Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dimana Allah ?

Silsilatu dzahab bag4

oleh Ustadz Abdul Hakim hafidzahullah

salah satu keyakinan,pondasi pokok,aqidah ahlus sunnah wal jamaah adalah menetapkan Nama-nama dan Sifat Allah Subhaanahu wata'ala tanpa merubah maknanya,menyerupakannya dengan makhluq.

dan sekaligus membantah pemikiran menyimpang seorang tentang Dimana Allah .

Beliau bawakan ucapan Abul hasan Al Asy'ari (yang banyak diikuti oleh orang Indonesia ini) tapi sejatinya tidak
beliau Abul hasan al-Asy'ari dalam kitab beliau

الإبانة عن أصول الديانة

tentang firman Allah ta'aala :

ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَٰﻦُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ ﺍﺳْﺘَﻮَﻯٰ

(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang beristiwa' di atas 'Arsy.
[Qs Toha 5].

لأن الله عز و جل مستو على العرش الذي هو فوق السموات

karena Allah Azza wa Jalla beristiwa diatas Arsy yang berada diatas langit.

فلو لا أن الله عز و جل على العرش لم يرفعوا أيديهم نحو العرش.

kalau bukan karna Allah diatas Arsy mereka tak akan mengangkat tangan-tangan mereka ke langit saat berdoa.

ini jelas membantah  orang-orang Mu'tazilah,Jahmiyyah,Haruriyyah, yang mengatakan istiwa maknanya istaulaa(menguasai) dan bahwa kata mereka Allah dimana-mana dan mengingkari Allah diatas Arsy .

semua sepakat tentang fitrah seorang yang lurus bahwa ketika berdoa dia angkat tangannya ke langit atau kalau dia bisu ketika ditanya dimana Allah dia akan mengisyaratkan dengan tangannya ke langit atau seorang mengisyaratkan dahinya memandang ke langit.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ﻳَﻨْﺰِﻝُ ﺭَﺑُّﻨَﺎ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻛُﻞَّ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣِﻴْﻦَ ﻳَﺒْﻘَﻰ ﺛُﻠُﺚُ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﺍْﻵﺧِﺮِ، ﻓَﻴَﻘُﻮْﻝُ : ﻣَﻦْ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻧِﻲ ﻓَﺄَﺳْﺘَﺠِﻴْﺐَ ﻟَﻪُ، ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺴْﺄَﻟُﻨِﻲ ﻓَﺄُﻋْﻄِﻴَﻪُ، ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻧِﻲ ﻓَﺄَﻏْﻔِﺮَ ﻟَﻪُ .

“Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun pada setiap malam ke langit dunia ketika tinggal sepertiga malam, seraya menyeru: ‘Siapa yang berdo’a kepada-Ku, maka Aku memperkenankan do’anya, siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku memberinya, dan siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku mengampuninya.”

Dalil lain

ucapan Imam malik ketika ada seorang yang bertanya tentang hakekat istiwa'-nya Allah

الإستواء غير مجهول والكيف غير معقول والإيمان به واجب والسؤال عنه بدعة وما أراك إلا ضالا.

“Istiwa’-nya Allah ma’lum (sudah diketahui maknanya), dan kaifiyatnya tidak dapat dicapai nalar (tidak diketahui), dan beriman kepadanya wajib, bertanya tentang hal tersebut adalah perkara bid’ah, dan aku tidak melihatmu kecuali da-lam kesesatan.”

Al Imam Addaarimi utsman bin sa'iid mengatakan

كلمت بشر المريسي وأصحابه،فرأيت آخر كلامهم يقولون ليس في السماء شيء

Aku berbicara dengan bisyr al marisi dan teman-temannya dan aku berpendapat bahwa akhir dari ucapan mereka adalah mereka mengatakan bahwa diatas langit tidak ada sesuatu apapun.
(رد الإمام الدارمي على بشر المريسي العنيد)

dan bahwa Bisyr ini pada akhir hayatnya mati dalam keadaan keyakinan menyimpang ini wal iyyadzubillah.

Abdullah bin mubarok seorang ulama besar ketika ditanya dimana Allah
beliau menjawab :

بأنه فوق سمواته على عرشه بائن من خلقه

Bahwa Dia(Allah) diatas langit diatas arsy-Nya tidak menyatu dengan Makhluq-Nya

Artikel: Pejalansunnah

Referensi

1.Muslim.or.id
2.almanhaj.or.id
Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Posting Komentar untuk "Dimana Allah ?"