Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

METODE TARBIYAH ANAK: Ditujukan Kepada Orang Tua & Pendidik


METODE TARBIYAH ANAK

Ditujukan Kepada Orang Tua & Pendidik

(Oleh : Aditya Bahari)

 

METODE TARBIYAH ANAK

Ditujukan Kepada Orang Tua & Pendidik


Link Video Kajian

METODE TARBIYAH ANAK Ditujukan Kepada Orang Tua & Pendidik

1.       Teladan Yang Baik

كُونُوا قدوةً حسنةً لأبنائكم

“Jadilah teladan yang baik bagi anak-anak kalian”

Dikatakan bahwa:

الولد سرُّ أَبِيه

Anak itu adalah cerminan orang tua”

Dikeluarkan oleh Abu Dawud dari Shahabat Abdullah bin ‘Amir berkata: “Suatu hari Ibuku memanggilku, dan kala itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk di rumah kami, Ibuku berkata:

تعال أعطكَ

ما أردت أن تعطيه؟ قالت: أردتُ أن أعطيه تمرًا، فقال لها: (( أما إنكِ لو لم تعطه شيئا، كُتِبَتْ عليكِ كَذِبَةٌ ))

Kesini nak, aku beri sesuatu! Maka kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Apa yang akan kamu beri kepadanya?” Ibuku berkata: “Aku hendak memberinya kurma, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Adapun jika kamu tidak memberinya sesuatu, maka akan dicatat bagimu satu kebohongan”

Anak-anak memperhatikan tingkah laku orang dewasa, anak-anak akan mencontoh mereka, jika mendapati orang tuanya jujur, mereka akan tumbuh diatas kejujuran, begitupula dengan perkara lainnya

Sebagaimana Penyair berkata:

وينشأُ ناشئ الفتيانِ فينا ......على ما كان عوَّدهُ أبوهُ

“Anak-anak akan tumbuh dengan apa yang dibiasakan oleh ayahnya”

Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata:

علموا أولادكم الصدق بالقول والفعل فإذا حدثتموهم فلا تكذبوا عليهم وإذا وعدتموهم فلا تخلفوا وعدكم.

Ajarilah anak-anak kalian kejujuran dalam ucapan dan perbuatan, jangan berbohong jika berbicara kepada mereka, jika berjanji kepada mereka jangan kalian ingkari

(Adh-Dhiyaa' Al-Laami' 6/96)

Anak-anak yang sedang tumbuh senantiasa mengawasi tingkah laku orang tuanya, ucapannya, dan tak jarang bertanya-tanya tentang sebabnya.

Dikeluarkan oleh Abu Dawud dari Abdullah bin Abi Bakroh rahimahullah berkata: “Aku bertanya kepada ayahku: Wahai ayahku, aku mendengarmu berdoa setiap pagi : “ Allohummah ‘Aafini fii sam’ii, Allohumma ‘Aafini fi Bashori, Wa Laa Ilaaha Illa Anta, engkau ulang setiap pagi dan petang 3 kali? Maka beliau berkata:

يا بني ! إني سمعتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يدعو بهنّ، فأنا أُحِبُّ أن أستنَّ بسنَّتِه.

Wahai anakku! Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa dengan doa tersebut, maka aku cinta untuk mengikuti sunnahnya.

 

2.       Memilih Waktu Yang Tepat Dalam Menasehati

“Sesungguhnya hati itu ada waktunya dia menerima dan menolak, maka jika orang tua mengetahui waktu-waktu dimana hati anak itu akan menerima ini akan menjadi kunci dalam suksesnya tarbiyah mereka”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan 3 waktu bagi kita orang tua dalam memilih waktu dan tempat yang pas, dalam memberikan arahan kepada anak, meluruskan tingkah laku yang salah dan membangun pribadi yang baik

Apa saja 3 waktu tersebut?

Ketika sedang liburan, dalam perjalanan, diatas kendaraan

عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يَوْمًا ، فَقَالَ «يَا غُلَامُ ! إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ : اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ

Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma , ia mengatakan, “Pada suatu hari, aku pernah dibonceng di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, ‘Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ‘Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.

