Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembekalan Santri & Wali Santri Sebelum Liburan (AGAR LIBURAN TIDAK MELALAIKAN)

Pembekalan Santri & Wali Santri Sebelum Liburan

Oleh: Aditya Bahari. BA

 

الحمد لله رب العالمين، وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

أما بعد:

"Pada hari ini Sabtu... santri-santri kita telah selesai belajarnya untuk semester ini, dan menuntut ilmu ini akan kita lanjutkan sampai ajal menjeput kita, karena itu adalah perintah Allah Subhaanahu Wa Ta'aala

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". (Qs Thaha: 114)

Dengan Ilmu, kita akan diangkat derajatnya oleh Allah

Dengan ilmu Allah melapangkan jalan menuju surga

Dengan ilmu semua makhluk, bahkan hiu dilaut bersholawat, mendoakan ampunan kepada orang yang menuntut ilmu

Dengan ilmu akan turun rahmat, keberkahan dan ketenangan

Dengan ilmu kita akan menjalani kehidupan ini dengan bahagia, karena Ilmu adalah ruhnya kehidupan

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan

والرسالة روح العالم ونوره وحياته

“dan Risalah (kenabian) apa yang dibawa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Ruh kehidupan dan cahayanya bahkan kehidupan itu sendiri”

(Majmuu’ Fatawa: 19/93)

Bersyukur Agar Ditambah

Kami ucapkan : Ahlan Wa Sahlan, Wa Marhaban, kepada seluruh Wali santri Pondok Pesantren Masyarakat Darut Taqwa

Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta’aala senantiasa memberkahi antum dimanapun berada

    Kemudian, kita bersyukur kepada Allah, Allah berikan kita taufiq, pertolongan selama satu semester ini kita bisa menyelesaikannya dengan baik, terkadang orientasi wali santri tatkala anaknya belajar adalah hasilnya, pemahamannya, namun kita juga harus bersyukur, terhadap proses mereka dalam belajar, kalau bukan karena Allah, kita tidak akan mampu menjalankan ketaatan kepada-Nya, kalau bukan karena Allah, sungguh hati ini sangat berat jauh dari putra kita, yang dari dini sudah kita titipkan kepada Allah untuk mereka belajar, dan akan menjadi seseorang yang penting nantinya, Bi idznillah"

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".(Qs Yunus: 58)

Ilmu yang anak-anak kita dapatkan dari Al-Quran, dari ilmu-ilmu agama, itu lebih baik dari pada harta yang dikumpulkan oleh manusia, mindset (cara berfikir) inilah yang harus kita pupuk, agar jangn membandingkan Akhirat dengan Dunia, dimana Allah menegaskan “Dan Akherat itu lebih baik, dan lebih kekal” (Qs Adh Dhuha).

Dengan syukur inilah, yang akan menambah ilmu yang telah kita pelajari, seorang wajib mensyukurinya seberapapun ilmu yang ia pelajari, sedikit atau banyak dan ini tips disampaikan oleh Imam, dari salah satu dari Imam 4 Madzhab, yakni Abu Hanifah rahimahullah

"إنما أدركت العلم بالحمد والشكر، فكلما فهمت ووُفِّقتُ على فقهه وحكمه قلت والحمد لله فازداد علمي " (تعليم المتعلم للزرنوجي )

“Aku memperoleh ilmu ini dengan memuji Allah dan bersyukur, tiap kali aku memahami suatu  permasalahan fiqh dan hukumnya, aku mengucapkan: Alhamdulillah, maka bertambahlah ilmuku”

(Ta’limul Muta’allim : Imam Az Zarnuuji rahimahullah)

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, (Qs Ibrahim: 7)

Tugas Orang Tua

Kita mengingat tugas kita sebagai orang tua, amanah yang besar, tanggung jawab yang agung yang andaikata bukan karena mengharapkan pahala surga Allah, berharap anak-anak shalih, shalihah yang akan terus mendoakan kita, maka akan sering kita mengeluh, akan lemah setiap kali menghadapi masalah.

