Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sholatlah Seakan Ini Sholatmu Yang Terakhir

“Seorang laki-laki menemui Nabi lalu berkata: “Ya RasulAllah. Berilah aku nasehat yang ringkas.”

Maka beliau   bersabda:

إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ

“Jika engkau shalat maka shalatlah seperti shalatnya orang yang hendak berpisah”[1]

Nasehat beliau ini memberi kita faedah, kalau kita ingin khusyu’ dalam sholat salah satu diantara caranya adalah dengan menjadikan setiap kita sholat, seakan itu adalah sholat terakhir kita di dunia.

Sholat Muwaddi’ (Sholat Orang yang hendak berpamitan)

Seorang yang berpamitan maka dia akan lebih perhatian pada shalatnya dibandingkan yang lainnya

contohnya:

“Ketika kamu keluar dari rumah meninggalkan anak istri selama satu jam kemudian nanti kembali lagi kerumah, apakah sama dengan seorang ayah yang meninggalkan anak istrinya tugas kerja selama 3 bulan?”

Sebagian Ulama mengatakan, kenapa Nabi menjadikan contohnya adalah perpisahan, untuk menumbuhkan rasa khusyu’ saat beribadah sholat karena sholat adalah ibadah yang sering kita lakukan

Sebagaimana kaedah:

كثرة المساس تميت الإحساس

”Seringnya interaksi (bersinggungan) akan mematikan sensitifitas.”

Oleh karena itu Nabi mengajarkan kita tetap menghadirkan hati saat sholat, agar sholat kita tidak sebatas rutinitas harian, akan tetapi benar-benar hadir hati kita saat shalat, serta khusyu’ kepada Allah ketika sholat.

Kalau seorang tidak menghadirkan sholat perpisahan ini dia akan sering menunda-nunda kebaikan, ketika diajak shalat tarawih, dia berkata: “Santai masih ada tarawih lagi besuk, dan seterusnya…”

Maka Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma beliau memberi nasehat:

إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء،  وخذ من صحتك لمرضك، ومن حياتك لموتك. رواه البخاري

 

“Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi (untuk beramal kebaikan) dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore (untuk bisa beramal), Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.[2]

Disini kita bisa qiyaskan (analogikan), jika sudah datang Ramadhan, jangan tunggu ramadhan berikutnya.

Katakanlah:

يا نفس قد لا تدركين غير هذا رمضان

“Wahai diri, bisa jadi kamu tidak menjumpai kecuali Ramadhan ini” (tidak ada Ramadhan lagi setelah itu)

Semoga Allah memberikan kita istiqamah dalam ibadah sampai ajal menjemput kita


[1] HR Ahmad no 23498 dan Ibnu Majah No 4171, dan dishahihkan oleh Al-Albani di As-Shahihah no 401

[2] (HR. Bukhori)

Aditya Bahari
Aditya Bahari Alumni LIPIA Jakarta, Pengasuh Pejalansunnah, Staf Pengajar di PP Darut Taqwa Boyolali

Post a Comment for "Sholatlah Seakan Ini Sholatmu Yang Terakhir"