Ketika sedang makan

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah makan bersama anak-anak, menyaksikan mereka, memperhatikan beberapa kesalahan, dan menasehati dengan cara yang baik

Dikeluarkan oleh Bukhari Muslim, dari Umar bin Abi Salamah radhiyAllahu ‘anhuma berkata:

“Dahulu aku masih anak kecil, dipangkuan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan saat itu tanganku kesana kemari diatas nampan, maka Rasulullah berkata kepadaku:

يا غلام! سمِّ اللَّهَ، وكُلْ بِيَمينِكَ، وكُلْ مما يليكَ

Nak, baca Bismillah, makan dengan tangan kanan, makan dari yang terdekat, (dan adab makanku selalu seperti itu terus)

Ketika sedang sakit

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas radhiyAllahu ‘anhu: Dahulu ada seorang anak yahudi membantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang sakit, maka Nabi menjenguknya dan duduk disamping kepalanya, seraya berkata kepadanya:

(( أسلم ))

“Masuklah kedalam agama Islam”

Dia memandangi ayahnya, lalu ayahnya berkata:

أطع أبا القاسم

“Taatilah Abal Qosim”

Kemudian anak itu masuk Islam, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar seraya berkata:

(( الحمد لله الذي أنقذه من النار ))

“Segala puji bagi Allah Yang telah menyelamatkannya dari api neraka”

 

3.       Bersikap adil diantara mereka

Diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, dari Nu’man bin Al Basyir radhiyAllahu ‘anhuma: bahwasanya Ayahnya mendatangi Rasulullah dan berkata: “sesungguhnya aku telah memberikan kepada anak laki-lakiku, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Apakah semua anakmu kamu berikan semisal dengannya pula?” Ayahku menjawab: tidak, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(( لا تُشهِدْنِي على جَورٍ )) ثم قال : (( أيَسُرُّكَ أن يكونوا لك في البر سواء؟ قال: بلى، قال رسول الله : (( فلا إذًا ))

“Jangan jadikan aku saksi dalam kedzaliman, kemudian belliau berkata: “Tidakkah kamu menyukai jika mereka (anak-anakmu) semuanya berbakti kepadamu?” Ayahku berkata: Iya, maka kata Nabi: maka jangan lakukan itu”

Dalam riwayat Muslim, Rasulullah bersabda:

(( اتقوا الله، واعدلوا في أولادكم ))

“Takutlah kamu kepada Allah, dan adil-lah kamu kepada anak-anakmu”

4.       Memberikan hak anak, serta menerima kebenaran darinya

Ada seorang anak mendatangi nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum perang Uhud, “Wahai Rasulallah: sungguh engkau telah menerima anak laki-laki pamanku dalam peperangan, yang andai aku bergulat dengannya aku akan bisa mengalahkannya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkannya dan anak pamannya tadi bergulat, dan benar anak laki-laki ini menang: Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengizinkannya ikut menjadi tentara Islam dalam memerangi kaum Musyrikin.

Lihatlah, bagaimana Nabi memberikan hak kepada anak tadi dan menerima kebenarannya.

5.       Berdoa untuk anak

Rasulullah tidak pernah mendoakan keburukan bahkan kepada orang musyrikin di Thaif, akan tetapi beliau malah mendoakan kebaikan

(( أرجو من الله تعالى أن يخرج من أصلابهم من يعبد الله ))

“Aku berharap kepada Allah, mudah-mudahan dari keturunan mereka ada yang menyembah Allah”. Dan sungguh Allah kabulkan harapan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam

Rasulullah melarang orang tua mendoakan keburukan bagi anak

لا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لَا تُوَافِقُوا مِنْ اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ

Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk diri kalian sendiri, dan janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk anak-anak kalian, serta jangan mendoakan kejelekan untuk harta kalian. Janganlah kalian berdoa seperti itu karena boleh jadi bersesuaian dengan satu waktu dari Allah yang jika Dia diminta sesuatu pada waktu tersebut, Dia pasti mengabulkannya untuk kalian.”[HR. Muslim, no. 309]

Imam Al Ghazali rahimahullah pernah menyebutkan bahwa ada seorang laki-laki mendatangi Al Hasan Al Bashri rahimahullah seraya mengeluhkan tentang perilaku durhaka sang anak kepadanya, maka beliau bertanya :

هل دعوتَ عليه؟

Apakah kamu pernah berdoa keburukan baginya?

فقال: بلى.

