Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DOA YANG TAK TERTOLAK






بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له
وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
صلى الله وسلامه عليه وعلى آله وأصحابه أجمعين

اللهم لا علم لنا إلا ما علمتنا
اللهم علمنا ما ينفعنا وزدنا علما


Pembahasan kita hari ini tentang Doa Yang Tak Tertolak

ALLAH MENGABULKAN DOA

Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa dan menjanjikan dengan dikabulkan doanya

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Rabbmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”
( Qs. Ghafir 60 ).

Allah Azza Wa Jalla berfirman : 

إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

Sungguh, Rabbku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.
(QS. Ibrahim 39).

dan Allah Subhaanahu Wa Ta'aala berfirman : 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.
(QS. Al-Baqarah, 186).

Allah berfirman : 

ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ تَضَرُّعٗا وَخُفۡيَةًۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
(Qs. Al-A'raf, 55).

Dan ayat dengan makna seperti ini banyak.
Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa tidak butuh pada hamba-Nya sebagaimana Allah jelaskan di dalam hadits Qudsi 

Wahai para hambaKu! Sesungguhnya kalian tidak akan mampu mencapai tingkat yang dapat membahayakanKu, dan tidak pula akan mampu mencapai tingkat yang dapat memberi manfaat kepadaKu. Wahai para hambaKu! Sesungguhnya jika makhluk pertama hingga makhluk terakhir dari kalian, baik jin maupun manusia, semuanya menjadi satu hati yang paling bertakwa di antara kalian, tidaklah yang demikian itu akan menambahkan kekuasaanKu sedikitpun. Wahai para hambaKu! Sesungguhnya jika makhluk pertama hingga makhluk terakhir dari kalian, baik jin maupun manusia, semuanya menjadi satu hati yang paling jahat di antara kalian, tidaklah yang demikian itu akan mengurangi kekuasaanKu sedikitpun”.(Hadits Qudsi Shahîh Riwayat Imam Muslim).

ALLAH CINTA PADA HAMBA YANG MEMINTA KEPADA-NYA

Akan tetapi Allah mencintai hamba-Nya yang berdoa meminta kepada-Nya

وكلما عظمت عناية العبد بالدعاء، عظم حظه ونصيبه من محبة الله له

"Setiap kali bertambah besar perhatian hamba dengan berdoa kepada Allah, semakin besar pula bagian yang akan dia dapat dari kecintaan Allah terhadapnya". 
Syaikh Abdur Razzaq al-Badr hafidzahullah

Bahkan Rasulullah shallallahu'alaihi bersabda 

ليس شيء أكرم على الله من الدعاء

Tidak ada sesuatu yang lebih mulia disisi Allah dibanding doa 
(dihasankan oleh Albani dalam sunan at Tirmidzi)

Dan Rasulullah shallallahu'alaihi bersabda : 

إِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ

Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah marah padanya (Sunan At Tirmidzi) 

SYARAT & ADAB DOA YANG TAK TERTOLAK

Doa yang tidak tertolak memiliki Syarat dan Adab yang dijelaskan di dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.

Perkara ini sangat penting, selayaknya orang yang berdoa bersungguh-sungguh dalam memperhatikan syarat dan adab berdoa ini agar supaya doanya terkabulkan.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengumpulkan dalam paragraf singkat akan tetapi mengandung banyak kebaikan dan faedah yang agung untuk direnungi di dalam kitab beliau "Al Jawaabul Kaafi Liman sa'ala an Dawaa asy Syaafii" 

Beliau rahimahullah berkata : "Jika doa terkumpul perkara ini (maka beliau menyebutkan beberapa hal) kemudian diakhirnya beliau berkata : "hampir-hampir doanya tidak tertolak"

  1. Hadirnya Hati
Berdoa dengan hadirnya hati, bukan sebatas gerakan lisan namun, gerakan lisan serta hadirnya hati. Datang dalam hadits Rasulullah shallallahu'alaihi bersabda : 

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

Berdoalah kepada Allah sedang kamu yakin dengan terkabulnya doa, dan ketahuilah bahwa Allah tidak menerima doa dari seorang yang lalai hatinya.(Hadits Shahih At-Tirmidzi Dihasankan Albani).

