْﻦَ ﺍﻛْﺘَﺴَﺒَﻪُ ﻭَﻓِﻴْﻢَ ﺃَﻧْﻔَﻘَﻪُ , ﻭَﻋَﻦْ ﺟِﺴْﻤِﻪِ ﻓِﻴْﻢَ ﺃَﺑْﻼَﻩُ .

Artinya: “ Tidak bergeser kaki seorang hamba sehingga ia akan ditanya tentang empat perkara (yaitu):(1) Tentang umurnya untuk apa ia habiskan?; (2) Tentang ilmunya untuk apa ia amalkan?; (3) Tentang hartanya darimana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan?; dan (4) Tentang badannya untuk apa ia gunakan?. (Sunan At-Tirmidzî).

Maka jangan menjadikan nikmat muqoyyadah sebagai patokan kita untuk memandang kebahagiaan seseorang


Allah ceritakan tentang orang kafir itu :



ﻟَﺎ ﻳَﻐُﺮَّﻧَّﻚَ ﺗَﻘَﻠُّﺐُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺒِﻠَﺎﺩِ
ﻣَﺘَﺎﻉٌ ﻗَﻠِﻴﻞٌ ﺛُﻢَّ ﻣَﺄْﻭَﺍﻫُﻢْ ﺟَﻬَﻨَّﻢُ ۚ ﻭَﺑِﺌْﺲَ ﺍﻟْﻤِﻬَﺎﺩُ

Jangan sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali(Qs Ali Imran 196-197)


mungkin nikmat ini adalah ujian,atau bisa jadi adalah istidraj sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam :



ﺇِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺖَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻳُﻌْﻄِﻲ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻣَﺎ ﻳُﺤِﺐُّ ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﻘِﻴﻢٌ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻌَﺎﺻِﻴْﻪِ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻨﻪُ ﺍﺳْﺘِﺪْﺭَﺍﺝٌ

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini

hasan dilihat dari jalur lain).

Allah Ta’ala berfirman,



ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻧَﺴُﻮﺍ ﻣَﺎ ﺫُﻛِّﺮُﻭﺍ ﺑِﻪِ ﻓَﺘَﺤْﻨَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏَ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﻓَﺮِﺣُﻮﺍ ﺑِﻤَﺎ ﺃُﻭﺗُﻮﺍ ﺃَﺧَﺬْﻧَﺎﻫُﻢْ ﺑَﻐْﺘَﺔً ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻫُﻢْ ﻣُﺒْﻠِﺴُﻮﻥَ

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44).


Seperti terjadi pada kaum sebelum kita Kaum Ad,kaum Irom,kaum tsamud,Qorun Haman dan Fir'aun,semua Allah binasakan diakhirnya.


Bagaimana kita menyikapi Nikmat?


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :



ﻧِﻌْﻤَﺘَﺎﻥِ ﻣَﻐْﺒُﻮﻥٌ ﻓِﻴﻬِﻤَﺎ ﻛَﺜِﻴﺮٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ، ﺍﻟﺼِّﺤَّﺔُ ﻭَﺍﻟْﻔَﺮَﺍﻍُ

”Ada dua kenikmatan yang banyak

manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas).

Manusia banyak yang rugi didalam 2 nikmat yang besar ini, karena seorang ketika beribadah membutuhkan 2 nikmat ini, betapa banyak orang yang tak bisa memanfaatkan nikmat yang agung ini


Berbahagialah mereka yang istiqamah rutin dalam beramal shaleh karna ketika terhalang dari dua nikmat ini Allah masih catat pahala baginya


Sungguh Nabi ﷺ pernah bersabda dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Abu Musa radhiallahu ‘anhu ,



ﺇﺫﺍ ﻣﺮﺽ ﺍﻟﻌﺒﺪُ ﺃﻭ ﺳﺎﻓﺮ ﻛُﺘﺐ ﻟﻪ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻳﻌﻤﻞ ﺻﺤﻴﺤﺎ ﻣﻘﻴﻤﺎً

“Apabila seorang hamba sakit atau bersafar, dicatatkan untuknya apa yang biasa ia lakukan tatkala sehat dan muqim.” (HR. al-Bukhari No. 2996).


dan Allah subhanahu wa ta'aala berfirman :



ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺳْﺘَﺠِﻴﺒُﻮﺍ ﻟِﻠَّﻪِ ﻭَﻟِﻠﺮَّﺳُﻮﻝِ ﺇِﺫَﺍ ﺩَﻋَﺎﻛُﻢْ ﻟِﻤَﺎ ﻳُﺤْﻴِﻴﻜُﻢْ ۖ ﻭَﺍﻋْﻠَﻤُﻮﺍ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﺤُﻮﻝُ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﻭَﻗَﻠْﺒِﻪِ ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺗُﺤْﺸَﺮُﻭﻥَ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.(Qs Al Anfal 24)


Berkata Abdullah bin Mas'ud :



ﺇﺫﺍ ﺳﻤﻌﺖ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻘﻮﻝ : " ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺁﻣﻨﻮﺍ ﻓﺄﺭﻋﻬﺎ ﺳﻤﻌﻚ ﻓﺈﻧﻪ ﺧﻴﺮ ﻳﺄﻣﺮ ﺑﻪ ﺃﻭ ﺷﺮ ﻳﻨﻬﻰ ﻋﻨﻪ "

Jika Allah memanggil wahai orang-orang beriman ,maka pasang pendengaranmu baik-baik,sungguh ia adalah kebaikan yang diperintahkan atau keburukan yang dilarang.


Maka bersegera kita untuk beramal kebaikan, dan memanfaatkan waktu luang


Nasehat Rasulullah kepada Ibnu Umar :



ﻛﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻛﺄﻧﻚ ﻏﺮﻳﺐ، ﺃﻭ ﻋﺎﺑﺮ ﺳﺒﻴﻞ ﻭﻛﺎﻥ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ – ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ – ﻳﻘﻮﻝ : ﺇﺫﺍ ﺃﻣﺴﻴﺖ ﻓﻼ ﺗﻨﺘﻈﺮ ﺍﻟﺼﺒﺎﺡ، ﻭﺇﺫﺍ ﺃﺻﺒﺤﺖ ﻓﻼ ﺗﻨﺘﻈﺮ ﺍﻟﻤﺴﺎﺀ، ﻭﺧﺬ ﻣﻦ ﺻﺤﺘﻚ ﻟﻤﺮﺿﻚ، ﻭﻣﻦ ﺣﻴﺎﺗﻚ ﻟﻤﻮﺗﻚ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ .

“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhori).


Al Hasan Al bashri berkata :



إنما أنت أيام مجموعة، كلما مضى يوم مضى بعضك

kamu itu hanya kumpulan hari-hari,setiap kali berlalu hari berkurang jatah umurmu.(hilyatul auliya)


Berkata Alfudhail bin 'iyaadh : berapa umurmu ? (berkata kepada salah seorang)

dia menjawab : 60 tahun,kata alfudhail : sejak 60 th engkau menuju Rabbmu dan hampir sampai.lalu dia berkata :
إنا لله و إنا إليه راجعون
maka berkata alfudhail :
أتعرف تفسيره؟
apa kamu tahu tafsirnya?
lalu Alfudhail jelaskan :


أنا لله عبد و إليه راجع، فمن علم أنه لله عبد،وأنه إليه راجع،فليعلم أنه موقوف، ومن علم أنه موقوف ،فليعلم أنه مسؤول ،ومن علم أنه مسؤول،فليعد للسؤال جوابا،فقال الرجل : فما الحيلة ؟ قال تحسن فيما بقي يغفر لك ما مضى،فإنك إن أسأت فيما بقي، أخذت بما مضى و بما بقي

Engkau katakan bahwa aku adalah hamba milik Allah kembali kepada-Nya. Maka siapa yang mengetahui bahwa dia adalah hamba Allah dan dia akan kembali kepada-Nya,Maka Hendaklah ia mengetahui bahwa ia akan berdiri dihadapan Allah kelak. Dan siapa yang tahu bahwa ia akan

diberdirikan (di hadapan Alloh,pent) maka hendaklah ia mengetahui bahwa ia akan
ditanya, dan siapa yang tahu ia akan ditanya maka hendaklah ia mempersiapkan jawaban.”
Orang itu bertanya: “Lalu apa jalan keluarnya?”

Fudhail menjawab: “Caranya Mudah.”


“Apa itu?” tanya laki-laki tersebut.


Fudhail -rohimahulloh- : “Engkau berbuat baik pada umurmu yang tersisa, niscaya akan diampuni bagimu apa yang telah berlalu, Karena bila engkau berbuat jelek dengan umurmu yang tersisa, engkau akan disiksa karena kejelekan yang telah lalu dan yang akan engkau perbuat dalam sisa umurmu.”

