Hak Pekerja -Kajian di Masjid Nabawi Syaikh Abdur Rozzaq hafidzahullah
Judul Kajian : Hak-hak Pekerja (huquuq ummaal)
Kajian ini merujuk pada kitab beliau "Ahadits Akhlaq"
Sebelum ke tulisan teman-teman bisa baca tulisanku saat menghadiri kajian Syaikh ketika berkunjung ke Indonesia
6 perkara dijamin surga, juga kisahku sehari sebelumnya
Bismillah, Alhamdulillah rasa syukur yang tak mampu saya ukur, atas karunia Allah saya diizinkan untuk berkunjung ke Masjid Nabawi
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: المَسْجِدِ الحرامِ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صلّى الله عليه وسلَّمَ، وَمَسْجِدِ الأقْصَي
"Tidak melakukan suatu perjalanan jauh (dengan tujuan meraih keutamaan tertentu), kecuali ke salah satu dari tida masjid berikut, Masjidil Haram, masjid Rasulullah, Masjid Aqsha." (HR. Bukhari, No: 1132, Muslim, No: 511)
Itu adalah hari ke dua, setelah hari pertama, kami menghadiri majelis Ustadz Dr. Ariful Bahri, Lc.MA hafidzahullah
Aku masuk ke area kajian, disana orang Indonesia tidak banyak, aku menyempil dan menyimak, oh iya aku di Madinah sering memakai songkok khas Indonesia, dan memakai sarung.
---
Beliau menyampaikan bahwa hak-hak dalam Islam sangat banyak, diantaranya hak pekerja, barangsiapa yang Allah muliakan dia memiliki pekerja yang ia beri upah, membantu pekerjaannya
- Interaksi diantara mereka adalah dengan menerapkan kasih sayang
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
"Kasihilah yang diatas bumi, kalian akan dirahmati oleh Allah yang diatas langit" (HR. Abu Dawud)
Rasulullah juga bersabda:
مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ
"Siapa yang tidak mengasihi, maka tidak akan dikasihi" (HR. Bukhari)
Kewajiban pada hal ini adalah, jangan sampai engkau mendzalimi pekerjamu, karena kedzaliman adalah kegelapan pada hari kiamat
Kemudian Syaikh membawakan hadits tentang orang yang bangkrut
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ n قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
“Tahukah kamu siapakah orang bangkrut itu?” Para Sahabat Radhiyallahu anhum menjawab, “Orang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan barang.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang bangkrut di kalangan umatku, (yaitu) orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala amalan) shalat, puasa dan zakat. Tetapi dia juga mencaci maki si ini, menuduh si itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang ini. Maka orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya, dan orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum diselesaikan kewajibannya, kesalahan-kesalahan mereka diambil lalu ditimpakan padanya, kemudian dia dilemparkan di dalam neraka.” (HR. Muslim)
Orang yang bangkrut dari umatku (Kedzaliman yang banyak)
Dalam hadits qudsi disebutkan, Allah berfirman:
ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ومن كنتُ خَصمَه، خصمْتُه: رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ، وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا، فَاسْتَوْفَى مِنْهُ، وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ.
"Tiga golongan yang aku memusuhi mereka pada hari kiamat: seorang lelaki yang berjanji denganku kemudian dia khianati, seorang lelaki yang menjual seorang yang merdeka dan memakan hasil keuntungannya, seorang lelaki yang mengupah seseorang namun tidak memberikan upahnya setelah selesai pekerjaannya" (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَعْطُوا الأَجِيرَ أَحْرَهُ، قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ
"Berilah pekerja upahnya, sebelum kering keringatnya" (HR. Ibnu Majah)
Setelah selesai pekerjaannya (maksudnya tidak menunda pemberian upah)
Sil'ahnya (nilai jual pekerja) adalah : capeknya, keringatnya
- Jangan menjadi pekerja yang khianat, berikut juga bagi majikan jangan menjadi majikan yang dzalim
Ingatlah pada hari kiamat seluruhnya akan ditimbang
Allah Ta'aala berfirman:
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. (QS. Al-Anbiya': 47)
Bahkan hewan yg saling menanduk akan dihisab
(Min baab Adl) Bukan Takliif , untuk menegakkan keadilan, bukan karena hewan mukallaf dikenai beban hukum
- Diantara kewajian seorang yg mendzalimi saudaranya, adalah meminta maaf
Rasulullah bersabda:
مَنْ كَنَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيئٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَومَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ ولا درْهَمٌ...
"Barangsiapa memiliki kedzaliman atas saudaranya merendahkan harga dirinya, atau yang lain, hendaknya bersegera meminta maaf hari itu juga, sebelum datang hari tidak berlaku lagi emas & perak" (HR. Bukhari)
- Pelajaran dari kisah Anas bin Malik ketika Nabi datang hijrah ke Madinah
10 Tahun menjadi pembantu/pekerja Nabi
Nabi tidak pernah memukul pembantunya, kecuali berjihad di jalan Allah
Rasulullah tidak pernah berkata "ah", dan beliau tidak mengomentari pekerjaanku, dengan berkata: "Kenapa kamu lakukan demikian..".
WAllahu A'lam
---
Madinah, 28 Februari 2025
Kajian Ba'da Maghrib
.png)
Posting Komentar untuk "Hak Pekerja -Kajian di Masjid Nabawi Syaikh Abdur Rozzaq hafidzahullah"