KAJIAN TEMATIK: ANTARA JUJUR & DUSTA
KAJIAN TEMATIK: ANTARA JUJUR & DUSTA
Pertama: Jujur adalah sifat para Nabi
Jubair bin Muth’im radhiallahu
‘anhu mengabarkan : “Tatkala beliau bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, dan ada sebagian sahabat yang datang dari Hunain, ada orang-orang
Arab badui yang menempeli Nabi shallallahu ‘aaihi mereka meminta-minta kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hingga akhirnya Nabi terpojok ke sebuah pohon
Samuroh (yang berduri) hingga akhirnya selendang beliau tersangkut di duri
pohon tersebut. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri dan
berkata
ุฃَุนْุทُِููู ุฑِุฏَุงุฆِู ََْููู َูุงَู ุนَุฏَุฏُ َูุฐِِู ุงْูุนِุถَุงِู
َูุนَู
ًุง ََููุณَู
ْุชُُู ุจََُْูููู
ْ ุซُู
َّ َูุง ุชَุฌِุฏُِููู ุจَุฎًِููุง ََููุง َูุฐُูุจًุง
ََููุง ุฌَุจَุงًูุง
“Berikan kepadaku selendangku,
kalau seandainya aku memiliki unta sebanyak duri-duri ini maka aku akan
membagikannya di antara kalian, kemudian kalian akan mendapatiku tidak pelit,
tidak berdusta, dan tidak penakut” (HR Al-Bukhari no 3148)
Allah menyebutkan tentang Nabi
Ismail ‘Alaihis salam:
َูุงุฐُْูุฑْ ِูู ุงِْููุชَุงุจِ ุฅِุจْุฑَุงِููู
َ ۚ ุฅَُِّูู
َูุงَู ุตِุฏًِّููุง َูุจًِّูุง
Ceritakanlah (Hai Muhammad)
kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang
yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. (Qs Maryam: 41)
Allah menyebutkan tentang Nabi
Ismail ‘Alaihis salam:
َูุงุฐُْูุฑْ
ِูู ุงِْููุชَุงุจِ ุฅِุณْู
َุงุนَِูู ۚ ุฅَُِّูู َูุงَู ุตَุงุฏَِู ุงَْููุนْุฏِ ََููุงَู ุฑَุณًُููุง
َูุจًِّูุง
Dan ceritakanlah (hai Muhammad
kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia
adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.
(Qs Maryam: 54)
Dusta adalah sifat orang Kafir,
Munafik
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
ََْูููู
َ ุงَِْูููุงู
َุฉِ ุชَุฑَู ุงَّูุฐَِูู َูุฐَุจُูุง
ุนََูู ุงَِّููู ُูุฌُُُูููู
ْ ู
ُุณَْูุฏَّุฉٌ ۚ ุฃََْููุณَ ِูู ุฌَََّููู
َ ู
َุซًْูู
ِْููู
ُุชََูุจِّุฑَِูู
Dan pada hari kiamat kamu akan melihat
orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah
dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri? (Qs Az
Zumar: 60)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ุขَูุฉُ ุงْูู
َُูุงِِูู ุซَูุงَุซٌ: ุฅِุฐَุง ุญَุฏَّุซَ َูุฐَุจَ، َูุฅِุฐَุง
َูุนَุฏَ ุฃَุฎََْูู، َูุฅِุฐَุง ุงุฆْุชُู
َِู ุฎَุงَู. ุฑูุงู ุงูุจุฎุงุฑู ูู
ุณูู
Tanda-tanda orang munafik ada tiga :
Apabila berbicara, ia dusta; apabila berjanji, ia mengingkari; dan apabila
diberi amanat, ia berkhianat. [HR. Bukhari dan Muslim]
Allah berfirman tentang orang munafiq:
ِูู ُُูููุจِِูู
ْ ู
َุฑَุถٌ َูุฒَุงุฏَُูู
ُ ุงَُّููู
ู
َุฑَุถًุง ۖ ََُูููู
ْ ุนَุฐَุงุจٌ ุฃَِููู
ٌ ุจِู
َุง َูุงُููุง َْููุฐِุจَُูู
Dalam hati mereka (munafik) ada
penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan mereka berdusta. (Qs Al Baqarah: 10)
Kedua : Datang dalam Al-Quran dalam
bentuk pujian
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
ู
َِู ุงْูู
ُุคْู
َِِููู ุฑِุฌَุงٌู ุตَุฏَُููุง ู
َุง
ุนَุงَูุฏُูุง ุงََّููู ุนََِْููู ۖ َูู
ُِْููู
ْ ู
َْู َูุถَٰู َูุญْุจَُู َูู
ُِْููู
ْ ู
َْู
َْููุชَุธِุฑُ ۖ َูู
َุง ุจَุฏَُّููุง ุชَุจْุฏًِููุง
Di antara orang-orang mukmin
itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah;
maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang
menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya), (Qs Al Ahzab: 23)
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala
berfirman:
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู
َُููุง ุงุชَُّููุง ุงََّููู
َُُูููููุง ู
َุนَ ุงูุตَّุงุฏَِِููู
Hai orang-orang yang beriman
bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.
