KEDEKATAN YANG SALAH
PEJALANSUNNAH |
Sumber segala kelemahan adalah saat Aku berada di dekatmu,
sumber segala masalah adalah saat aku berada di dekatmu, sumber segala
kesedihan adalah saat aku berada didekatmu.
Itu adalah ucapan seorang pemuda yang sedang sakit karna
cinta semu. Saat seorang mendekat pada seseorang entah itu makhluq
bernyawa seperti manusia atau benda mati lainnya, tentu kita penasaran, apa
tujuan dan maksud dari kedekatan itu
Ketika kita tahu jawabannya ternyata tak jauh dari kata
manfaat, seorang dekat dengan orang yang dia cintai untuk memperoleh
kecintaan,perhatian, dan kebahagiaan hati. Namun ada kedekatan yang tak boleh dilakukan seorang muslim,
perkara yang sangat berbahaya bagi dirinya, keluarganya dan agamanya
Kedekatan yang dimaksud adalah, kedekatan kepada sesuatu
untuk dijadikan wasilah ( perantara ) antara dirinya dengan Allah Subhaanahu
Wa Ta'aala
Syaikh Muhammad bin abdul wahhab rahimahullohu ta'aala mengatakan di dalam risalah beliau 4 Kaidah dalam
memahami kesyirikan beliau rahimahulloh mengatakan
dalam kaedah kedua : (ucapan kaum musyrikin)
أنهم يقولون
: ما دعوناهم وتوجهنا إليهم إلا لطلب القربة والشفاعة
Mereka mengatakan : "tidaklah kami berdoa
kepada mereka dan tidaklah kami hadapkan wajah kami kepada mereka kecuali untuk
mencari kedekatan dan pertolongan."
Jadi kaum musyrikin mengira bahwa berdoa kepada orang sholih
(yang sudah meninggal) diantara mereka adalah suatu ibadah dan suatu qurbah (kedekatan)
yang akan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aala
مَا
نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ
Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka (orang
sholih) mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya".
( Qs Az Zumar 3 )
Apakah kedekatan semacam ini dibenarkan?
Syaikh Muhammad
bin shalih al-Utsaimin rahimahulloh dalam qoulul mufid memberi
permisalan yang indah tentang kedekatan antara seorang Raja dengan bawahannya,
dan kedekatan Allah Azza Wa Jalla dengan makhluq-Nya, beliau
berkata : "Raja-raja dunia butuh pada perantara-perantara entah karena
terbatasnya ilmu mereka, atau kurangnya kemampuan, atau terbatasnya kekuasaan
mereka sehingga membutuhkan pembantu yang melakukan tugas mereka tanpa izin.
Adapun Allah Subhaanahu Wa Ta'aala sempurna keilmuan-Nya,
sempurna kekuasaan-Nya, maka Allah tidak butuh pada perantara-perantara kecuali
atas izin-Nya. Maka jelas Allah lebih dekat pada hamba-Nya dibanding Raja
dengan bawahannya. Mereka berkata :"Kita mencari kedekatan kepada
orang-orang sholih, yang semasa hidupnya dikenal dengan ketaatannya,
kesholihannya, tidak seperti orang musyrik di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, yang meminta kepada Berhala, pohon, batu, adapun mereka ini dahulu
adalah orang sholih semasa hidupnya.
Syaikh Shalih al Fauzan hafidzahullohu Ta'aala mengatakan di dalam Syarah nawaqidhul Islam jawaban
yang membantah anggapan orang-orang jahil ini :"Kesyirikan itu
beribadah kepada selain Allah apapun bentuk ibadah itu dan siapa itu,
orang-orang musyrik dahulu kesyirikan mereka tidak terbatas pada menyembah
patung, bahkan bermacam-macam."
Kedekatan semacam ini tidak dibenarkan dalam Islam, bisa
menjatuhkan seorang muslim pada kesyirikan dan ini sangat berbahaya. Bahkan kita ketemukan sebagian kaum muslimin rela
menyembelih sesembelihan untuk selain Allah Azza Wa Jalla, ini merupakan
kekufuran
قُلۡ إِنَّ
صَلَاتِی وَنُسُكِی وَمَحۡیَایَ وَمَمَاتِی لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Katakanlah :"Sesungguhnya sholatku, sesembelihanku, hidup
dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam"
[QS. Al-An'am 162]
Bisakah terbayang, seorang yang telah tertimbun tanah, yang
tak mampu memberikan manfaat untuk dirinya sendiri, bagaimana memberi manfaat
ke orang lain? Lalu kedekatan yang seperti apa yang dibenarkan dalam
syariat?