Lalai hatinya, adalah seorang berdoa dengan lisannya namun hatinya jauh dari doa tersebut

Disebutkan bahwa As Salaf terdahulu pernah melihat seorang berdoa sedang ia bermain dengan batu di tangannya maka beliau berkata : 

ألق الحصى وأخلص لله الدعاء

Buang batu dan menghadapkan kepada Allah dengan hatimu dalam berdoa.

2.   Dan mengumpulkannya (hati) dengan sepenuhnya pada apa yang ia pinta.

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah : Dan bertepatan dengan waktu-waktu mustajab doa yang 6. Kemudian beliau sebutkan satu persatu.

Pertama : satu pertiga malam terakhir.
Dan ini merupakan waktu yang paling ditekankan  doa dikabulkan

Rasulullah shallallahu'alaihi bersabda : 

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

”Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ’Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku penuhi. Dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 1808).

Kedua : Saat Adzan 
Saat Adzan maksudnya setelah adzan langsung. Dan ini waktu yang mulia dalam seorang berdoa

Dalilnya hadits Abdullah bin Amr radhiyAllahu'anhu di dalam Sunan Abi Dawud bahwa ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam : "Wahai Rasulullah sesungguhnya para Mu'adzin telah mendahului kami (amal kebaikan)

Maka Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda : 

إذا سمعت المؤذن فقل مثل ما يقول، فإذا انتهيت سل تعطه

Jika kamu mendengar mu'adzin, ucapkanlah seperti apa yang mu'adzin ucapkan jika telah selesai mintalah (berdoalah) maka kau akan diberi 

Ketiga : Antara Adzan dan iqomah 
Datang dalam hadits Rasulullah shallallahu'alaihi bersabda : 

الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة

“Doa tidak tertolak adalah ketika antara adzan dan iqamah” (H.R. At-Tirmidzi, hadits hasan shahih).

Keempat : Adbaar Sholawat Almaktubah (Akhir shalat) yaitu sebelum salam
Ini juga merupakan waktu yang mulia. Kau berdiri (sholat) dalam keadaan suci, menghadap kiblat, kau mengagungkan Allah, kau Rukuk Sujud pasrah dan menghinakan diri kepada Rabbmu

Setelah seluruh amal yang luar biasa mulia ini kau bersholawat terhadap Nabi shalallahu alaihi wa sallam maka kau ada pada waktu yang doa itu sangat mustajab pada saat itu 

Kelima : Saat imam Jumat naik mimbar sampai sholat dan waktu akhir di hari Jumat

Rasulullah shallallahu'alaihi bersabda : 

وعَن أبي هريرة  أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ ذَكَرَ يَوْمَ الجُمُعَةِ، فَقَالَ: فِيه سَاعَةٌ لا يُوَافِقها عَبْدٌ مُسلِمٌ، وَهُو قَائِمٌ يُصَلِّي يسأَلُ اللَّه شَيْئًا، إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاه وَأَشَارَ بِيدِهِ يُقَلِّلُهَا، متفقٌ عليه.

Pada Hari Jumat ada satu waktu tidaklah seorang hamba muslim berdoa meminta sesuatu pada waktu tersebut kecuali akan dikabulkan baginya, beliau mengisyaratkan dengan tangannya (Muttafaqun Alaih).


Para Ulama dalam hal ini ada dua pendapat yang paling kuat 

  1. Saat Imam naik keatas mimbar sampai sholat selesai

هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ

Waktunya adalah antara duduknya imam sampai selesai waktu sholat (HR Muslim dalam Shahihnya dari Abu Burdah bin Abi Musa Al Asy'ari)

Yang benarnya haditsnya mauquf (pada Abu Musa Al-Asyari).

2.      Setelah Ashar sampai terbenamnya matahari

وَهِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ

Waktunya adalah setelah Ashar.
Dan Ibnul Qoyyim rahimahullah menguatkan pendapat ini dalam Zaadul Ma'aad.

Syaikh Abdur Razzaq berkata : pada hal ini perlu diperhatikan untuk mengaminkan doa khatib dan perhatian dengannya dan ia bersungguh-sungguh dalam doa dalam sholat yaitu saat sujud atau sebelum salam karena haditsnya menjelaskan sampai sholat selesai.

Dahulu para As Salaf ketika setelah selesai sholat maka menetap di musholla sampai Maghrib mencari waktu yang mustajab ini dan tidak sibuk dengan yang lain sehingga tidak terlewatkan kesempatan yang berharga yang diharapkan diijabahnya doa.