(Qs At Taubah: 119)
Datang dalam Al-Quran dalam bentuk
celaan
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
َูู
ُِْููู
ْ ู
َْู ุนَุงَูุฏَ ุงََّููู َูุฆِْู ุขุชَุงَูุง
ู
ِْู َูุถِِْูู ََููุตَّุฏَََّّูู َََََُّููููููู ู
َِู ุงูุตَّุงِูุญَِูู
Dan diantara mereka ada orang yang
telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan
sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah
kami termasuk orang-orang yang saleh.
ََููู
َّุง ุขุชَุงُูู
ْ ู
ِْู َูุถِِْูู ุจَุฎُِููุง ุจِِู
َูุชَََّْูููุง َُููู
ْ ู
ُุนْุฑِุถَُูู
Maka setelah Allah memberikan kepada
mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan
berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi
(kebenaran). (Qs At Taubah: 75-76)
Ketiga: Jujur dasar dari banyaknya kebaikan
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu
menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ุนََُْูููู
ْ ุจِุงูุตِّุฏِْู َูุฅَِّู ุงูุตِّุฏَْู َْููุฏِู ุฅَِูู
ุงْูุจِุฑِّ َูุฅَِّู ุงْูุจِุฑَّ َْููุฏِู ุฅَِูู ุงْูุฌََّูุฉِ َูู
َุง َูุฒَุงُู ุงูุฑَّุฌُُู
َูุตْุฏُُู ََููุชَุญَุฑَّู ุงูุตِّุฏَْู ุญَุชَّู ُْููุชَุจَ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู ุตِุฏًِّููุง
Hendaklah kalian senantiasa berlaku
jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan
sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa
berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah
sebagai orang yang jujur. (HR. Muslim no. 2607).
Jujur Mengantar kepada surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุนََُْูููู
ْ ุจِุงูุตِّุฏِْู َูุฅَِّู ุงูุตِّุฏَْู َْููุฏِู ุฅَِูู
ุงْูุจِุฑِّ َูุฅَِّู ุงْูุจِุฑَّ َْููุฏِู ุฅَِูู ุงْูุฌََّูุฉِ
Hendaklah kalian senantiasa berlaku
jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan
sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga
Jujur merupakan sebab tuma’ninah
(ketenangan)
dari Al Hasan bin ‘Ali, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุฅَِّู ุงูุตِّุฏَْู ุทُู
َุฃَِْูููุฉٌ َูุฅَِّู ุงَْููุฐِุจَ ุฑِูุจَุฉٌ
“Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta
(menipu) akan menggelisahkan jiwa.” (HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200.
At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Keberkahan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ุงْูุจَِّูุนุงِู ุจุงูุฎِูุงุฑِ ู
ุง َูู
ْ َูุชََูุฑَّูุง، ูุฅْู ุตَุฏَูุง
ูุจََّููุง ุจُูุฑَِู ููู
ุง ูู ุจَْูุนِِูู
ุง، ูุฅْู َูุฐَุจุง َููุชَู
ุง ู
ُุญَِู ุจَุฑََูุฉُ
ุจَْูุนِِูู
ุง.
Dua orang yang melakukan jual
beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual
beli) selama keduanya belum berpisah, atau beliau bersabda: hingga keduanya
berpisah. Apabila keduanya jujur dan menampakkan dagangannya, maka keduanya
diberkahi dalam jual belinya, namun apabila keduanya menyembunyikan dan
berdusta, maka akan dihapus keberkahan jual beli keduanya. (HR. Bukhari
Muslim)
Memudahkan meraih cita-cita
Dari Sahl bin Hunaif Radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ู
َْู ุณَุฃََู ุงََّููู ุงูุดََّูุงุฏَุฉَ ุจِุตِุฏٍْู ุจََّูุบَُู ุงَُّููู
ู
ََูุงุฒَِู ุงูุดَُّูุฏَุงุกِ َูุฅِْู ู
َุงุชَ ุนََูู ِูุฑَุงุดِِู
Siapa yang dengan jujur meminta kepada
Allah untuk mati syahid, maka Allah akan mengangkat derajatnya seperti derajat
orang yang mati syahid, meskipun nantinya dia akan mati di ranjang. (HR.