Semoga Allah memberkahi kita semua, Agama Islam ini telah sempurna dan Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam telah mengabarkan dan mengajarkan seluruh apa yang Allah
perintahkan untuk disampaikan kepada ummatnya, tinggal bagaimana kita?
Apakah sudah benar-benar jujur kita dalam menempuh dan mengikuti jalan Rasulullah?
Apakah sudah benar-benar jujur kita dalam menempuh dan mengikuti jalan Rasulullah?
ما بَقِيَ
شيءٌ يُقَرِّبُ من الجنَّةِ ويباعدُ من النّارِ إلا وقد بُيِّنَ لكم السلسلة
الصحيحة١٨٠٣
"Tidak tersisa apapun yang mendekatkan ke syurga
menjauhkan dari neraka kecuali telah dijelaskan kepada kalian"
(as silsulah as shahihah 1803)
(as silsulah as shahihah 1803)
Lalu wasilah apa yang bisa mendekatkan kita kepada Allah
Subhaanahu Wa Ta'aala ?
Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahulloh menerangkan
الوسيلة في
كتاب الله الطاعة والعبادة وهي ما يوصل إلى الله عز وجل بطاعته وفعل أوامره وترك
نواهيه، وليس الوسيلة أنك تجعل بينك وبين الله واسطة...
"Perantara dalam Al-Quran adalah dengan menjalankan
ketaatan dan ibadah, apa yang mengantarkan kepada Allah Azza Wa Jalla dengan
ketaatan kepada-Nya, mengerjakan perintah-Nya, meninggalkan
larangan-larangan-Nya, dan bukanlah perantara itu kau menjadikan antara dirimu
dengan Allah perantara...
Allah Subhaanahu Wa Ta'aala berfirman :
....یَـٰۤأَیُّهَا
ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبۡتَغُوۤا۟ إِلَیۡهِ ٱلۡوَسِیلَة
"Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian
kepada Allah dan carilah wasilah kepada Allah...[QS. Al-Ma'idah 35]
أي القربى
إلى الله والطاعة، أما من فسر الوسيلة باتخاذ الوسائط فهذا تفسير باطل ومحدث ولم
يقل به أحد من أئمة التفسير
Maksudnya mendekatkan diri kepada Allah dengan (melakukan)
ketaatan, adapun yang menafsirkan wasilah dengan menjadikan perantara-perantara
(untuk disembah,berdoa dll) maka ini tafsir yang bathil dan diada-adakan, tidak
pernah diucapkan oleh para imam tafsir
Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Jarak paling dekat seorang hamba dengan Rabbnya adalah
saat dia sujud... (HR. Muslim)
وَمَا
يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّه
"Dan tidaklah senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri
kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah sampai Aku mencintainya...
(HR. Al-Bukhari)
(HR. Al-Bukhari)
Salah satu kedekatan yang bisa dilakukan adalah kedekatan
kita kepada sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan
mengikuti dan mencontoh beliau 'alaihis sholatu was salaam, dengannya Allah
akan cinta kepada kita dan mengampuni dosa-dosa kita
Allah Subhaanahu Wa Ta'aala berfirman :
قُلۡ إِن
كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِی یُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَیَغۡفِرۡ
لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورࣱ رَّحِیمࣱ
"Katakanlah (Muhammad) jika kalian mencintai Allah maka
ikutilah aku (muhammad) Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian,
dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"[QS. Ali 'Imran 31]
Semoga kedekatan yang kita cari mengantarkan kita kepada
kedekatan yang benar, tidak membawa kesengsaraan dan penyesalan dihari kemudian
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله
وصحبه وسلم
=====================================================================
Referensi :
Al Qoulul al Mufid ala kitabit Tauhid daar ibnul jauziiy
Duruus fi syarhi nawaqidil Islaam maktabah ar rusyd
Muslim.or.id
Penulis : Aditya Bahari
Artikel : Pejalansunnah
Posting Komentar untuk "KEDEKATAN YANG SALAH"