Tugas orang tua adalah sebagaimana Allah kabarkan

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (Qs At Tahrim: 6)

Yang perlu diingat Para Wali santri yang Allah muliakan, tugas kita tidak betul-betul selesai, walaupun sudah kita masukkan anak-anak kita ke bangku pendidikan, maka sebaik-baik orang tua adalah yang tetap mendampingi proses mereka belajar, tidak justru menjadi batu ganjalan dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan, jauhkan mereka dari perkara-perkara yang menghambat, bahkan meracuni fitrah mereka, (seperti menonton sinetron yang penuh kedustaan, main game sampai lupa kewajiban-kewajiban agamanya,) yang sering diingatkan oleh Para Ustadz, para pendidik, dan selainnya

Kemudian, untuk Wali santri yang mendapati anak-anaknya jatuh dalam kesalahan, terjerumus dalam kemaksiatan, maka pesan kami, berikan pelukan padanya, nasehatilah dengan cara yang lembut dan doakanlah selalu mereka dengan kebaikan

Ibnu Mas’ud radhiyAllahu ‘anhu ketika ada seorang hamba yang bermaksiat, beliau peluk dia, dan berkata: “Selamat datang wahai hamba yang dicintai Allah” kemudian beliau mengajaknya masuk kerumah untuk diberikan nasehat

Agar Liburan Tidak Melalaikan

Beberapa Nasehat untuk Wali Santri dan anak-anakku para santri sekalian

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara

(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,

Siapa yang menjamin, dikala tua dia bisa beribadah dengan maksimal, sementara dimasa mudanya dia lalai?

(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,

(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,

(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,

(5) Hidupmu sebelum datang matimu.”

(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya 4: 341. Al Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari Muslim)

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ

    Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (Qs Fathir: 37)

Wahai santriku semoga Allah memberikan kepada kalian taufiq

1.Gunakan waktu dengan sebaik-baiknya

Islam mengajari kita untuk menjaga waktu

Allah bersumpah dengan waktu

Cara menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya

- Meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

- Memperhatikan amalan-amalan wajib

Membaca Al-Qur’an

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Qs Al Ankabut: 45)

Sholat fardhu berjamaah dimasjid

Berbakti kepada kedua orang tua

- Mengerjakan hal-hal yang meningkatkan ilmiyah agama

Muroja’ah hafalan Al-Qur’an

ta'aahadhul quran

Syaikh Abdur Rozzaq hafidzahullah berkata:

حفظ القرآن مراجعته

“Menghafal Al-Qur’an itu adalah mengulang-ulanginya”

Muroja'ah hadits: Arba’in, Umdatul Ahkam

Muroja'ah matan dirumah bersama orang tua

Menghadiri Majelis Ilmu bersama orang tua

 

"Kajian Ilmu adalah ruh, Majelis ta'lim adalah motor penggerak, dia yang memberi motivasi setiap harinya, dia adalah bahan bakar motor keimanan, yang setelah dia pakai dia akan berangkat dan kembali, mengisi bahan bakar imannya"

Ustadz Armen Halim Naro rahimahullah

 

2. Menjauhi hal-hal yang tidak pantas dikerjakan oleh santri

- Dari pakaian, ucapan

Tidak boleh isbal, berpakaian syar’I ketika diluar rumah

"Hendaklah orang yang lama mengaji, tidak sama pikirannya dengan orang yang baru mengaji, orientasinya sekarang bukan Dunia, sehingga apa yang ia lakukan semuanya, gerak geriknya adalah keridhoan Allah"

Ustadz Armen Halim Naro rahimahullah

- Tidak membantah orang tua

- Menonton film, sinetron, main game

- Berpacaran

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لِأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمَخِيْطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ

Sesungguhnya andai kepala seseorang kalian ditusuk dengan jarum yang terbuat dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrâni dalam al-Mujamul Kabîr no.486, 487 dan ar-Rûyânî dalam Musnadnya II/227. Hadits ini dihukumi berderajat hasan oleh al-Albani dalam ash-Shahîhah no. 226.

- Merayakan malam tahun baru

 

اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا،

وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا،

وأصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا

واجعل الحياة زيادة لنا في كل خير،

والموت راحة لنا من كل شر

Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Posting Komentar untuk "Pembekalan Santri & Wali Santri Sebelum Liburan (AGAR LIBURAN TIDAK MELALAIKAN)"