Muslim 5039, dan Ibnu Majah 2797).
“Ada seorang arab badui datang kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam maka iapun beriman kepada Nabi dan mengikuti Nabi, kemudian ia
berkata kepada Nabi, “Aku akan berhijroh bersamamu”.
Maka Nabipun meminta sebagian sahabat
untuk memperhatikan orang ini. Maka tatkala terjadi peperangan Nabi memperoleh
ghonimah maka Nabipun membagi-bagikan ghonimah tersebut dan Nabi membagikan
juga bagi orang ini. Nabipun menyerahkan bagian ghonimah orang ini kepada para
sahabat (untuk diberikan kepada orang ini).
Dan orang ini tugasnya adalah menjaga
bagian belakang pasukan. Tatkala orang ini datang maka para sahabatpun
menyerahkan bagian ghonimahnya kepadanya. Iapun berkata, “Apa ini?”, mereka
berkata, “Ini adalah bagianmu yang dibagikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallm
untukmu. Iapun mengambilnya lalu menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
berkata keapda Nabi, “Apa ini?”. Nabi berkata, “Aku membagikannya untukmu”. Ia
berkata,
ู
َุง ุนََูู َูุฐَุง ุงุชَّุจَุนْุชَُู ، ََِِّููููู ุงุชَّุจَุนْุชَُู ุนََูู
ุฃَْู ุฃُุฑْู
َู ุฅَِูู َูุงَُููุง ، َูุฃَุดَุงุฑَ ุฅَِูู ุญَِِْููู ุจِู ุณَْูู
ٍ ، َูุฃَู
ُูุชَ
َูุฃَุฏْุฎَُู ุงْูุฌََّูุฉَ
“Aku tidak mengikutimu untuk
memperoleh ini, akan tetapi aku mengikutimu supaya aka dipanah dengan anak
panah di sini (seraya mengisyaratkan ke lehernya) lalu aku mati dan masuk
surga”.
ุฅِْู ุชَุตْุฏُِู ุงََّููู َูุตْุฏَُْูู
Nabipun berkata, “Jika niatmu benar
maka Allah akan mengabulkannya”.
Tidak lama kemudian para sahabat
bangkit dan maju ke medan perang melawan musuh. Lalu (setelah perang-pen) orang
inipun didatangkan kepada Nabi sambil dipikul dalam kondisi lehernya telah
ditembus oleh anak panah.
Maka Nabi berkata, “Apakah ini adalah
(mayat) orang itu?”, mereka berkata, “Benar”.
Nabi berkata, “Niatnya benar maka
Allah mengabulkan (keinginannya)” Lalu Nabi mengkafani orang ini dengan jubah
beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam, lalu Nabi meletakkan mayat orang ini di depan lalu beliau
menyolatkannya.
Dan diantara doa Nabi tatkala menyolatkan
orang ini, “Yaa Allah ini adalah hambamu telah keluar berhijroh di jalanmu lalu
iapun mati syahid dan aku bersaksi atas hal ini” (HR An-Nasaai no 1952 dan
dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhiib wa At-Tarhiib no 1336)
Dusta dasar dari banyaknya keburukan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
َูุฅَِّูุงُูู
ْ َูุงَْููุฐِุจَ ، َูุฅَِّู ุงَْููุฐِุจَ َْููุฏِْู ุฅَِูู
ุงُْููุฌُْูุฑِ ، َูุฅَِّู ุงُْููุฌُْูุฑَ َْููุฏِْู ุฅَِูู ุงَّููุงุฑِ ، َูู
َุง َูุฒَุงُู ุงูุฑَّุฌُُู
َْููุฐِุจُ ََููุชَุญَุฑَّู ุงَْููุฐِุจَ ุญَุชَّู ُْููุชَุจَ ุนِْูุฏَ ุงِููู َูุฐَّุงุจًุง
Dan jauhilah oleh kalian berbuat
dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan
mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan
memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allรขh sebagai pendusta (pembohong).’”