Berkata Ibnul Qoyyim setelahnya : Lalu ia bertepatan dengan khusyu' pada Hatinya Tadhoru' penuh kehinaan 

Didalam QS Al Anbiya kisah-kisah para Nabi ditutup dengan firman Allah Ta'aala : 

إِنَّهُمۡ كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ

Sungguh, mereka (para Nabi)  selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.
(Qs. Al-Anbiya', 90).

Tadhoru' : Al Ilhaah (mengeluh merengek) dan mengulang-ulang doa) 

Rasulullah shallallahu'alaihi bersabda : 

يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ

“Doa salah seorang di antara kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa.”

Para sahabat bertanya, “Apa maksud tergesa-gesa itu, wahai Rasulullah?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَعَوْتُ و دَعَوْتُ و دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي

“Yaitu ketika seseorang berkata, “Aku berdoa, aku berdoa, aku berdoa, namun belum juga dikabulkan.” (HR. Bukhari no. 6340 dan Muslim no. 2735).

Maka diantara adab berdoa adalah At Tadhoru' (mengulang-ulang doa dengan tunduk dan perendahan diri) 

Lihatlah di akhir Surat Ali Imran Allah sebutkan doa Ulil Albab disebutkan Rabbana, Rabbana, Rabbanaa kurang lebih tujuh kali maka diakhirnya firman Allah 

فاستجاب لهم ربهم

Maka Rabb mereka mengabulkan doa mereka 

جدوا بالدعاء فإنه من يكثر قرع الباب يوشك أن يفتح له
مصنف ابن أبي شيبة 6/2

Bersungguh-sungguh lah dalam berdoa seorang yang selalu mengetuk pintu hampir-hampir pintu itu terbuka baginya 

(Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 2/6). Ucapan Fudhail bin Iyyadh rahimahullah.

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah lalu seorang yang berdoa ia menghadap kiblat saat berdoa. Dan ini Adab dan bukan Syarat. Lalu seorang yang berdoa dalam keadaan bersuci. Ini juga merupakan sebab-sebab terkabulnya doa 

Rasulullah shallallahu'alaihi bersabda: 

إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي من عبده إِذَا رَفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Pemalu dan Maha Pemurah. Allah Ta’ala malu kepada hamba-Nya yang mengangkat dua tangannya kepada-Nya, namun kembali dalam keadaan kosong (yaitu, tidak dikabulkan).” (HR. Tirmidzi no. 3556, Abu Dawud no. 1488, Ibnu Majah no. 3865)

Mengangkat tangan baik itu dihadapkan keatas


atau ke wajah maka ini bentuk kerendahan hati dan rasa butuh kepada Allah.



Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah : kemudian ia memulai dengan memuji Allah dan bersholawat kepada Rasulullah shallallahu'alaihi

Datang sebuah hadits bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam mendengar seorang yang berdoa dan tidak mengagungkan Allah juga tidak bershalawat kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. 

Maka Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mengatakan : ia terlalu terburu-buru. Lalu dipanggilkan orang tersebut, maka Nabi berkata padanya juga pada para sahabat yang lainnya 

إذا صلى أحدكم فليبدأ بتمجيد ربه جل وعز والثناء عليه ، ثم يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم ، ثم يدعو بعد بما شاء ". والحديث صححه الألباني في صحيح أبي داود (1314).

Jika salah seorang diantara kalian berdoa hendaknya ia memulainya dengan mengagungkan Allah dan menyanjung-Nya, kemudian ia bershalawat kepada nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, baru setelah itu ia berdoa dengan apa yang dia mau. (Hadits dishahihkan Albani dalam Shahih Abi Dawud / 1314).

Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah : sebelum memulai berdoa ia bertaubat dan beristighfar 

Sebagaimana As Salaf berkata : 

كيف ترجوا الإجابة وقد سددت طرقها بالمعاصي

"Bagaimana kau berharap dikabulkan doa sedangkan kau jadikan penghalang doamu dengan terkabulnya dengan maksiat".

