BAHAYA DUSTA
BAHAYA DUSTA
Pertama: Dusta adalah sifat orang
Kafir, Munafik
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا
عَلَى اللَّهِ وُجُوهُهُمْ مُسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى
لِلْمُتَكَبِّرِينَ
Dan pada hari kiamat kamu akan melihat
orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah
dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri? (Qs Az
Zumar: 60)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا
وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ. رواه البخاري ومسلم
Tanda-tanda orang munafik ada tiga :
Apabila berbicara, ia dusta; apabila berjanji, ia mengingkari; dan apabila
diberi amanat, ia berkhianat. [HR. Bukhari dan Muslim]
Allah berfirman tentang orang munafiq:
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ
مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Dalam hati mereka (munafik) ada
penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan mereka berdusta. (Qs Al Baqarah: 10)
Kedua : Datang dalam Al-Quran dalam
bentuk celaan
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
وَمِنْهُمْ مَنْ عَاهَدَ اللَّهَ لَئِنْ آتَانَا
مِنْ فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِينَ
Dan diantara mereka ada orang yang
telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan
sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah
kami termasuk orang-orang yang saleh.
فَلَمَّا آتَاهُمْ مِنْ فَضْلِهِ بَخِلُوا بِهِ
وَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ
Maka setelah Allah memberikan kepada
mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan
berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi
(kebenaran). (Qs At Taubah: 75-76)
Ketiga: Dusta dasar dari banyaknya
keburukan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى
الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ
يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
Dan jauhilah oleh kalian berbuat
dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan
mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan
memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’”
(HR. Bukhari Muslim)
Mendapatkan laknat
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ
Kita minta supaya laknat Allah
ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (Qs Ali Imran: 61)
Sebab Adzab Kubur
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam :
رَأَيْتُ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي، قَالاَ: اَلَّذِى رَأَيْتَهُ
يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ، يَكْذِبُ بِالْكَذْبَةِ تُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى
تَبْلُغُ الآفَاقَ، فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. رواه البخاري
Aku melihat dua orang (Malaikat),
keduanya berkata: “Orang yang engkau lihat disobek mulutnya hingga telinga,
adalah seorang pendusta. Ia berdusta dengan kedustaan, dibawanya kedustaan itu
berkeliling atas nama dirinya hingga mencapai ufuk, maka dibuatlah ia sebagai
pendusta sampai hari kiamat”.
[HR. Bukhâri]
Sebab Masuk Neraka
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ
سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Allah telah mengunci-mati hati dan
pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang
amat berat. (Qs Al Baqarah: 7)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى
الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ
Dan jauhilah oleh kalian berbuat
dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan
mengantarkan seseorang ke Neraka. (HR. Bukhari Muslim)
Kedustaan merupakan sebab (kegelisahan)
dari Al Hasan bin ‘Ali, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ
طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
“Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta
(menipu) akan menggelisahkan jiwa.” (HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200.
At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Menghalangi hidayah
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ
كَذَّابٌ
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang
yang melampaui batas lagi pendusta. (Qs Al Mukmin: 28)
Dihilangkan Keberkahan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
الْبَيِّعانِ بالخِيارِ ما لَمْ يَتَفَرَّقا، فإنْ صَدَقا
وبَيَّنا بُورِكَ لهما في بَيْعِهِما، وإنْ كَذَبا وكَتَما مُحِقَ بَرَكَةُ
بَيْعِهِما.
Dua orang yang melakukan jual
beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual
beli) selama keduanya belum berpisah, atau beliau bersabda: hingga keduanya
berpisah. Apabila keduanya jujur dan menampakkan dagangannya, maka keduanya
diberkahi dalam jual belinya, namun apabila keduanya menyembunyikan dan
berdusta, maka akan dihapus keberkahan jual beli keduanya. (HR. Bukhari
Muslim)
Semoga Allah menjauhkan kita
semua dari bahaya dusta
Wallohu A’lam
Posting Komentar untuk "BAHAYA DUSTA"