(HR. Bukhari Muslim)
Mendapatkan laknat
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
ََููุฌْุนَْู َูุนَْูุชَ ุงَِّููู ุนََูู ุงَْููุงุฐِุจَِูู
Kita minta supaya laknat Allah
ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (Qs Ali Imran: 61)
Sebab Adzab Kubur
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam :
ุฑَุฃَْูุชُ ุฑَุฌَُِْููู ุฃَุชََูุงِูู، َูุงูุงَ: ุงََّูุฐِู ุฑَุฃَْูุชَُู
ُูุดَُّู ุดِุฏُُْูู ََููุฐَّุงุจٌ، َْููุฐِุจُ ุจِุงَْููุฐْุจَุฉِ ุชُุญْู
َُู ุนَُْูู ุญَุชَّู
ุชَุจُْูุบُ ุงูุขَูุงَู، َُููุตَْูุนُ ุจِِู ุฅَِูู َْููู
ِ ุงَِْูููุงู
َุฉِ. ุฑูุงู ุงูุจุฎุงุฑู
Aku melihat dua orang (Malaikat),
keduanya berkata: “Orang yang engkau lihat disobek mulutnya hingga telinga,
adalah seorang pendusta. Ia berdusta dengan kedustaan, dibawanya kedustaan itu
berkeliling atas nama dirinya hingga mencapai ufuk, maka dibuatlah ia sebagai
pendusta sampai hari kiamat”.
[HR. Bukhรขri]
Sebab Masuk Neraka
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
ุฎَุชَู
َ ุงَُّููู ุนََٰูู ُُูููุจِِูู
ْ َูุนََٰูู
ุณَู
ْุนِِูู
ْ ۖ َูุนََٰูู ุฃَุจْุตَุงุฑِِูู
ْ ุบِุดَุงَูุฉٌ ۖ ََُูููู
ْ ุนَุฐَุงุจٌ ุนَุธِูู
ٌ
Allah telah mengunci-mati hati dan
pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang
amat berat. (Qs Al Baqarah: 7)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
َูุฅَِّูุงُูู
ْ َูุงَْููุฐِุจَ ، َูุฅَِّู ุงَْููุฐِุจَ َْููุฏِْู ุฅَِูู
ุงُْููุฌُْูุฑِ ، َูุฅَِّู ุงُْููุฌُْูุฑَ َْููุฏِْู ุฅَِูู ุงَّููุงุฑِ
Dan jauhilah oleh kalian berbuat
dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan
mengantarkan seseorang ke Neraka. (HR. Bukhari Muslim)
Kedustaan merupakan sebab (kegelisahan)
dari Al Hasan bin ‘Ali, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุฏَุนْ ู
َุง َูุฑِูุจَُู ุฅَِูู ู
َุง ูุงَ َูุฑِูุจَُู َูุฅَِّู ุงูุตِّุฏَْู
ุทُู
َุฃَِْูููุฉٌ َูุฅَِّู ุงَْููุฐِุจَ ุฑِูุจَุฉٌ
“Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta
(menipu) akan menggelisahkan jiwa.” (HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200.
At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Menghalangi hidayah
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
ุฅَِّู ุงََّููู َูุง َْููุฏِู ู
َْู َُูู ู
ُุณْุฑٌِู
َูุฐَّุงุจٌ
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang
yang melampaui batas lagi pendusta. (Qs Al Mukmin: 28)
Dihilangkan Keberkahan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ุงْูุจَِّูุนุงِู ุจุงูุฎِูุงุฑِ ู
ุง َูู
ْ َูุชََูุฑَّูุง، ูุฅْู ุตَุฏَูุง
ูุจََّููุง ุจُูุฑَِู ููู
ุง ูู ุจَْูุนِِูู
ุง، ูุฅْู َูุฐَุจุง َููุชَู
ุง ู
ُุญَِู ุจَุฑََูุฉُ
ุจَْูุนِِูู
ุง.
Dua orang yang melakukan jual
beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual
beli) selama keduanya belum berpisah, atau beliau bersabda: hingga keduanya
berpisah. Apabila keduanya jujur dan menampakkan dagangannya, maka keduanya
diberkahi dalam jual belinya, namun apabila keduanya menyembunyikan dan
berdusta, maka akan dihapus keberkahan jual beli keduanya. (HR. Bukhari
Muslim)
Semoga Allah menjadikan kita
semua golongan orang-orang jujur & menjauhkan kita dari bahaya dusta
Wallohu A’lam
Posting Komentar untuk "KAJIAN TEMATIK: ANTARA JUJUR & DUSTA"