(jami’ul ‘ulum wal hikam ,Ibnu Rajab ,1/383).

Allah telah ceritakan di dalam Al-Quran tentang penyesalan seorang hamba ketika dia tak memanfaatkan waktunya,kesempatannya.



ﺣَﺘَّﻰٰ ﺇِﺫَﺍ ﺟَﺎﺀَ ﺃَﺣَﺪَﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺏِّ ﺍﺭْﺟِﻌُﻮﻥِ ﻟَﻌَﻠِّﻲ ﺃَﻋْﻤَﻞُ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻓِﻴﻤَﺎ ﺗَﺮَﻛْﺖُ ۚ ﻛَﻠَّﺎ ۚ ﺇِﻧَّﻬَﺎ ﻛَﻠِﻤَﺔٌ ﻫُﻮَ ﻗَﺎﺋِﻠُﻬَﺎ ۖ ﻭَﻣِﻦْ ﻭَﺭَﺍﺋِﻬِﻢْ ﺑَﺮْﺯَﺥٌ ﺇِﻟَﻰٰ ﻳَﻮْﻡِ ﻳُﺒْﻌَﺜُﻮﻥَ

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.(Qs Al Mukminun 99-100).



ﻓَﻴَﻘُﻮﻝَ ﺭَﺏِّ ﻟَﻮْﻟَﺎ ﺃَﺧَّﺮْﺗَﻨِﻲ ﺇِﻟَﻰٰ ﺃَﺟَﻞٍ ﻗَﺮِﻳﺐٍ ﻓَﺄَﺻَّﺪَّﻕَ ﻭَﺃَﻛُﻦْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴﻦَ

lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"

(Qs Al Munafiqun 10).

di ayat ini mengisyaratkan keutamaan sedekah

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda


ﻛُﻞُّ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﻓِﻰ ﻇِﻞِّ ﺻَﺪَﻗَﺘِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻔْﺼَﻞَ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ‏» . ﺃَﻭْ ﻗَﺎﻝَ ‏« ﻳُﺤْﻜَﻢَ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ‏» .

“Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya hingga diputuskan hukum antara manusia.”(HR Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh al-AlBani).


Maka rahasianya adalah mengatur niat ,simaklah dialog dua shahabat yang mulia Abu Musa  al-Asy'ari dan Muadz bin jabal radhiyallahu anhuma.



قال معاذ لأبي موسى : كيف تقرأ القرآن ؟ قال : قائماو قاعدا وعلى راحلتي و أتفوقه تفوقا، فكيف تقرأ أنت ؟
أنام أول الليل فأقوم وقد قضيت جزئي من النوم ،فأقرأ ما كتب الله لي فأحتسب نومتي كما أحتسب قومتي.

berkata Muadz kepada Abu Musa : "bagaimana kau membaca Al-Quran?" kata abu musa : aku membaca dalam keadaan berdiri,duduk,diatas kendaraan,bahkan bisa lebih dari itu.lalu abu musa balik bertanya : kalau kau bagaimana  kau membaca Al-Quran wahai Muadz? aku tidur di awal malam, kemudian aku bangun dan telah selesai dari jatah tidurku, lalu aku membaca Al-Quran dengan apa yang Allah mudahkan untuk membacanya,maka aku berharab pahala tidurku sebagaimana aku berharap pahala bacaan quranku.

lihat shahih bukhari.

Perhatikan ucapan ibnu masud, beliau berharab dari kebiasaannya yaitu tidur sebagai pahala,


Rahasia agar kebiasaan kita berpahala adalah



استحضار النية أي احتساب الأجر

menghadirkan niat dan mengharap pahala .


diantara nikmat yang harus kita syukuri adalah nikmat Akal diantara nikmat juga adalah Nikmat keamanan

bahkan Allah sebutkan nikmat aman dari pada makanan

lihat firman Allah ta'aala :



ﻭَﻟَﻨَﺒْﻠُﻮَﻧَّﻜُﻢْ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻮْﻑِ ﻭَﺍﻟْﺠُﻮﻉِ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, (Qs Al Baqarah 155).


Semoga Allah memberikan Taufiq kepada kita semua




=====================================================================

Referensi
1. Muslim.co.id
2. Rumayso
3. Almanhaj


Oleh : Aditya Bahari


Artikel : Pejalansunnah
Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Post a Comment for "NIKMAT PEMBAWA PETAKA"