KHUTBAH JUM'AH: NASEHAT KETIKA HARGA NAIK
النصيحة عندما غلا السعر
NASEHAT KETIKA HARGA NAIK
Khutbah Pertama.
السلام عليكم ورحمة
الله وبركاته
إنّ الحمد لله نحمده
ونستعينه ونستغفره ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من
يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له
وأشهد أن لا إله إلا
الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
فإنّ أصدق الحديث كتاب
الله، وخير الهدى، هدى محمد صلى الله عليه وسلم، وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثة
بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار
Amma ba’du:
Ma’asyiral muslimin jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Mengawali khutbah pada siang hari
yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada
diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan
dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan melakukan semua kewajiban
dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Ma’asyiral muslimin jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Tema Khutbah pada kesempatan hari ini adalah “Nasehat ketika
harga naik”
Sesungguhnya kenaikan harga
merupakan sebab kegundahan dan kegalauan, sebaliknya ketika harga kebutuhan
mudah dan murah ini menjadi sebab kelapangan dan kebahagiaan manusia
Sebab
harga naik
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala menyebutkan bahwa ketaatan
mendatangkan keberkahan
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Qs Al A’raf: 96)
Sebagaimana ketaatan mendatangkan
riski, maka sebaliknya kemaksiatan akan menghalangi riski, bahkan sampai pada
kehidupannya berpengaruh pada naiknya harga dll.
Berikut 2 nasehat ketika harga naik:
Pertama,
bahwa kenaikan harga barang merupakan ketetapan Allah
Ketahuilah setiap yang terjadi di
muka bumi ini sudah tercatat di Lauhul Mahfuzh sejak 50.000 tahun yang lalu
sebelum penciptaan langit dan bumi. Termasuk juga rezeki kita sudah terjamin.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ
السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat takdir
setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.”
(HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)
Fenomena kenaikan harga barang
bahkan pernah terjadi di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebutkan
dalam riwayat bahwa di zaman sahabat pernah terjadi kenaikan harga. Mereka pun
mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyampaikan masalahnya.
Mereka mengatakan,
يا رسول الله غلا السعر فسَعِّرْ لنا
“Wahai Rasulullah, harga-harga barang banyak yang naik,
maka tetapkan keputusan yang mengatur harga barang.”
Mendengar aduhan ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
إن الله هو المُسَعِّرُ القَابِضُ البَاسِطُ الرَازِقُ وَإنِّي
لَآرجو أن ألقى الله وليس أحد منكم يطلبني بمظلِمةٍ فِي دمٍ أو مالٍ
“Sesungguhnya Allah adalah
Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang
Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan
tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam
urusan darah maupun harta.” (HR. Ahmad 12591, Abu Daud 3451, Turmudzi 1314,
Ibnu Majah 2200, dan dishahihkan Al-Albani).
Anda bisa perhatikan, ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat laporan tentang kenaikan
harga, yang beliau lakukan bukan menekan harga barang, namun beliau ingatkan
para sahabat tentang takdir Allah, dan Allah yang menetapkan harga. Dengan
demikian, mereka akan menerima kenyataan dengan yakin dan tidak terlalu bingung
dalam menghadapi kenaikan harga, apalagi harus stres atau bahkan bunuh diri.
Kedua,
Kenaikan harga barang, tidak mempengaruhi rezeki seseorang
Bagian penting yang patut kita
yakini bahwa rezeki kita telah ditentukan oleh Allah. Jatah rezeki yang Allah
tetapkan tidak akan bertambah maupun berkurang. Meskipun, masyarakat Indonesia
diguncang dengan kenaikan harga barang, itu sama sekali tidak akan menggeser
jatah rezeki mereka.
Dalil bahwasanya Allah telah menetapkan rizki hamba-Nya dan sesuai dengan apa yang terbaik baginya
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
{وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرض إِلا عَلَى
الله رِزْقُهَا } [هود: 6]
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya,” (QS. Huud: 6).
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ
لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ
بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“Andaikan Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. As-Syura: 27)
Syaikh As Se’di rahimahullah berkata:
أي: لغفلوا عن طاعة الله، وأقبلوا على التمتع بشهوات الدنيا،
فأوجبت لهم الإكباب على ما تشتهيه نفوسهم، ولو كان معصية وظلما.
“Yakni mereka akan lalai dari
ketaatan kepada Allah, dan memilih syahwat dunia, yang mana itu mewajibkannya
akan tenggelam dalam kesenangan hawa nafsunya, walaupun itu perkara maksiat
maupun kedzaliman
﴿وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ﴾
بحسب ما اقتضاه لطفه وحكمته ﴿إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ﴾
“Akan tetapi Allah turunkan riski
sesuai dengan kehendak-Nya dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat .”