Iya, pernah

فقال عبد الله بن المبارك: أنت أفسدتَهُ

Maka Abdullah bin Al Mubarak rahimahullah berkata: “Kamulah yang membuatnya rusak”

Contoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dikeluarkan oleh Bukhari dari Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah mendekapku ke dadanya dan mendoakanku:

اللهم علِّمهُ الحكمة

“Ya Allah ajarkanlah dia hikmah”

Ummu Sulaim (Ibunda Anas) pernah meminta kepada Rasulullah agar mendoakan anaknya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mendoakannya

اللهم أكثر ماله وولده، وبارك فيما أعطيته

“Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya dan berkahilah atas apa yang Engkau berikan”

6.       Membelikan mainan untuk anak

Rasulullah tidak memarahi ‘Aisyah dengan mainannya, dan juga ketika melihat Abu Umair beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bercanda:

أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ

“Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan Nughair (burung kecil)

Ummu Abdillah binti Syaikh Muqbil rahimahullah:

يُترَكُ الطفلُ أحيانا ليرفه على نفسه، فإنه إذا مُنِعَ من اللعب دائما ربما يبطل ذكاؤه، ويحصل له سآمة وملل

“Anak kadang-kadang dibiarkan untuk menghibur dirinya sendiri (bermain), karena jika terlalu dilarang dari bermain bisa jadi akan membuat kepintarannya tidak berkembang, dan juga bisa jadi anak akan bosan dan jenuh” (Nashihatii, Lin- Nisaa’)

Anak memiliki tabiat berbeda dengan orang dewasa sebagai orang tua dan pendidik yang baik, hendaklah memberikan mainan yang mendidik, tidak bertentangan dengan syariatNya, aman serta disesuaikan usianya.

Berikut ini beberapa tips bermain yang bisa diterapkan pada anak:

a) Berorientasi pada alam

Ini bermanfaat untuk mengembangkan pengalamannya dan melatih aspek kognitif sekaligus kinestetiknya. Anda dapat mengajaknya bersepeda, jalan-jalan ke kebun binatang atau taman bunga. Sembari menikmati keindahan ciptaan-Nya, anda bisa menjelaskan keMaha-Besaran Allah subhanahu wa ta’ala.

b)Menggunakan alat permainan

Anda dapat memberikan alat permainan yang bervariasi seperti plastisin, puzzle, balok-balok kayu untuk melatih motorik tangannya sekaligus membantu anak mengenal bentuk memunculkan kreatifitas dan melatih logika. Dapat pula bersama-sama orang tua atau teman membuat mainan dari barang-barang bekas.

c) Melatih kecerdasan sosial

Anak butuh sosialisasi dengan lingkungan diantaranya dengan teman-teman sebaya. Pilihkan mereka kawan yang baik dan shalih. Ajarkan berempati pada temannya, kerukunan dan mudah berbagi saat bermain, ringan tangan dan berempati kepada temannya dengan bermain dalam “team work” akan melatih sportifitas, solidaritas dan kebersamaan.

d) Menumbuhkan kedekatan dengan orang tua

Luangkan waktu untuk bermain dengan anak untuk mengeratkan ikatan cinta dan jadikanlah momen indah yang membuat anak bahagia. Hal ini sangat penting agar anak merasakan curahan cinta anda sehingga ia nyaman dan enjoy. Kondisi psikis dan hati yang dipenuhi kegembiraan akan membantunya antusias belajar. Ketika anda dekat secara psikis dengan anak insyaallah bimbingan dan berbagai nasehat anda akan lebih mudah diterima anak.

7.       Membantu sang anak dalam berbakti kepada kedua orang tua

Dengan mendoakan rahmat untuk anak-anak, mengajarkannya ilmu agama

Mengenal Allah, Nabi-Nya, Agama-Nya

Ingat kisah-kisah para Sahabat setelah belajar Islam dengan benar, pasti dia akan berbakti kepada kedua orang tuanya, Lihatlah kisah baktinya Abu Bakar kepada Ayahnya, lihat kisah bakti Abu Hurairah kepada Ibundanya, tatkala seorang telah mempelajari Islam dengan pemahaman yang benar dia akan berbakti kepada kedua orang tuanya

8.       Menjauhi hinaan dan celaan kepada anak

Annas bin Malik radhiyAllahu ‘anhu pembantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selama 10 tahun beliau berkata:

فما كان يقول لي لشيء فعلته لم فعلت، ولا لشيء لم أفعله لم لمْ تفعل

“Tidak pernah beliau berkata pada sesuatu yang aku kerjakan, “Kenapa kamu berbuat demikian, atau pada sesuatu yang tidak akau kerjakan: “Kenapa tidak kamu kerjakan”

 

 

 

Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Posting Komentar untuk "METODE TARBIYAH ANAK: Ditujukan Kepada Orang Tua & Pendidik"