Rasulullah shallallahu'alaihi bersabda : 

seseorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut (acak-acakan) dan berdebu, dia menengadahkan kedua tangannya ke atas (sambil mengatakan), “Ya Rabb, Ya Rabb”, namun makanannya berasal dari yang haram, pakaiannya berasal dari yang haram, dan tumbuh dari yang haram. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Bagaimana mungkin doanya tersebut dikabulkan?” (HR. Muslim no. 1015).

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah 

Lalu seorang yang berdoa berdoa dengan lemah lembut dan menggabungkan antara raghbah war rahbah . Raghbah adalah berharap apa yang ada disisi Allah dari berbagai nikmat dan karunia-Nya. Rahbah adalah rasa takut.

Perhatikan dalam hal ini ada perkara menakjubkan Nabi Ibrahim Al Khaliil membangun Baitullah atas perintah Allah 

Allah berfirman : 

وَإِذۡ يَرۡفَعُ إِبۡرَٰهِـۧمُ ٱلۡقَوَاعِدَ مِنَ ٱلۡبَيۡتِ وَإِسۡمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.(Qs. Al-Baqarah 127).

Ibnu Katsir menukil dalam tafsirnya dari ulama as salaf Wuhaib bin Ward dan beliau membaca ayat ini beliau menangis dan berkata : 

خليل الرحمن ، يبني بيت الرحمن بأمر الرحمن ويخاف أن لا يقبل؟

Khalilur Rahmaan, membangun Baitur Rahman atas perintah Allah Ar Rahman dalam keadaan itu khawatir tidak diterima?.

Allah menyebutkan diantara sifat hamba Allah yang beriman yang sempurna imannya 

وَٱلَّذِينَ يُؤۡتُونَ مَآ ءَاتَواْ وَّقُلُوبُهُمۡ وَجِلَةٌ أَنَّهُمۡ إِلَىٰ رَبِّهِمۡ رَٰجِعُونَ

dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabbnya
(Qs. Al-Mu'minun 60).

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah dan ia bertawasul dengan Nama-nama Allah yang Maha Baik 

وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ وَذَرُواْ ٱلَّذِينَ يُلۡحِدُونَ فِيٓ أَسۡمَٰٓئِهِۦۚ سَيُجۡزَوۡنَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Dan Allah memiliki Asma'ul-Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-Husna itu 
(Qs. Al-A'raf, 180).

قُلِ ٱدۡعُواْ ٱللَّهَ أَوِ ٱدۡعُواْ ٱلرَّحۡمَٰنَۖ أَيّٗا مَّا تَدۡعُواْ فَلَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ

Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Raḥmān. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmā’ul Ḥusnā) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.
(Qs. Al-Isra', Ayat 110).

Dan juga Tawassul dengan Tauhid dan ini banyak disebutkan dalam Al-Quran 

Lalu ia mulai sebelum berdoa untuk bersedekah. 

“Sesungguhnya sedekah secara rahasia bisa meredam murka Rabb [Allah] tabaroka wa ta’ala.” (HR. ath-Thabrani dalam al-Kabir, lihat Shahih at-Targhib).

عَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- جَالِسًا وَرَجُلٌ يُصَلِّى ثُمَّ دَعَا اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ.

فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِى إِذَا دُعِىَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى »

Dari Anas, ia pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dalam keadaan duduk lantas ada seseorang yang shalat, kemudian ia berdo’a,:

“Allahumma inni as-aluka bi-anna lakal hamda, laa ilaha illa anta al-mannaan badii’us samaawaati wal ardh, yaa dzal jalali wal ikram, yaa hayyu yaa qayyum

[artinya: Ya Allah, aku meminta pada-Mu karena segala puji hanya untuk-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Banyak Memberi Karunia, Yang Menciptakan langit dan bumi, Wahai Allah yang Maha Mulia dan Penuh Kemuliaan, Ya Hayyu Ya Qayyum –Yang Maha Hidup dan Tidak Bergantung pada Makhluk-Nya-].”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh ia telah berdo’a pada Allah dengan nama yang agung di mana siapa yang berdo’a dengan nama tersebut, maka akan diijabahi. Dan jika diminta dengan nama tersebut, maka Allah akan beri.” (HR. Abu Daud no. 1495 dan An-Nasa’i no. 1301. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).



Alih Bahasa : Aditya Bahari
Artikel : Pejalansunnah

Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Post a Comment for "DOA YANG TAK TERTOLAK"