Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SYARAH MANDZUMAH LAMIYYAH (KEYAKINAN AHLIS SUNNAH TERHADAP SAHABAT)



KEYAKINAN AHLIS SUNNAH TERHADAP SAHABAT

(Oleh : Aditya Bahari)

 

Muqadimah

Shahabat adalah yang membawa agama kepada kita

Shahabat Nabi adalah yang membawa agama ini sampai kepada kita, Allah muliakan mereka dengan mendengar & menerima langsung dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana mereka dengar dan sebagaimana mereka terima, kemudian menyampaikan agama ini kepada generasi setelahnya

Maka para Shahabat mendapatkan keutamaan dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

نَضَّرَ اللهُ امْرَءاً سَمِعَ مِنَّا حَدِيْثاً فَحَفِظَهُ – وفي لفظٍ: فَوَعَاها وَحَفِظَها – حَتَّى يُبَلِّغَهُ، فَرُبَّ حامِلِ فِقْهٍ إلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيْهٍ

“Semoga Allah mencerahkan (mengelokkan rupa) orang yang mendengar hadits dariku, lalu dia menghafalnya – dalam lafazh riwayat lain: lalu dia memahami dan menghafalnya –, hingga (kemudian) dia menyampaikannya (kepada orang lain), terkadang orang yang membawa ilmu agama menyampaikannya kepada orang yang lebih paham darinya, dan terkadang orang yang membawa ilmu agama tidak memahaminya” (Hadits yang shahih dan mutawatir).

Ayat Al-Quran dan Hadits serta Atsar Para As Salaf tentang pujian terhadap Para Shahabat serta celaan bagi yang meremehkan mereka

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.

Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.

Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).

Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Qs Fath: 29)

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.(Qs At Taubah: 100)

 

Abdullah mensifati Para Shahabat

قال عبدالله بن مسعود - رضي الله عنه - :

إنا نقتدي ولا نبتدي

ونتبع ولا نبتدع

ولن نضل ما تمسكنا بالأثر.

 الحافظ عبدالغني "الاقتصاد في الاعتقاد" ( ص ٢١٤ )

 

الطعنُ في الناقل طعن في المنقول

Imam Abu Zur’ah rahimahullah berkata:

"فإذا رأيت الرجل ينتقص أحدا من اصحاب رسول الله ﷺ فأعلم انه زنديق

 ”Jika kamu melihat seseorang melecehkan seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ketahuilah bahwa ia seorang zindiq."

 

Diantara Asas Keyakinan adalah “Mencintai Para Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Berkata An Naadzim rahimahullah:

حُبُّ الصَّحابَةِ كلِّهِمْ لِي مَذْهَب      ***         وَمَوَدَّةُ القُرْبَى بِهَا أَتَوَسّــلُ

وَلِكُلِّهِمْ قَـدْرٌ عَلاَ وَفَضَائلٌ          ***         لكِنَّمَا الصِّدِّيقُ مِنْهُمْ أَفْضَـلُ

Bait 3: “Dan sungguh orang-orang Jahmiyah juga telah mengingkari tangan kanan-Nya…dan bahkan (yang benar adalah) kedua tangan-Nya terus memberi kenikmatan dan karunia”

Bait 4: “Dan sungguh orang-orang Jahmiyah juga telah mengingkari tangan kanan-Nya…dan bahkan (yang benar adalah) kedua tangan-Nya terus memberi kenikmatan dan karunia”

Tujuan dikedepankan pembahasan aqidah tentang shahabat

Penulis memulai mandzumahnya dengan menyebutkan “Aqidah Ahlus Sunnah terhadap shahabat” dan tidaklah beliau memulai dengan penyebutan aqidah terhadap shahabt kecuali memiliki tujuan:”Bahwasanya baiknya seseorang dalam keyakinan mereka terhadap shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dihitung sebagai pokok, pondasi, serta asas baiknya agamanya, dan kebalikannya kerusakan seorang dalam keyakinan mereka terhadap shahabat akan berdampak pada kerusakan keyakinannya pada perkara aqidah yang lainnya”

Cinta karena Allah merupakan tali iman yang paling kuat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَوْثَقُ عُرَى الْإِيمَانِ الْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ

“Sekuat-kuatnya tali iman adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Thabrani)

 

Cinta karena Allah benci karena Allah merupakan manisnya keimanan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ

“Ada tiga perkara, siapa yang tiga perkara tersebut ada pada diri seseorang dia akan mendapatkan manisnya iman.”

Apa tiga perkara itu, saudaraku? Yang pertama:

 

أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا

“Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari segala-galanya.”

Yang kedua, apa?

وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ،

“Tidak ia mencintai seseorang kecuali karena Allah.”

Yang ketiga:

وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

“Dia tidak suka untuk kembali kepada kekafiran (baik kafir besar maupun kafir kecil) sebagaimana ia tidak dilemparkan ke dalam api neraka.”

