Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KAU SALAH MENILAI

Bunga pejalansunnah
pejalan_sunnah
ALLAH MEMBAGI AKHLAK SEBAGAIMANA MEMBAGI RISKI


ﺇﻥَّ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻗَﺴَﻢَ ﺑﻴﻨﻜﻢ ﺃﺧﻼﻗﻜﻢ، ﻛﻤﺎ ﻗﺴﻢ ﺑﻴﻨﻜﻢ ﺃﺭﺯﺍﻗﻜﻢ

“Sesungguhnya Allah Ta’ala membagi akhlak (yang terpuji) kepada kalian, sebagaimana Allah membagi rezeki kepada kalian ” (H.R Bukhari dalam Adabul Mufrad ). 

Allah membagi Akhlaq manusia layaknya membagi rizqi,kadang kau temui orang terlihat baik disisi penampilan, tapi sangat buruk di sisi adab dan kelakuan, tapi kau juga akan dikagetkan ada orang mulia akhlaqnya, tapi rendah martabatnya disisi manusia, itulah kenapa Allah tak memandang pada rupa, ataupun harta, tapi pada amal dan akhlaq kita.


ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻻَ ﻳَﻨْﻈُﺮُ ﺇِﻟَﻰ ﺻُﻮَﺭِﻛُﻢْ ﻭَ ﺃَﻣْﻮَﺍﻟِﻜُﻢْ ﻭَ ﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻨْﻈُﺮُ ﺇِﻟَﻰ ﻗُﻠُﻮْﺑِﻜُﻢْ ﻭَ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻜُﻢْ


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.[HR. Muslimdan selainnya].

Lemah, tak membuat seorang berputus asa, kuat tak membuat orang dikdaya.ditengah hiruk pikuk ibu kota, kutemukan pelajaran berharga, makna sebuah kehidupan, maknasebuah pelajaran, dan makna sebuah rasa syukur.Allah tak akan menelantarkan Hamba-Nya begitu saja, tapi Allah menguji dengan nikmat-Nya, karna sejatinya nikmat adalah ujian.


Kutulis tulisanku ini seakan tak percaya, mungkin kalian pernah punya kejadian yang sama, Ibukota menjadi sebuah kota tempat menggantungkan cita-cita, berharap akan terwujud nyata, maka terkadang segala jerih payah dilakukan, dan tak jarang bermain curang.ini sungguh aneh, kejadian ini belum lama terjadi, saat mahasiswa mahasiswi bergembira karna liburan telah tiba, terlebih beasiswa tunjangan uang bulanan dari kampus telah di berikan.

Aku berencana mengajak salah seorang temanku yang banyak membantuku dalam pelajaran semester ini semoga Allah beri dia balasan yang baik, ujian tinggal sehari, hari ahad kuajak dia makan bakso mie ayam, dekat kostku, dia menanggapi dengan setuju. Aku jemput dia dengan motor kesayanganku, yang tak malu melawan para pesaing baru, tetap setia menemaniku, membelah keramaian ibukota.aku tak kepikiran bahwa bensin motorku tinggal dikit, nyampe lah pikirku, tapi apa daya mesin mati ditengah perjalanan, jalanan waktu itu turunan aku bilang ke temenku :"ayo naik aja turunan ini, siapa tahu dibawah ada jual bensin."

Ternyata tak ada, kemudian aku menyeberang untuk putar balik arah, karna kita tadi lewat pom bensin.setelah aku cek, memang benar aku kehabisan bensin.
tiba-tiba sosok bapak ditengah teriknya mentari di siang hari, menghampiri dan berkata :"bensinnya habis ya mas? hehe iya pak jawabku. kulihat, keringat peluh disekujur badan, nampak dikaos usang yang dia pakai.dia membawa gerobak berisi barang-barang bekas mungkin loak untuk dijual lagi.
pas dia taruh tuh gerobang aku tak sadar ada anak kecil muncul dari belakang gerobak, mungkin umurnya masih 5 atau enam tahun,

Bapak tadi bilang :"mas saya ada bensin, (tak menunggu persetujuanku langsung diambilnya sebuah botol dan menuangkannya ke jok motor untuk diisi bensin).lalu aku bilang :"berapa pak? Subhaanallah dengan senyum tuluuuus banget,  dia bilang : "udah mas, engga usah.disitu aku dan temanku heran,kita beli di pom bensin saja bayar dan harus mengantri, ini saat kondisi darurat,harusnya dia bisa manfaatkan ini dan meminta lebih, bukankah begitu?  Kau salah menilai,bapak itu tidak seperti itu,setelah selesai dia meninggalkanku dan beranjak pergi "ayo nak!

Loh pak jangan begitu, kita di pomp aja bayar pak, masak bapak gak mau dibayar?
"udah mas" gak papa ujar bapak itu,

aku melamun sebelum temanku mengagetkanku, dit!  kasih lah. oh iya kataku.
waktu ku keluarkan uang yang mungkin sedikit rasa terima kasih juga pada mereka, mereka tak mau. aku berlari mengejar anaknya dek bentar dek" aku beri uang yang tak seberapa dibanding perlakuan baik mereka padaku, si anak tak kalah mengagetkanku, dia berlari waktu aku kejar,

Aku masih tak percaya, banyak pemuda yang kuat tangguh tapi dilampu merah menengadahkan tangannya, tapi si kecil ini tak dididik untuk meminta-minta, dia masih berkata pada bapaknya Pak mau dikasih pak?" jelas aku mendengar ucapan itu keluar dari lisannya.

Dan akhirnya dengan sedikit memaksa aku beri, dan akupun berterima kasih.diperjalanan aku dan temanku sempat ngobrol hal yang tak terduga tadi, seraya menunggu mie baso dan es teh manis suegerrr di siang hari, dan kita lanjut mengobrol tentang ujian esok hari, dan mampir ke toko buku untuk membeli buku saya senang dia pun senang,

Alhamdulillah ini sedikit ceritaku kala itu semoga bermanfaat.

وصلى الله على نبينا محمد و على آله وصحبه أجمعين


=======================================================================
Penulis : Aditya Bahari

Artikel : pejalansunnah
Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Posting Komentar untuk "KAU SALAH MENILAI"