(Tafsir As Se’di)
Terkait dengan hal ini,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan umatnya agar jangan
sampai mereka merasa rezekinya terlambat atau jatah rezekinya serat. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى
يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، اتَّقُوا اللَّهَ
أَيُّهَا النَّاسُ ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ، خُذُوا مَا حَلَّ ، وَدَعُوا
مَا حَرُمَ
“Wahai sekalian manusia,
sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena
itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah,
wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal
dantinggalkan yang haram.” (HR. Baihaqi dalam sunan al-Kubro 9640,
dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati Ad-Dzahabi)
Satu catatan yang penting
dipahami, hadis ini bukan untuk memotivasi agar anda tidak bekerja atau
meninggalkan aktivitas mencari rezeki. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengingatkan demikian, tujuannya agar manusia tidak terlalu ambisius dengan
dunia, sampai harus melanggar yang dilarang syariat. Kemudian ketika terjadi
musibah, manusia tidak sedih yang berlebihan, apalagi harus stres.
Khutbah Kedua
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه
وامتنانه وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا
عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، أللهم صلي عليه وعل أله وأصحابه وإخوانه
Solusi
Menghadapi Kenaikan Harga
Jaga shalat, dan ibadah-ibadah lainnya senantiasa bertakwa
dan taat kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’aala Ar Roziq semahal apapun harga
pangan, Allah menjamin rizki anda,
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman,
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ
عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Perintahkahlah keluargamu
untuk shalat dan bersabarlah dalam menjaga shalat. Aku tidak meminta rizki
darimu, Aku yang akan memberikan rizki kepadamu. Akibat baik untuk orang yang
bertaqwa.” (QS. Thaha: 132)
Syaikh As Se’di rahimahullah berkata:
رزقك علينا قد تكفلنا به، كما تكفلنا بأرزاق الخلائق كلهم، فكيف بمن قام بأمرنا، واشتغل بذكرنا؟! ورزق الله عام للمتقي
وغيره
“Rizeki kalian tanggungan Kami, sudah kami tanggung, sebagaimana Kami memberi rezeki kepada seluruh makhluk, Maka Bagaimana dengan orang yang menegakkan perintah Kami, dan menyibukkan diri dengan beribadah berdzikir kepada Kami (Allah), rezeki Allah yang umum, itu mencakup hamba yang bertakwa dan selainnya juga" (Lihat Tafsir As Se'di)
Mutiara Para As Salaf dengan Kenaikan Harga
Di masa silam, terjadi kenaikan
harga pangan sangat tinggi. Merekapun mengadukan kondisi ini kepada salah
seorang ulama di masa itu. Kita lihat, bagaimana komentar beliau,
والله لا أبالي ولو أصبحت حبة الشعير بدينار! عليَّ أن أعبده
كما أمرني، وعليه أن يرزقني كما وعدني
“Demi Allah, saya tidak peduli
dengan kenaikan harga ini, sekalipun 1 biji gandum seharga 1 dinar! Kewajibanku
adalah beribadah kepada Allah, sebagaimana yang Dia perintahkan kepadaku, dan
Dia akan menanggung rizkiku, sebagaimana yang telah Dia janjikan kepadaku.”
قيل لأبي حازم سلمة بن دينار رحمه الله : « يَا أَبَا حَازِمٍ
أَمَا تَرَى قَدْ غَلَا السِّعْرُ، فَقَالَ: وَمَا يَغُمُّكُمْ مِنْ ذَلِكَ؟ إِنَّ
الَّذِي يَرْزُقُنَا فِي الرُّخْصِ هُوَ الَّذِي يَرْزُقُنَا فِي الْغَلَاءِ »
حلية الأولياء لأبي نعيم (3/239).
“Wahai Abu Hazim, tidakkah engkau tahu bahwa harga barang
semakin mahal?’
Maka beliau menjawab: “Lalu apa yang membuat kalian resah
dengan hal itu? Sesungguhnya Dzat Yang memberi rizki kepada kita di saat harga
murah, Dia juga Yang akan memberi rizki kepada kita di saat harga mahal”
(Hilyatul Auliya, 3/239).
هذا؛ وصلوا وسلموا –رحمكم الله– على الصادق
الأمين؛ كما أمركم بذلك مولاكم رب العالمين، فقال سبحانه: “إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً”.
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على
إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد, اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما
باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد.
ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا
لنكونن من الخاسرين
ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان
ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من
لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا
عذاب النار
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن
تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين. أقيموا
الصلاة…
Oleh Aditya Bahari
Jum’at, 9 September 2022 / 12 Shofar 1444H
Masjid Ibnu Umar, Kemiri, Mojosongo, Boyolali
Posting Komentar untuk "KHUTBAH JUM'AH: NASEHAT KETIKA HARGA NAIK"