Kamu akan bersama orang yang kamu cintai

Atsar Abdullah bin Mas’ud

أنَّ رَجُلًا سَأَلَ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ عَنِ السَّاعَةِ، فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: ومَاذَا أعْدَدْتَ لَهَا. قَالَ: لا شيءَ، إلَّا أنِّي أُحِبُّ اللَّهَ ورَسوله صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَقَالَ: أنْتَ مع مَن أحْبَبْتَ. قَالَ أنَسٌ: فَما فَرِحْنَا بشيءٍ، فَرَحَنَا بقَوْلِ النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أنْتَ مع مَن أحْبَبْتَ قَالَ أنَسٌ: فأنَا أُحِبُّ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وأَبَا بَكْرٍ، وعُمَرَ، وأَرْجُو أنْ أكُونَ معهُمْ بحُبِّي إيَّاهُمْ، وإنْ لَمْ أعْمَلْ بمِثْلِ أعْمَالِهِمْ

 

Bagaimana mencintai Shahabat?

Yaitu dengan menjadikan hati kita bersih, tidak ada kedengkian, kebencian, tidak ada hasad, akan tetapi memakmurkan hati kita mengisinya dengan kecintaan terhadap Para Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (Qs Al Hasyr: 10)

Dua Faedah dalam ayat ini:

1.       Berkaitan dengan hati

وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا

2.       Berkaitan dengan lisan

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ

 

 

Hukum mencintai Para Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

سئل الحسن البصري رحمه الله تعالى :

حب أبي بكر وعمر رضي الله عنهما سنة ؟

قال :

" لا ، فريضة " انتهى رواه اللالكائي في " شرح أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة " (7/1312)

 

عن مالك بن أنس رضي الله عنه قال : كان السلف يعلمون أبنائهم حب أبي بكر وعمر كما يعلمون السورة من القرآن .

شرح السنة للالكائي ( 2325 ) .

 

Mencintai kerabat Nabi

Siapa itu kerapat Nabi?

Ucapan yang shahih yang dimaksud Alu Bait Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

هم من تَحرمُ عليهم الصدقةُ، وهم أزواجه وذريَّتهُ، وكل مسلم ومسلمة من نسلِ عبد المطلب

Terkumpul dari kakek beliau yang terdekat yakni Abdul Muththalib, jadi setiap keturunan Abdul Muththalib yang beriman, termasuk dalam Alun Nabi adalah istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (Qs Al Ahzab: 33)

Ahlussunnah pertengahan dalam kecintaan terhadap Ahli Bait

 

“Aqidah Ahlis Sunnah Wal Jamaa’ah pertengahan antara ifroth (berlebihan) dan tafrith (menyepelekan), dalam seluruh masalah I’tiqod (keyakinan), dan diantara sikap pertengahan Ahlis Sunnah adalah pertengahan dalam Ali Bait Rasul, mereka (Ahlis sunnah) loyal pada setiap muslim dan muslimah dari Ahli Bait yakni dari keturunan Abdul Muththalib, termasuk juga seluruh istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam”

Kalau Ahli Bait dari shahabat Nabi maka mereka kita cintai dengan 3 sebab:

1.       Karena keimanan & ketakwaan mereka

2.       Karena pershahabatannya dengan Nabi

3.       Juga karena kerabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

(Lihat di Fadhlu Ahli Bait Wa ‘Uluww makaanatihim ‘inda Ahlis sunnah wal jamaa’ah)

 

Diantara Tawasul yang dibolehkan adalah Amal Shalih

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ ۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا

Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. (Qs Al Israa: 57)

 

Keutamaan dan Kedudukan Tinggi Para Shahabat

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Qs Ali Imran: 110)

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya). (Qs Al Fath: 18)

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Hadid: 10)

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ

“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3651, dan Muslim, no. 2533)

 

Juga Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ

 

”Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti Gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya. (HR.Bukhari)

 

 

Abu Bakar Yang paling pertama dalam keutamaan

Shahabat Nabi yang paling afdhola adalah Abu Bakar Ash Shiddiq

روى البخاري ومسلم من حديث عمرو بن العاص ـ رضي الله تعالى عنه ـ: "أنه سأل النبي صلى الله عليه وسلم فقال: أي الناس أحب إليك؟ قال: عائشة. فقلت: من الرجال؟ قال: أبوها، فقلت: ثم من؟ فقال عمر بن الخطاب" البخاري برقم (3662) ، ومسلم برقم (2348)

Diriwayatkan Imam Bukhari Muslim, dari hadits Amr bin Al Ash, radhiyAllahu ‘anhu: beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Siapakah manusia yang paling engkau cintai? Beliau menjawab: ‘Aisyah, maka aku bertanya lagi: dari laki-laki? Beliau menjawab: Abuuha : Ayahnya, aku bertanya lagi: kemudian siapa? Beliau menjawab: “’Umar bin Al Khaththab. (HR Bukhari Muslim)

 

Kafir yang mengkafirkan Abu Bakar Ash Shiddiq

Its Qoola li shoohibihi

 

Shiddiqiyyah derjat tinggi setelah Nabi

فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا

mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (Qs An Nisaa: 69)

Kisah Israa Mi’raj

 

Para Shahabat Keutamaan mereka berbeda-beda

Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:

لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Hadid: 10)

 

Urutan Keutamaan

- Khulafaa’ Ar Rosyidiin

- Sisanya dari 10 Shahabat yang masuk surga

- Ahlu Badr

- Ahlu Uhud

- Bai’ah

 

  

Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Posting Komentar untuk "SYARAH MANDZUMAH LAMIYYAH (KEYAKINAN AHLIS SUNNAH TERHADAP SAHABAT)"